Saat harga tiket pesawat kian melambung dan layanan maskapai terbatas, warga menjatuhkan pilihan mudik pada bus. Toh saat ini perusahaan otobus berlomba menawarkan banyak pilihan dan kenyamanan bagi penumpang.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·4 menit baca
Jumat (31/3/2023) pagi, puluhan penumpang menunggu di loket agen Perusahaan Otobus atau PO Borlindo di Terminal Tipo, Palu, Sulawesi Tengah. Sebagian duduk di teras, sebagian di dalam loket. Pemandangan sama tampak di depan agen PO Khatulistiwa Trans, Liman, Litha, Pipos, Bintang Khatulistiwa, dan lainnya. Bus-bus di terminal ini umumnya melayani rute Palu-Makassar.
Di antara penumpang Borlindo, ada Nursiah (50) bersama anak perempuannya. Sesuai tiket, mereka menempati kursi nomor 7 dan 8. ”Kalau nanti bus sudah jalan, saya mau tidur. Soalnya sudah beberapa hari ini kurang tidur. Lumayan bisa istirahat selama perjalanan ke Makassar. Itu enaknya kalau pulang pakai bus, bisa istirahat selama perjalanan,” katanya.
Benar saja, tak lama setelah bus berangkat, Nursiah merebahkan sandaran kursi hingga batas maksimal. Penopang atau bantalan kaki juga dinaikkan. Dia kemudian tidur. Menggunakan bantal dan selimut yang disediakan, dia benar-benar pulas hingga bangun saat sopir bus singgah di warung bersamaan dengan waktu berbuka puasa.
Berangkat dari Terminal Tipo sekitar pukul 10.00 Wita, bus akhirnya tiba di Makassar sekitar pukul 08.30 Wita, Sabtu (1/4/2023). Mestinya bus bisa tiba lebih pagi. Namun, antrean cukup lama saat mengisi bahan bakar minyak di SPBU di Mamuju dan Maros, membuat waktu tempuh menjadi lebih dari 22 jam. Biasanya waktu tempuh bisa 20 jam, bahkan kurang.
Sepanjang perjalanan terbilang lancar. Jalan cukup bagus, kecuali bekas longsor di beberapa titik di Majene yang jalannya masih berupa pengerasan. Namun, suspensi kendaraan yang bagus dan mesin yang tak bising membuat lubang dan jalan pengerasan jadi tak terasa.
Sepanjang perjalanan terbilang lancar. Jalan cukup bagus, kecuali bekas longsor di beberapa titik di Majene, yang jalannya masih berupa pengerasan. Namun, suspensi kendaraan yang bagus dan suara mesin yang tak bising membuat penumpang tetap nyaman.
Beberapa tahun terakhir, bus memang jadi primadona bagi pemudik di Sulawesi. Perusahaan otobus yang berlomba menawarkan kenyamanan dan kemudahan di tengah tingginya harga tiket pesawat membuat berkendara bus jadi pilihan.
Bus-bus mentereng buatan Mercedes-Benz ataupun Volvo hilir mudik di jalur lintas Sulawesi. Bukan lagi bus tua yang berjalan lambat. Bahkan, bus dengan kursi bisa direbahkan seperti tempat tidur (sleeper) dan bertingkat pun bukan lagi hal baru.
Kehadiran bus-bus yang menawarkan kenyamanan juga menjadi alasan Pataruddin (53) memilih angkutan bus setiap kali mudik Lebaran beberapa tahun terakhir. Bahkan, di hari-hari biasa, saat ingin pulang ke Makassar dari Palu, dia menggunakan bus.
Sebelumnya, tak sedikit pun dia berminat bepergian menggunakan bus umum. Membayangkan bus tua selama ini sudah membuatnya mual. Dalam bayangannya, perjalanan Palu ke Makassar identik dengan bus yang berjalan lambat, panas, sesak, dan berjejal dengan barang.
”Tapi, beberapa tahun ini saya sudah lebih memilih naik bus. Ternyata sudah jauh berbeda. Bus sekarang keren-keren, nyaman. Banyak pilihan juga. Perjalanan Palu-Makassar sekarang juga lebih cepat, 20-22 jam saja. Bukan lagi satu setengah hingga dua hari seperti dulu,” katanya.
Kenyamanan
Saat ini hampir semua rute antarpulau di Sulawesi atau antarkota dalam provinsi di Sulsel sudah dilayani bus besar buatan Mercedes-Benz atau Volvo. Bus dirancang sedemikian rupa hingga tempat duduk lebih lega, empuk, dan dilengkapi bantalan kaki. Jarak antarkursi juga lebih jauh hingga penumpang bisa benar-benar merebahkan sandaran kepala saat ingin tidur. Sudah tentu bus-bus ini dilengkapi pendingin udara.
Memesan tiket pun sudah berbasis internet. Beberapa perusahaan membuat halaman situs internet sendiri yang berisi berbagai informasi, termasuk kebutuhan pemesanan tiket. Kerja sama dengan pengelola atau perusahaan travel berbasis aplikasi juga marak dilakukan.
Tak berhenti sampai di situ. Beberapa tahun terakhir, sejumlah perusahaan otobus mulai mengoperasikan sleeper bus hingga bus tingkat yang nyaman. Sleeper bus di rute Palu-Makassar baru dioperasikan oleh PO Khatulistiwa Trans.
”Untuk sementara, jadwal keberangkatan sleeper bus dari Palu hanya setiap dua hari sekali. Tapi, saat mudik ramai atau jelang Lebaran bisa setiap hari, tergantung kebutuhan dan permintaan.,” kata petugas agen bus Khatulistiwa Trans.
Di Borlindo, sleeper bus dan bus tingkat juga disiapkan. ”Tapi saat ini belum terjadwal setiap hari. Biasanya kalau ada pesanan rombongan, busnya didatangkan. Kebanyakan sleeper bus atau yang tingkat dioperasikan di rute Makassar-Toraja,” kata Lili, petugas PO Borlindo.
Bus besar yang nyaman memang awalnya banyak beroperasi di rute Makassar-Toraja. Ini terutama untuk memfasilitasi kebutuhan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara. Belakangan bus-bus itu sudah dioperasikan di banyak rute, termasuk antarkota dalam provinsi.
Pilihan rute juga kian banyak. Di Sulteng, misalnya. Tak hanya rute Palu-Makassar via Sulbar, tetapi juga ada rute Morowali-Makassar via Poso-Luwu Timur. Sejumlah kabupaten di Sulsel dilalui rute ini sehingga memberi pilihan bagi warga Sulsel yang merantau dan bekerja di Morowali. Ada pula dari Tolitoli (Sulteng) ke beberapa kabupaten di Sulsel, seperti Wajo, Sidrap, Soppeng, dan Bone.
Ongkos tiket bus Palu-Makassar berkisar Rp 300.000-Rp 450.000. Ongkos ini jauh lebih murah ketimbang tiket pesawat Makassar-Palu yang saat ini dipatok Rp 1 juta-Rp 1,5 juta dengan durasi penerbangan satu jam. Bahkan, saat ini maskapai yang melayani penerbangan Palu-Makassar hanya ada empat dan tak setiap hari. Ada yang jadwalnya hanya tiga kali sepekan. Alasan ini pula yang membuat bus kini jadi pilihan mudik asyik.