Pemkot Surabaya Siapkan Sejumlah Strategi untuk Tekan Kenaikan Harga Pangan
Disiapkan pendataan dan neraca komoditas, operasi pasar, dan program intervensi di Surabaya, Jawa Timur, untuk menekan kenaikan harga bahan pangan dan kebutuhan pokok seiring Ramadhan mendekat.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Presiden Joko Widodo di sela-sela kunjungan ke Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (18/2/2023), mendatangi Pasar Wonokromo untuk menyapa pedagang, salah satunya di kios milik Sulastri (61). Presiden ingin mendengar dari pedagang tentang situasi harga pangan dan komoditas kebutuhan pokok.
SURABAYA, KOMPAS — Harga sejumlah bahan pangan mulai naik seiring Ramadhan mendekat di Surabaya, Jawa Timur. Disiapkan pendataan melalui neraca komoditas dan operasi pasar untuk menekan atau setidaknya mengurangi kenaikan harga.
Awal puasa diperkirakan jatuh pada 22 Maret 2023 atau kurang dari empat pekan lagi. Di sejumlah pasar, harga bahan pangan atau kebutuhan pokok mulai naik. Pada Senin (27/2/2023), misalnya, harga minyak goreng dalam kemasan premium per liter naik dari Rp 18.500 menjadi Rp 19.000-Rp 20.000. Selain itu, harga telur ayam ras per kilogram naik dari Rp 25.500 menjadi Rp 26.000-Rp 27.000.
Kenaikan harga pangan juga terjadi untuk komoditas cabai rawit merah per kilogram dari Rp 57.000 menjadi Rp 60.000-Rp 61.000. Harga bawang putih per kilogram naik dari Rp 25.000 menjadi Rp 26.000-Rp 27.000. Adapun harga tomat per kilogram naik dari Rp 12.000 menjadi Rp 13.000-Rp 14.000. ”Kenaikan harga seperti ini sudah biasa, apalagi kalau dekat puasa,” kata Sulastri, pedagang bahan pangan di Pasar Wonokromo.
Pedagang sayur menyiapkan atap plastik untuk menghindari hujan di Pasar Keputran Utara, Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/2/2023). Pasar Keputran Utara menjadi tempat petani sayuran di sekitar Surabaya memasarkan produknya. Sejak pukul 15.00 setiap hari, mobil-mobil pengangkut sayur dari luar kota Surabaya tiba di pasar tersebut. Aktivitas pasar berlangsung hingga dini hari.
Adapun kebutuhan pangan pokok, terutama beras kualitas medium dari Perum Bulog dan minyak goreng Minyakita, tidak mengalami kenaikan harga. Beras masih dijual tak melebihi harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450 per kilogram. Minyakita juga masih dijual tak melewati HET Rp 14.000 per liter. ”Menteri Perdagangan dan Presiden sendiri pernah datang dan tampaknya berpengaruh sehingga harga masih stabil,” ujar Santoso, pedagang bahan pangan lainnya.
Presiden Joko Widodo memang pernah datang ke Pasar Wonokromo pada Sabtu (18/2/2023) untuk memastikan harga pangan, terutama beras dan minyak goreng. Namun, di luar kedua komoditas itu, harga bahan pangan lain mulai naik, misalnya cabai, bawang, tomat, dan telur.
Semakin dekat dengan puasa, konsumsi masyarakat akan meningkat sehingga memicu kenaikan harga. ”(Harga) Telur sudah mulai naik, mungkin sebentar lagi akan naik harga daging, tepung, gula, dan bahan bumbu,” kata Sumarni, warga Tegalsari, saat berbelanja di Pasar Keputran.
Pedagang beristirahat di atas mobil bak terbuka yang penuh oleh sayuran di Pasar Keputran Utara, Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/2/2023). Pasar Keputran Utara menjadi tempat petani sayuran di sekitar Surabaya memasarkan produknya. Sejak pukul 15.00 setiap hari, mobil-mobil pengangkut sayur dari luar kota Surabaya tiba di pasar tersebut. Aktivitas pasar berlangsung hingga dini hari.
Secara terpisah, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, kenaikan harga pangan menjelang bulan puasa yang terus berulang akan diantisipasi. Pemerintah berupaya memastikan distribusi bahan pangan dan kebutuhan pokok lancar, persediaan memadai, dan operasi pasar untuk komoditas tertentu digelar.
”Tujuannya, beban kenaikan harga yang mungkin terpaksa terjadi tidak terlalu memberatkan,” kata Eri.
Ia melanjutkan, telah disiapkan pendataan untuk neraca komoditas pangan yang berpotensi mengalami kenaikan harga. Neraca disiapkan oleh Perusahaan Daerah Pasar Surya dan Bagian Perekonomian Pemerintah Kota Surabaya untuk kebijakan intervensi. ”Misalnya, harga cabai naik, kami harus segera menghubungi kabupaten produsen untuk memastikan pasokan aman dan distribusi lancar sehingga harga bisa ditekan,” ujarnya.
Beras medium yang akan dijual saat operasi pasar beras di Pasar Genteng Baru, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (9/2/2023). Operasi pasar beras dikhususkan bagi pedagang dan komunitas pasar tersebut. Beras medium dalam operasi pasar itu dijual Rp 41.750 per 5 kilogram. Pemerintah Kota Surabaya saat ini gencar melakukan operasi pasar.
Menurut Eri, kerja sama dengan kabupaten produsen amat diperlukan karena ibu kota Jatim ini tidak bisa memproduksi dan memenuhi seluruh kebutuhan bahan pangan dan komoditas pokok bagi sekitar 3 juta jiwa penduduk. Kerja sama bertujuan mengikat daerah penghasil untuk memastikan pasokan dan kestabilan harga sehingga potensi kenaikan pada momen seperti Ramadhan bisa diatasi.
Selain itu, Eri melanjutkan, program operasi pasar tetap akan diadakan khusus untuk komoditas tertentu, misalnya beras, minyak goreng, gula, telur, tepung, bahkan daging hewan ternak. Operasi pasar lebih ditujukan kepada masyarakat dengan ekonomi kurang mampu untuk menyelamatkan daya beli. Dalam operasi pasar nantinya berlaku seleksi dan pembatasan pembelian.
”Intervensi juga bisa ditempuh, misalnya dengan subsidi ongkos angkut,” kata Eri. Pemerintah memiliki sejumlah kendaraan dinas yang bisa dimanfaatkan untuk mengangkut komoditas pangan dari daerah penghasil atau gudang-gudang logistik ke pasar induk atau pasar tradisional. Intervensi ini diharapkan menekan pengeluaran dari sisi transportasi sehingga kenaikan harga komoditas pangan saat penjualan bisa ditekan.