Mudik Lebaran Tahun 2023 Bisa Dongkrak Pergerakan Wisatawan Nusantara
Momen mudik Lebaran tahun 2023 diharapkan bisa ikut mendongkrak pergerakan wisatawan Nusantara atau wisnus. Momen mudik Lebaran juga didambakan bisa memberi efek kepada pelaku usaha ekonomi kreatif.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menyatakan, sebanyak 123,8 juta orang berencana mudik Lebaran 2023 dan diharapkan bisa menghasilkan dampak perputaran ekonomi Rp 100 triliun— Rp 150 triliun. Dampak ini harus merata, termasuk ke destinasi pariwisata di berbagai daerah. Agar perolehan manfaat bisa optimal, keamanan dan kenyamanan layanan transportasi harus disiapkan bersama pelaku usaha.
Mengutip data Kementerian Perhubungan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) Sandiaga S Uno mengatakan, jumlah pemudik Lebaran tahun 2022 mencapai sekitar 85 juta orang. Kala itu, nilai perputaran ekonominya, yaitu sekitar Rp 70 triliun.
”Jika Lebaran 2023 diperkirakan (oleh Kementerian Perhubungan) terdapat 123,8 juta orang berencana mudik, berarti ada kenaikan dibanding tahun lalu. Jika tahun lalu, nilai perputaran ekonominya sekitar Rp 70 triliun, kami berharap libur Lebaran 2023 bisa menghasilkan dampak ekonomi sampai dua kali lipat dari tahun lalu, yakni Rp 100 triliun— Rp 150 triliun,” ujarnya saat konferensi pers mingguan, Senin (3/4/2023) petang, di Jakarta.
Menurut dia, perputaran ekonomi selama momen mudik dan libur Lebaran biasanya dirasakan oleh pengelola destinasi pariwisata beserta ekosistem pelaku usaha di dalamnya, seperti pelaku usaha kuliner. Kemenparekraf turut serta melakukan promosi destinasi.
Sandiaga lantas mencontohkan promosi destinasi pariwisata religi dan wisata berbasis masjid di sepanjang jalur mudik. Contoh lainnya, mengarahkan wisatawan berkunjung ke destinasi di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung (Banten), Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Lido (Bogor, Jawa Barat), dan Eager Adventure Land (Bogor, Jawa Barat).
”Kami berusaha agar ada pemerataan kunjungan wisatawan selama libur Lebaran sehingga tidak fokus ke destinasi yang sudah populer, seperti Puncak (Bogor). Ada pula destinasi lain yang kami harap pemerintah daerah ikut ambil bagian menciptakan daya tarik wisata, seperti rute Subang, Cirebon, dan Kuningan,” imbuh Sandiaga.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Ni Made Ayu Marthini menyampaikan, momen mudik dan libur Lebaran 2023 bisa membantu mewujudkan target pergerakan wisatawan Nusantara (wisnus). Sampai akhir tahun 2023, total pergerakan wisnus ditarget bisa mencapai 1,2 miliar–1,4 miliar pergerakan. Pada April 2023, khususnya, pergerakan wisnus diharapkan bisa mencapai sekitar 143 juta pergerakan.
”Bagaimana kami bisa mencapai target tersebut? Kami berkolaborasi lintas kementerian/lembaga. Adanya program mudik gratis bisa membantu mewujudkan sasaran pergerakan wisnus itu,” ujarnya.
Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Suharto, yang hadir pada saat bersamaan, mengatakan, warga sudah antusias untuk mudik Lebaran 2023. Salah satunya terlihat dari minat mereka ikut program mudik gratis yang diselenggarakan oleh beberapa instansi.
”Kami juga menyediakan program mudik gratis dengan kuota 24.000 dan sekarang sudah penuh terisi. Kami membuat aplikasi Mitra Darat untuk memudahkan verifikasi warga yang akan ikut program mudik gratis. Adanya aplikasi ini juga bertujuan agar tidak ada warga yang coba-coba mendaftar di beberapa tempat sekaligus sehingga merugikan manajemen pengangkutan,” kata Suharto.
Sementara itu, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan berpendapat, keamanan dan kenyamanan layanan berwisata selama momen libur Lebaran tidak boleh diabaikan. Potensi kecelakaan lalu lintas, terutama menggunakan bus pariwisata, diharapkan bisa ditekan. Masyarakan diimbau bisa membuat perencanaan perjalanan yang matang, paham memilih bus pariwisata yang laik, dan memastikan pengemudi bus memahami rute jalan menuju destinasi.
“Standar bus pariwisata yang laik dan layak sebenarnya sudah ada, tetapi masih banyak masyarakat belum paham. Lain ceritanya dengan kendaraan-kendaraan yang dipakai di obyek wisata, seperti mobil offroad. Kendaraan seperti itu belum ada standar laik dan layak sehingga kami rasa perlu duduk bersama lintas lembaga untuk membicarakannya,” kata Ahmad.
Direktur Sarana Transportasi Jalan Kemenhub Danto Restyawan menyampaikan, sejak 27 Februari hingga 13 April 2023, pihaknya melakukan pengecekan rem untuk kendaraan-kendaraan yang akan dipakai mudik. Dari target 30.000 kendaraan, sebanyak 16.000 di antaranya berupa bus pariwisata.
Hasil pengecekan rem akan diterbitkan kepada masyarakat. Dengan demikian, mereka bisa mengetahui bus pariwisata mana saja yang laik dan layak digunakan. Di luar target kendaraan yang akan dicek, Kemenhub mengklaim akan sidak mengecek ke tempat-tempat perusahaan otobus yang menyediakan layanan bus pariwisata.
”Kami harap, operator transportasi umum, seperti perusahaan otobus, rutin mengecek kondisi kendaraan sebelum akhirnya dipakai melayani mudik Lebaran,” kata Danto.