Panen Melimpah, Petani Magelang Bagi Durian Gratis
Lebih dari 300 durian diberikan gratis oleh petani di Desa Giyanti, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Warga berebut untuk mendapatkannya.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Lebih dari 300 durian dibagikan gratis oleh petani pemilik pohon durian kepada pengunjung Festival Tandurian yang digelar di Dusun Bojong, Desa Giyanti, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Minggu (26/2/2023). Pembagian gratis itu menjadi bentuk syukur petani atas panen yang melimpah di tahun ini.
Pembagian durian ini dilakukan seusai kirab Festival Tandurian, Minggu (26/2/2023). Dalam kirab itu, ratusan durian dan tanaman hias disusun menyerupai gunungdiarak.
Ada 12 gunungan yang diarak dan dipanggul menggunakan tandu oleh warga. Satu gunungan terdiri atas 30-40 durian dengan beragam ukuran, dengan tanaman hias yang dipajang, menghias gunungan. Kirab menempuh jarak sekitar 800 meter. Setelah gunungan diturunkan, barulah acara berebut durian dimulai.
Wihan, salah seorang petani di Desa Giyanti, Kecamatan Candimulyo, mengatakan, acara pemberian durian gratis ini sudah menjadi kesepakatan bersama dari puluhan petani di Desa Giyanti sebagai bentuk rasa syukur mereka karena tahun ini bisa kembali panen raya durian.
”Sebelumnya, karena kondisi cuaca buruk dan kurang kondusif, kami gagal panen durian selama dua tahun,” ujarnya. Selama dua tahun, menurut dia, hasil panen anjlok karena banyak bunga rontok, urung berbuah karena sering tersiram hujan deras.
Wihan memiliki empat pohon durian. Selama dua tahun, tahun 2021-2022, satu pohon hanya menghasilkan maksimal 15 durian. Namun, tahun ini, hasil panen durian sudah kembali pada kondisi normal di mana satu pohon bisa menghasilkan lebih dari 100 durian.
Menurut dia, panen tahun ini bisa terselamatkan karena hujan dalam intensitas tinggi hanya terjadi ketika sebagian besar bunga telah berbuah. Selain itu, rata-rata petani kali ini sudah melakukan upaya lebih dengan mengurangi jumlah bunga sehingga buah yang muncul bisa tumbuh lebih optimal.
Wahyu (27), petani lainnya, mengatakan, dia pun bersyukur karena durian hasil panen tahun ini juga memiliki kualitas dalam hal rasa.
”Cuaca kali ini cukup mendukung sehingga kami pun bisa kembali mendapatkan panen durian dengan cita rasa enak, khas Candimulyo, ada yang manis sekali, dan ada yang manis pahit,” ujarnya. Sebelumnya, kondisi cuaca yang buruk menyebabkan hasil panen durian berkurang dan durian yang dihasilkan pun bercita rasa cenderung hambar.
Fadli (33), warga setempat, senang dengan acara ini. Ia mempersiapkan diri dengan mengenakan sarung tangan berbahan cukup tebal sebelum acara arak-arakan. ”Supaya jari-jarinya tidak luka atau lecet,” ujarnya sembari tertawa.
Hal serupa juga dilakukan istrinya, Siti (28). Mereka berdua pun akhirnya mendapatkan dua durian berukuran cukup besar. Siti lega karena mengenakan sarung tangan.
”Sejumlah warga lainnya yang tidak memakai sarung tangan, ada yang tetap nekat, bersikeras berebut hingga jari-jemari dan telapak tangannya berdarah,” ujarnya.
Ketua Panitia Festival Tandurian Nurul Hakim Baihaqi mengatakan, Tandurian yang menjadi nama festival adalah singkatan dari tanaman hias dan durian. Dusun Bojong sejak lama terkenal sebagai sentra tanaman hias, dan tahun ini, rata-rata petani, pembudidaya tanaman hias, bisa mendapatkan keuntungan lebih karena bisa sekaligus merasakan kembali panen raya durian.
Cuaca kali ini cukup mendukung sehingga kami pun bisa kembali mendapatkan panen durian dengan cita rasa enak, khas Candimulyo, ada yang manis sekali dan ada yang manis pahit.
Festival Tandurian berlangsung selama dua hari, mulai Sabtu (25/2/2023) hingga Minggu (26/2/2023). Dalam acara tersebut juga digelar bazar tanaman hias dan durian dengan melibatkan 40 petani tanaman hias dan 22 petani durian.
Sebagian besar pengunjung antusias menyerbu durian. Dengan beragam ukuran, hasil panen durian dalam bazar tersebut dijual mulai dari harga Rp 15.000 hingga Rp 100.000 per buah.