Ratusan Warga Lembang Keracunan Makanan Setelah Hadiri Hajatan
Lebih dari 200 warga di Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dalam hajatan. Makanan yang menjadi penyebab keracunan itu masih ditelusuri.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Ratusan warga di Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, mengalami keracunan. Mereka diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dalam hajatan salah satu warga di desa tersebut, Minggu (26/2/2023).
Kepala Desa Wangunsari Diki Rohani memaparkan, hingga Selasa (28/2/2023) pukul 12.00, lebih dari 200 warga tercatat mengalami gangguan kesehatan dalam dua hari terakhir. Warga mulai melaporkan gangguan kesehatan sejak Senin dini hari dan jumlahnya terus bertambah sepanjang hari.
Gangguan kesehatan itu meliputi mual serta pusing, muntah, hingga diare. Diki menduga, sebagian besar warga melaporkan gangguan kesehatan setelah mengonsumsi makanan saat hajatan dari salah satu warga di desa tersebut pada Minggu lalu.
”Dari laporan warga, hajatan ini berlangsung terbuka, artinya tanpa undangan khusus, jadi tidak ada jumlah pasti. Namun, dari yang kami amati, orang yang ikut hajatan ini bisa saja lebih dari 500 warga,” ujarnya.
Menurut Diki, dalam hajatan itu, warga mengonsumsi beberapa jenis makanan, seperti sayur sop, kentang mustopa, capcai, serta beragam olahan daging. Gejala keracunan pun tidak dirasakan secara langsung karena warga baru mengeluhkan kondisi kesehatannya beberapa jam setelah acara tersebut.
Namun, Diki belum bisa memastikan penyebab keracunan warganya. Dia masih menunggu hasil pemeriksaan sampel makanan oleh petugas. Sampel makanan yang dikonsumsi warga dalam hajatan tersebut juga telah diambil.
”Senin kemarin yang melapor ke pos yang kami bentuk ada 155 orang, lalu di klinik sekitar desa ada 31 orang. Lalu dari pagi sampai siang ini sudah ada 27 orang yang melapor. Semua ini bisa saja terus bertambah karena kami mengimbau masyarakat untuk langsung melapor ke posko jika mengalami gangguan kesehatan serupa,” kata Diki.
Dari ratusan warga yang terdampak keracunan makanan itu, ia menyebut, tujuh di antaranya tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Lembang. Selain itu, satu warga dirawat di RS Angkatan Udara Salamun dan satu warga lainnya di RS Advent, Kota Bandung.
”Hari ini juga ada beberapa pasien yang dirujuk ke rumah sakit, tapi belum bisa dipastikan akan rawat inap atau langsung diperbolehkan pulang. Sementara yang lain kami perbolehkan pulang karena masih bisa dirawat di rumah. Sebagian besar warga yang melapor ini terkena diare dan mual,” ungkapnya.
Eulis (48), warga RW 005 Desa Wangunsari yang melapor ke pos, mengeluhkan diare dan mual beberapa jam setelah mengonsumsi makanan dalam hajatan yang ia hadiri pada Minggu pukul 13.00 lalu. Dalam hajatan itu, dia mengonsumsi semur daging dan sayuran. Saat memakan makanan itu, Eulis mengaku tidak merasakan keanehan.
”Saya mulai tidak enak badan itu Minggu malamnya. Sampai Senin pagi, saya pusing dan diare. Sampai sekarang masih pusing dan tidak enak badan. Tadi dikasih obat karena kemungkinan berdampak ke darah tinggi saya,” katanya.
Lebih dari 200 warga tercatat mengalami gangguan kesehatan dalam dua hari terakhir.
Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan menyebut, pemerintah akan menanggung biaya pengobatan pasien terdampak keracunan di rumah sakit tersebut. Dia juga tengah menunggu hasil laboratorium penelitian sampel makanan dalam acara hajatan tersebut untuk melihat faktor penyebab keracunan yang dialami ratusan warga ini.
”Untuk status kejadian luar biasa (KLB), kami masih mendiskusikannya. Kami juga mau pastikan dulu hasilnya, apakah karena makanan yang tidak bersih atau faktor lainnya,” ujar Hengki saat mengunjungi pasien terdampak di RSUD Lembang.
Direktur Utama RSUD Lembang Achmad Oktorudy menyatakan, hingga Selasa pukul 16.00, pihaknya menerima 21 pasien terkait keracunan makanan tersebut. Sebanyak 6 pasien dirujuk untuk rawat inap, 6 pasien dalam observasi, sedangkan 9 pasien lainnya telah diperbolehkan pulang.
Menurut Achmad, warga yang dirawat itu mengalami dehidrasi sedang. Pihak rumah sakit pun berupaya untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi warga yang keracunan serta meminta warga untuk menjaga kesehatan.
”Para pasien sudah membaik. Mereka mengalami dehidrasi sedang sehingga bisa ditangani secepatnya. Untuk saat ini, semua masih bisa ditangani. Namun, jika butuh rujukan untuk fasilitas kesehatan lebih tinggi, kemungkinan akan dirujuk ke RS Hasan Sadikin, Bandung,” paparnya.