Rekayasa lalu lintas diterapkan di jalan pantai utara Kudus yang tergenang banjir. Agen bus juga membuat pos darurat di tepi jalan pantura lantaran Terminal Jati Kudus ditutup akibat kebanjiran.
Oleh
Hendriyo Widi, M PASCHALIA JUDITH J
·2 menit baca
KUDUS, KOMPAS — Banjir di sejumlah titik di jalan pantai utara atau pantura di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, semakin tinggi. Arus lalu lintas, baik dari Kudus maupun menuju Kudus, dialihkan melalui jalan alternatif.
Pada Jumat (3/3/2023) sekitar pukul 08.00 hingga pukul 09.00, banjir masih menggenangi jalan lingkar timur (jalintim) Kudus. Banjir menggenangi dua ruas jalan lingkar tersebut dengan ketinggian 30-50 sentimeter.
Banjir juga menggenangi salah satu titik jalan pantura Kudus-Demak di Desa Tanggulangin, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, yang terhubung dengan jalintim Kudus. Truk dan bus bergerak pelan menerobos banjir di titik jalan yang genangannya tidak terlalu tinggi.
Sehari sebelumnya, ketinggian air di jalintim Kudus baru 20-40 sentimeter. Salah satu ruas jalan masih belum terendam banjir sepenuhnya sehingga sepeda motor dan mobil kecil masih bisa melewati ruas itu. Selain itu, genangan di jalan pantura Kudus-Demak di Desa Tanggulangin belum meluas.
”Air banjir semakin tinggi sejak Rabu sore hingga malam. Banjir juga meluas ke jalan pantura sejak semalam,” kata Marjo, warga Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus.
Kondisi itu membuat arus kendaraan dari arah perbatasan Demak dialihkan ke Jalan Boulevard Jati Wetan. Sementara kendaraan kecil dari Kudus menuju perbatasan Demak harus berbagi jalan dengan kendaraan-kendaraan lain dari arah Demak.
Hingga Kamis, Terminal Jati Kudus juga masih tergenang banjir dan ditutup. Salah satu agen bus PO Haryanto mendirikan pos darurat di luar terminal di tepi jalan pantura Kudus-Demak.
Agen PO Haryanto Terminal Jati Kudus, Sunaryanto (44), mengatakan, ia baru mendirikan pos darurat setelah Terminal Jati Kudus ditutup sehari lalu. Pos didirikan untuk memudahkan penumpang menunggu bus di luar terminal.
Banjir yang menggenangi kompleks terminal tidak terlalu berdampak pada pengurangan jumlah armada yang dioperasikan. Namun, hal itu membuat penumpang harus menunggu lebih lama di depan terminal karena bus diberangkatkan dari pul.
”Pada Januari-awal Maret 2023, Terminal Jati Kudus sudah dua kali kebanjiran dan ditutup. Jika curah hujan tidak tinggi, banjir biasanya baru surut sekitar dua pekan,” ujar Sunaryanto.