Kondisi Sejumlah Ruas Jalan Nasional di Sumsel Belum Ideal Jelang Mudik Lebaran
Perbaikan sejumlah ruas jalan nasional belum optimal. Proses perbaikan terbentur sejumlah kendala, antara lain keterbatasan anggaran serta masih melintasnya truk yang dimensi dan muatannya melebihi aturan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Perbaikan sejumlah ruas jalan nasional di Sumatera Selatan disebut belum optimal. Prosesnya terkendala truk kelebihan dimensi dan muatan yang masih melintas, bencana alam, hingga keterbatasan anggaran. Namun, sejauh ini, mudik Lebaran disebut tetap bisa dilakukan di jalan itu.
Mengutip data Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumsel, total panjang jalan nasional di Sumsel mencapai 1.580,69 kilometer. Tercatat 78,2 km atau 5,51 persen di antaranya masih rusak. Perbaikan jalan itu akan tetap dilakukan hingga H-5 Lebaran.
Kerusakan banyak terlihat di jalan lintas penghubung. Kondisi paling mencolok di ruas Jalan Mangun Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin, sampai Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas. Sementara itu, untuk Lintas Timur dan Lintas Tengah Sumatera, komposisi jalan yang masih harus diperbaiki disebut kurang dari 5 persen.
Kepala BBPJN Sumsel Budiamin, di Palembang, Kamis (13/4/2023), mengatakan, kondisi jalan yang belum ideal dipengaruhi beberapa faktor, seperti truk kelebihan dimensi dan muatan (over dimension overloading/ODOL) yang masih melintas, bencana, serta kurangnya anggaran.
”Kapasitas jalan dibuat hanya untuk muatan sekitar 15 ton. Namun, truk yang melintas bisa mengangkut barang hingga lebih dari 42 ton,” katanya. Hal itu terlihat di lintas timur Sumatera di ruas Palembang-Jambi serta lintas tengah Sumatera di ruas Baturaja-Martapura-Lampung. Jalur itu kerap dilewati truk batubara.
Selain itu, beberapa kali bencana banjir dan longsor melanda jalan nasional. Dana yang dikeluarkan untuk perbaikan juga terbatas. Untungnya, beberapa ruas jalan sudah menjalankan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) sehingga proses perbaikan jalan tidak terlalu menyedot anggaran besar.
Akan tetapi, Budiamin mengatakan, sebagian besar jalan nasional sudah siap dilewati. Hanya saja, ia mengingatkan, banjir, longsor, macet, dan rawan kecelakaan masih berpotensi terjadi. Hal itu muncul akibat tingginya volume kendaraan yang tidak sebanding dengan lebar jalan, ada kereta yang melintas, serta aktivitas pasar tumpah.
Beberapa titik rawan banjir ada di dalam kota Palembang, ruas Palembang-Betung, Betung-Sekayu dan simpang Sugiwaras-Kota Baturaja, Sumatera. Adapun longsor ada di Kabupaten Musi Rawas, Muara Enim, Lahat, dan Kota Pagar Alam. Sementara rawan kemacetan ada di ruas Jalan Palembang-Jambi, Simpang Sugiwaras-Muara Enim, Sugiwaras-Baturaja, Sekayu-Betung.
Rekayasa lalu lintas
Direktur Lalu Lintas Polda Sumsel Komisaris Besar Pratama Adhyàsastra mengatakan, sejumlah cara dilakukan meminimalkan kemacetan dan kecelakaan. Untuk macet, misalnya, pihaknya akan merekayasa lalu lintas dengan mengalihkan kendaraan ke 18 jalur alternatif. Selain itu telah disiapkan 5.807 personel gabungan, 52 pos pengamanan, 27 pos pelayanan dan, 8 pos terpadu.
Koordinasi akan semakin intens pada 18 April 2023-1 Mei 2023. Puncak arus mudik diduga pada 20 April 2023, sedangkan arus balik di 25 April dan 29 April 2023.
”Saat itu, truk pengangkut batubara dan kelapa sawit akan dilarang melintas, hanya pengangkut bahan pokok dan bahan bakar yang boleh lewat,” katanya.
Gubernur Sumsel Herman Deru memastikan semua pihak siap menyambut mudik Lebaran. Tidak hanya jalan nasional, pengelola tol di Sumsel, seperti ruas Tol Indralaya-Prabumulih dan Palembang-Lampung, sudah siap dilintasi.
”Begitu pun untuk jalan provinsi sudah dalam keadaan mantap hampir 100 persen,” ujarnya.
Dirinya berharap semua pihak lebih optimal mempersiapkan sarana dan prasarana menyambut pemudik pada Lebaran kali ini. Alasannya, bakal ada lonjakan pemudik pada tahun ini.