Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2023 di Kalimantan Selatan diselenggarakan dalam bentuk jambore aksi bersih sungai secara serentak.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2023 di Kalimantan Selatan diselenggarakan dalam bentuk jambore aksi bersih sungai secara serentak. Masyarakat di bantaran sungai juga didorong untuk mengelola sampah di rumah dan bank sampah agar tak lagi membuang sampah ke sungai.
Jambore aksi bersih sungai serentak se-Kalsel dilaksanakan pada Jumat (24/2/2023). Di Banjarmasin, aksi bersih sungai dipusatkan di Taman Kelayan, daerah muara atau teluk Kelayan, yang merupakan pertemuan Sungai Kelayan dan Sungai Martapura.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel Hanifah Dwi Nirwana mengatakan, kegiatan ini melibatkan instansi pemerintah, pihak swasta, komunitas, masyarakat setempat, Pramuka, dan juga tim penggerak pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK).
”Khusus untuk Sungai Martapura, jambore aksi bersih sungai dilakukan di 20 titik lokasi yang berada di Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar,” katanya.
Menurut Hanifah, Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di Kalsel tahun ini difokuskan dengan aksi bersih-bersih sepanjang sungai karena Kalsel merupakan daerah yang memiliki banyak sungai. Sudah selayaknya sungai-sungai yang ada dijaga kelestarian dan kebersihannya.
”Kalau Banjarmasin saja dikenal sebagai daerah seribu sungai, berarti Kalsel adalah daerah beribu-ribu sungai. Ini harus dijaga,” ujarnya.
Hanifah mengatakan, HPSN bukan hanya implikasi tragedi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Kota Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005, melainkan juga sebagai konstelasi perjalanan panjang sistem pengelolaan sampah di Indonesia dengan dampak yang lebih besar terhadap lingkungan dan ekosistem global, yaitu perubahan iklim. Tragedi TPA Leuwigajah kala itu menewaskan 150 orang, yang sebagian besar adalah pemulung (Kompas.id, 21/2/2022).
Saat ini, lanjut Hanifah, telah terbangun sejumlah bank sampah unit di lokus program Sungai Martapura Asri melalui kemitraan. Bank sampah ini terus didorong menjadi profesional dalam menuntaskan persoalan sampah dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dengan potensi nilai ekonomi dari sampah.
”Hal ini juga sejalan dengan tema HPSN 2023, yaitu Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat. Upaya pengelolaan sampah hendaknya memang mulai dari tingkat tapak,” katanya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dalam sambutan yang disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Roy Rizali Anwar menyampaikan, peristiwa di TPA Leuwigajah menjadi pelajaran bahwa bencana itu tidak hanya banjir, gempa, ataupun kebakaran, tetapi sampah juga bisa menjadi bencana yang mengakibatkan ratusan korban meninggal dunia.
”Karena itu, mulai sekarang, ke depan, hingga masa yang akan datang persoalan sampah ini harus terus menjadi perhatian dan kepedulian kita semua. Terlebih di masa sekarang, dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, produksi sampah juga akan semakin meningkat,” katanya.
Menurut Sahbirin, pengelolaan sampah sudah menjadi keharusan. Itu bisa dimulai dengan tidak membuang sampah sembarangan, kemudian memilih dan memilah sampah sehingga sampah bisa berkurang, dan bahkan bisa bermanfaat kembali dalam wujud yang berbeda.
”Persoalan sampah yang menyelimuti sungai-sungai masih menjadi persoalan tersendiri dan harus menjadi perhatian kita semua. Menjadikan sungai bebas sampah harus menjadi budaya kita. Mari kita saling mengingatkan bahwa sungai bukan tempat sampah,” katanya.
Wakil Wali Kota Banjarmasin Arifin Noor mengatakan, pemerintah kota turut mendukung upaya pemerintah provinsi menjadikan Sungai Martapura bersih dan bebas dari sampah. Sungai-sungai lain yang ada di Kota Banjarmasin juga akan diupayakan bersih dan bebas sampah.
”Kami mengajak semua warga untuk peduli sampah di sungai, di darat, maupun di rumah masing-masing. Kami juga berharap masyarakat jangan sampai lagi membuang sampah ke sungai. Sampah harus bisa dikelola dengan baik,” katanya.