Panen Raya Durian Kaligesing, Harga Mulai dari Rp 5.000 Per Buah
Para petani di sentra durian di Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, akhirnya bisa kembali merasakan panen raya. Durian-durian itu dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 5.000 per buah.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·4 menit baca
PURWOREJO, KOMPAS — Setelah mengalami penurunan produksi selama tiga tahun terakhir, para petani di sentra durian di Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, akhirnya bisa kembali merasakan panen raya. Pada masa panen raya ini, ada ribuan durian yang dipanen setiap hari. Durian-durian itu dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 5.000 per buah.
Sentra produksi durian di Kecamatan Kaligesing tersebar di tiga desa, yaitu Desa Kaliharjo, Desa Kaligono, dan Desa Somongari. Kepala Desa Kaligono Suroto memaparkan, dari sekitar 1.200 keluarga di desa itu, sebagian besar memiliki pohon durian. Dengan kepemilikan sedikitnya 10 pohon per keluarga, saat ini masyarakat Kaligono tengah merayakan panen besar durian.
“Dalam panen raya kali ini, voluma panen durian di Desa Kaligono berkisar 5.000 hingga 10.000 durian per hari. Kadang-kadang bahkan bisa lebih dari itu,“ kata Suroto, Kamis (26/1/2023).
Menurut Suroto, panen raya durian kali ini sungguh menggembirakan. Sebab, selama tiga tahun sebelumnya, panen durian di Desa Kaligono mengalami penurunan signifikan. Saat itu, hanya ada sekitar 2.000-3.000 durian yang bisa dipanen per hari. Bahkan, sebagian petani sama sekali tidak mendapatkan panen durian waktu itu.
Suroto menuturkan, penurunan panen selama tiga tahun terakhir terjadi karena kondisi cuaca yang kurang mendukung. Dia menyebut, tingginya intensitas hujan saat pohon durian berbunga menyebabkan banyak bunga rontok dan urung berkembang menjadi buah.
Sementara itu, pada musim tanam kali ini, hujan deras lebih sering turun saat pohon sudah mulai berbuah. Kondisi itulah yang menyebabkan para petani di Kaligesing bisa merasakan kembali panen raya.
Melimpahnya panen saat ini ditandai oleh ramainya warga yang berdagang durian di sepanjang jalan raya di Kecamatan Kaligesing. Mayoritas mereka adalah petani yang menjual hasil panen dari kebunnya sendiri. Ada juga warga yang menjual durian dari hasil membeli dari petani lain.
Sebagian warga berjualan dengan membuat lapak sederhana atau menggelar kain dan memajang durian-durian di atasnya. Ada pula yang meletakkan durian langsung di tanah di dekat tempat usahanya yang lain, seperti di depan kios kebutuhan pokok, warung makan, atau bengkel.
Supriyono Hadi (43), salah seorang petani dan pedagang durian di Desa Kaligono, mengatakan, sejak panen durian dimulai Desember lalu, dirinya rutin membeli durian dari empat dusun di Kaligono untuk dijual kembali.
Supriyono menyebut, bulan ini masih merupakan masa pertengahan panen raya durian. Oleh karena itu, ke depan, jumlah durian yang dipanen masih bisa bertambah.
“Sejauh ini, suplai durian terbanyak yang saya dapatkan baru mencapai 1.600 durian per hari. Namun, di bulan Februari, saya optimistis suplai akan bertambah menjadi lebih dari 2.000 buah durian per hari,“ ujar Supriyono.
Dalam panen raya kali ini, voluma panen durian di Desa Kaligono berkisar 5.000 hingga 10.000 durian per hari.
Supriyono menyatakan, dirinya akan membeli semua hasil panen petani yang menjadi mitranya. Buah-buah durian itu dijual dengan harga bervariasi tergantung dari kualitasnya, mulai dari Rp 5.000 per buah hingga Rp 70.000 per buah.
Pada liburan Natal dan Tahun Baru pada Desember lalu, Supriyono bahkan berhasil menjual durian dengan harga tertinggi Rp 250.000 per buah.
Manisnya berkah dari panen raya durian itu mendorong sebagian warga untuk menghentikan pekerjaan sebelumnya. Mereka memilih fokus memanen dan menjual durian.
Hal itu, antara lain, dilakukan Sahrul (25), warga Desa Kaliharjo yang sebelumnya bekerja mengumpulkan dan menjual barang bekas. Selama tiga bulan terakhir, Sahrul mengaku berhenti berjualan barang bekas agar bisa mengurus persiapan panen hingga akhirnya menjual durian di rumah.
“Sayang kalau aktivitas panen durian diabaikan begitu saja,“ ujar Sahrul.
Hal serupa dilakukan Sri Lestari (41) yang semula bekerja sebagai karyawan di sebuah rumah makan di pusat kota Purworejo. Sejak lima bulan lalu, Sri mengaku sudah mengajukan cuti bekerja kepada majikannya agar bisa mengurus panen durian.
Menurut Sri, cuti untuk mengurus panen durian ini sudah menjadi cuti rutin yang diajukannya setiap tahun. “Panen durian jelas tidak mungkin ditinggalkan. Hasil panen durian jauh lebih menjanjikan dibandingkan dengan honor saya di rumah makan yang hanya Rp 30.000 per hari,“ katanya.
Harga durian yang dijual Sri Lestari berkisar Rp 20.000 per buah hingga Rp 70.000 per buah. Dalam sehari, dia bisa menjual lebih dari 10 buah durian. Meski begitu, setelah panen raya durian, Sri biasanya bekerja kembali di rumah makan.