Pemudik sudah mulai memasuki Palembang, Sumatera Selatan. Dugaan ini muncul karena terjadi lonjakan lalu lintas baik di jalan tol maupun bandara. Setiap pihak mesti bersiap akan gelombang pemudik.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Pemudik sudah mulai memasuki Palembang, Sumatera Selatan. Lonjakan lalu lintas sudah terlihat baik di jalan tol dan bandara. Setiap pihak mesti bersiap akan gelombang pemudik yang diprediksi mencapai puncaknya minggu depan.
Sabdo Hari Mukti, Manager Operasional Waskita Sriwijaya Tol, pengelola ruas Tol Palembang-Kayu Agung, Jumat (14/4/2023), mengatakan, gelombang pemudik sudah mulai terasa di ruas tol sepanjang 42,5 kilometer itu. ”Hari ini pergerakan kendaraan di Tol Palembang-Kayu Agung naik menjadi 9.000 kendaraan dari jumlah normal sekitar 8.000 kendaraan,” ucapnya.
Kenaikan itu diduga disebabkan arus dari pemudik. Melihat lonjakan itu, ujar Sabdo, perbaikan jalan tol pun terus dikebut. Saat ini sudah diperbaiki 52 lokasi jalan rusak. ”Kami menyadari kemantapan jalan belum 100 persen sehingga perbaikan akan terus dikebut sampai H-7 Lebaran,” ujar Sabdo.
Perbaikan jalan di ruas tol tersebut terkendala beberapa hal, seperti terus melintasnya truk kelebihan dimensi dan muatan serta kontur tanah ruas tol yang hampir semuanya adalah rawa. ”Meskipun demikian, kami akan berusaha maksimal agar jalan tol nyaman untuk dilewati,” ujar Sabdo.
Selain memperbaiki jalan tol, kapasitas gerbang tol pun sudah mulai ditambah. Dari yang awalnya dua gardu masuk dan dua gardu keluar kini menjadi tiga gardu masuk dan empat gardu keluar. Penambahan tersebut diharapkan dapat mengurangi antrean panjang di gerbang tol.
Sabdo menuturkan, pada arus mudik Lebaran kali ini, rata-rata jumlah kendaraan yang melintas di ruas tol ini 14.455 kendaraan per hari. Adapun masa puncak akan terjadi pada 20 April 2023 dengan jumlah kendaraan mencapai 19.015 kendaraan per hari. Sementara puncak arus balik diprediksi terjadi pada 1 Mei 2023 dengan jumlah kendaraan mencapai 23.000 kendaraan.
Executive General Manager Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang R Iwan Winaya Mahda mengatakan, kedatangan pemudik juga sudah terpantau di Bandara SMB II Palembang walau belum signifikan. Pada hari normal, jumlah penumpang yang datang atau pergi melalui bandara sekitar 6.000 orang per hari. Kini sudah terdata sekitar 7.000 orang menggunakan bandara ini.
Peningkatan penumpang itu juga disebabkan adanya pemudik yang datang lebih awal. Situasi ini juga didukung dengan penambahan empat frekuensi penerbangan rute Jakarta-Palembang dan Palembang-Batam.
Di masa puncak arus mudik yang diperkirakan terjadi pada 19 April, jumlah penumpang diprediksi melonjak hingga 11.000 penumpang per hari dengan jumlah pergerakan pesawat mencapai 65 kali per hari.
Untuk mengantisipasi lonjakan pada arus mudik hingga arus balik nanti, fasilitas penunjang sudah disiapkan secara maksimal termasuk ketersediaan sumber daya manusia yang akan disiagakan 750 personel dari sejumlah instansi terkait.
Kami menyadari kemantapan jalan belum 100 persen sehingga perbaikan akan terus dikebut sampai H-7 Lebaran.
Kepala Biro Operasi Polda Sumsel Komisaris Besar Kamaruddin mengatakan, persiapan terus dilakukan untuk menangani lonjakan pemudik pada angkutan mudik Lebaran tahun ini. ”Semua instansi terkait sudah melakukan berbagai program kerja untuk mengantisipasi pemudik yang masuk ke Sumsel,” ungkapnya.
Beberapa titik rawan kecelakaan dan kemacetan sudah dipetakan. Misalnya, mengantisipasi adanya pasar tumpah atau risiko kecelakaan akibat adanya jalan rusak di jalur tol ataupun jalan arteri. Sejumlah rute alternatif juga sudah disiapkan ketika ada kemacetan di ruas tertentu.
Pos pengamanan, pos pelayanan, dan pos terpadu juga akan dibangun untuk memberikan kenyamanan bagi para pemudik.Persiapan secara optimal perlu dilakukan mengingat operasi ini merupakan operasi terbesar yang selalu rutin dilakukan setiap tahun.
Karena itu, lanjut Kamaruddin, sinergi sangat diperlukan agar mudik Lebaran tahun ini bisa tertangani secara optimal. Pasalnya, pemudik yang datang ke Sumsel akan lebih banyak dibanding tiga tahun lalu setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat dihapus.