Cuaca Buruk, Kapal Perang Angkut Bantuan Pangan ke Pulau Masalembu
Masyarakat di Pulau Masalembu, Madura, mengalami kesulitan mendapatkan bahan pangan akibat tidak ada kapal yang berlayar karena cuaca buruk. Pemprov Jatim pun mengirim bantuan logistik dengan kapal perang,
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengirimkan bantuan logistik untuk masyarakat yang tinggal di Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Madura. Langkah itu diambil setelah masyarakat di pulau tersebut mengalami kesulitan mendapatkan bahan pangan karena tidak ada kapal yang berani berlayar menyusul terjadinya cuaca buruk.
Bantuan logistik berupa bahan pangan itu diangkut menggunakan kapal perang KRI Malahayati 362 yang berangkat dari Dermaga Madura Tengah Koarmada II Surabaya, Rabu (1/3/2023) sore.
Bantuan tersebut, antara lain, berupa minyak goreng kemasan 2 liter sebanyak 2.000 liter, sarden 700 kaleng, dan mi instan 10.000 bungkus, beras 15 ton, gula pasir 5 ton, dan elpiji tabung 3 kg sebanyak 300 unit.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, selama beberapa hari belakangan, terjadi kelangkaan pasokan bahan pangan di Pulau Masalembu. Hal itu terjadi karena cuaca buruk berupa gelombang tinggi mengganggu aktivitas pelayaran reguler yang melayani transportasi masyarakat.
Dengan adanya gelombang tinggi, pengiriman logistik berupa bahan pangan juga tidak bisa dilakukan menggunakan kapal komersial biasa ataupun kapal barang yang selama ini melayani pelayaran rakyat. Oleh karena itu, perjalanan ke Pulau Masalembu hanya bisa ditempuh menggunakan KRI milik TNI AL.
”Rencananya KRI Malahayati menempuh perjalanan sekitar 14 jam dan diperkirakan akan lego jangkar di sebelah timur Pulau Masalembu sekitar pukul 06.00 WIB pada Kamis,” ujar Khofifah.
Selama beberapa hari belakangan, terjadi kelangkaan pasokan bahan pangan di Pulau Masalembu.
Dia menambahkan, lego jangkar terpaksa dilakukan karena ombak di dermaga Masalembu ketinggiannya 1 meter-1,5 meter sehingga kapal tidak bisa bersandar di dermaga. Di dalam KRI Malahayati 362 terdapat 130 personel.
”Kami berterima kasih kepada Pangkoarmada II. Selain kru KRI Malahayati, turut juga dalam rombongan kapal adalah Camat Masalembu dan tim dari BPBD Jawa Timur untuk memastikan logistik ini akan didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata mantan Menteri Sosial itu.
KRI Malahayati 362 merupakan kapal kedua dari kapal perang jenis perusak. Kapal berpeluru kendali milik TNI Angkatan Laut ini dinamai Malahayati, seorang laksamana perempuan pertama di dunia modern yang berasal dari Aceh.
Khofifah menambahkan, Pemprov Jatim bersama forum komunikasi pemerintah daerah, termasuk Kepolisian Daerah Jatim dan Kodam V Brawijaya, akan terus memastikan masyarakat di Pulau Masalembu mendapatkan bantuan logistik. Hal itu penting agar warga di wilayah kepulauan tercukupi kebutuhannya di tengah cuaca buruk.
”Mohon doanya mudah-mudahan perjalanan semua lancar, aman, selamat, dan bisa didistribusikan kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan,” ucap Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama tersebut.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Surabaya, Ratna Cintya Dewi, menyatakan, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari timur laut menuju timur dengan kecepatan angin 5-30 knot.
Sementara itu, di wilayah Indonesia bagian selatan, arah angin dominan bergerak dari barat ke barat laut dengan kecepatan angin 5-30 knot. Adapun kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna, perairan Riau, Laut Flores, perairan kepulauan Sermata hingga Tanimbar.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan peringatan dini gelombang tinggi di wilayah perairan Jatim yang terjadi pada 1-3 Maret 2023. Gelombang laut setinggi 1,25 meter-2,5 meter dapat terjadi di perairan Pulau Kangean, Laut Jawa barat Masalembo, Laut Jawa timur Masalembo, perairan utara Madura, dan perairan Pulau Sapudi.
Selain itu, gelombang setinggi 1,25 meter-2,5 meter dapat terjadi di Laut Jawa utara Bawean, Laut Jawa selatan Bawean, perairan Tuban-Lamongan, dan perairan Gresik-Surabaya.
BMKG juga memprediksi gelombang laut setinggi 2,5 meter-4 meter dapat terjadi di perairan selatan Jatim dan Samudra Hindia selatan Jatim. Gelombang laut yang tinggi tersebut berisiko terhadap keselamatan pelayaran perahu nelayan, tongkang, kapal fiber, dan feri.