Darurat Bencana, Evakuasi Korban Longsor di Pulau Serasan Diupayakan Maksimal
Kepala BNPB Letjen Suharyanto meminta upaya pencarian korban dalam bencana tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, dilakukan secara maksimal meskipun lokasinya terpencil dan cuaca buruk.
Oleh
PANDU WIYOGA, YOLA SASTRA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Upaya pencarian korban bencana tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, terus diupayakan secara maksimal. Begitu pun dengan penyaluran bantuan logistik bagi korban.
”Setelah ini kita tetapkan sebagai darurat bencana, kita harus bahu-membahu secara maksimal melakukan pertolongan. Sebanyak 47 orang yang dinyatakan hilang itu relatif banyak. Makanya, kita harus cari dengan maksimal, sampai betul-betul tidak mungkin ditemukan lagi,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto saat rapat dengan forum koordinasi pimpinan daerah bersama Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad, di Bandara Raden Sadjat Ranai, Natuna, Selasa (7/3/2023) sore.
Bencana longsor melanda Pulau Serasan, tepatnya Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan Timur, Senin (6/3/2023) pukul 11.15. Longsor yang dipicu hujan ekstrem dengan durasi lama itu menyapu 27 rumah warga di Desa Pangkalan.
Jumlah korban masih belum dipastikan. BPBD Kepulauan Riau mencatat, hingga pukul 17.30, sebanyak 11 orang meninggal, 3 orang kritis, 4 orang luka berat, 47 orang hilang, dan 1.216 orang mengungsi. Adapun data BPBD Natuna, korban meninggal mencapai 15 orang.
Suharyanto juga meminta para petugas memperhatikan kebutuhan harian para pengungsi bencana longsor, baik sandang, pangan, maupun papan.
”Jangan sampai masyarakat yang sudah kena musibah itu dibebani lagi dengan susah mendapat bantuan makanan, pakaian, dan sebagainya. Kita harus perhatikan betul-betul sampai status darurat bencana selesai,” ujarnya.
Suharyanto menambahkan, meskipun lokasi kejadian jauh sehingga cenderung sulit diakses dan harus berhadapan dengan cuaca yang tidak menentu di Laut Natuna, standar perlakuan penanganan bencana dilakukan secara saksama. ”Justru harus lebih maksimal lagi karena kondisi geografis dan cuaca mengharuskan kita demikian,” ujarnya.
Suharyanto bersama Gubernur akan berangkat ke Pulau Serasan dengan kapal laut, Rabu (8/3/2023) dini hari. Keberangkatan itu sebetulnya direncanakan Selasa ini, tetapi tertunda karena cuaca buruk dan jarak tempuh yang jauh. Pulau Serasan dan Ranai, ibu kota Natuna, berjarak sekitar 330 mil dengan waktu tempuh 12 jam.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepri Muhammad Hasbi mengatakan, hujan dan tanah labil menyulitkan proses evakuasi korban longsor di Pulau Serasan. Dua alat berat yang ada di lokasi belum bisa bekerja.
”Pencarian secara manual pun belum bisa optimal karena dikhawatirkan membahayakan petugas SAR,” kata Hasbi.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam Suratman mengatakan, hujan ringan diprediksi masih akan mengguyur sebagian besar wilayah Natuna hingga pukul 22.00. Gelombang setinggi 2,5-4 meter juga rawan terjadi di perairan Natuna.
Pada Senin, Gubernur Kepri Ansar Ahmad memerintahkan BPBD Kepri segera mengirim bantuan logistik kepada korban bencana di Pulau Serasan. Selain itu, ia juga mengimbau warga di sekitar lokasi bencana tetap waspada karena curah hujan masih tinggi.
”Kami berharap jangan sampai ada longsor susulan. Kita harus selalu waspada,” kata Ansar.