Banjarmasin Targetkan 100.000 Kolong Rumah Bebas Sampah Plastik
Gerakan masyarakat membersihkan kolong rumah dari sampah plastik menjadi kegiatan utama dalam rangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2023 di Kota Banjarmasin.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Bantuan mobil pikap angkutan sampah parkir di depan Balai Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (24/1/2023). Bantuan mobil tersebut diserahkan pemerintah kota kepada pemerintah kecamatan untuk mendukung gerakan bersih-bersih kolong rumah dari sampah plastik.
BANJARMASIN, KOMPAS — Pemerintah Kota Banjarmasin memulai gerakan membersihkan kolong rumah warga dari sampah plastik dalam rangkaian kegiatan memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2023. Melalui gerakan masyarakat tersebut, 100.000 kolong rumah warga ditargetkan bebas dari sampah plastik.
Gerakan membersihkan kolong rumah dari sampah plastik dinamai Germas 100.000 B’babasah, akronim dari gerakan masyarakat bawah barumahan barasih sampah dengan target 100.000 kolong rumah. Tanda dimulainya kegiatan itu dilakukan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (24/1/2023).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin Alive Yoesfah Love mengatakan, Germas 100.000 B’babasah merupakan salah satu inovasi Pemkot Banjarmasin dalam pengelolaan sampah. Gerakan ini menjadi aksi nyata warga kota membersihkan sampah di kolong rumah untuk mengurangi timbulan sampah plastik di Banjarmasin.
”Gerakan masyarakat ini merupakan kegiatan utama dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari 2023. Dengan gerakan ini, kita semua berupaya mewujudkan Kota Banjarmasin yang bersih dan nyaman, serta lebih bermartabat,” katanya.
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina (keempat dari kiri) menyerahkan bantuan mobil pikap angkutan sampah kepada para camat di depan Balai Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (24/1/2023). Bantuan mobil tersebut untuk mendukung gerakan bersih-bersih kolong rumah dari sampah plastik.
Menurut Alive, gerakan membersihkan sampah di kolong rumah warga sudah dimulai Jumat pekan lalu. Kegiatan ini akan berlangsung selama satu bulan atau sampai puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari mendatang. Namun, tak menutup kemungkinan, kegiatan ini akan berlanjut terus dan menjadi kegiatan rutin warga.
”Gerakan ini diharapkan menjadi stimulan meningkatkan peran masyarakat dalam mendukung program pemerintah kota yang berkaitan dengan pengurangan sampah plastik,” ujarnya.
Sampah plastik masih menjadi problem utama di Banjarmasin. Pada 2022, Tim Ekspedisi Sungai Nusantara, yang berkolaborasi dengan Perkumpulan Telapak Badan Teritori Kalsel menemukan kandungan mikroplastik pada air sungai dan ikan di beberapa sungai yang ada di Banjarmasin. Kandungan mikroplastik ditemukan setelah tim melakukan ekspedisi sungai di Banjarmasin, dari 26 Agustus hingga 1 September 2022.
Prigi Arisandi, peneliti Ekspedisi Sungai Nusantara kala itu, menyampaikan, ekspedisi di Banjarmasin dilakukan dengan menyusuri Sungai Kuin, Sungai Martapura, dan Sungai Barito. Dalam ekspedisi itu, tim melakukan uji kualitas air, uji mikroplastik, dan pemetaan timbulan sampah di sungai.
Tim ekspedisi mengambil sampel air sungai di beberapa lokasi dan juga mengambil 10 spesies ikan yang banyak dikonsumsi masyarakat. Sampel itu lalu diuji kadar mikroplastiknya.
”Dari hasil pengujian diketahui bahwa semua air sungai di Banjarmasin telah tercemar mikroplastik dengan rata-rata 56 partikel mikroplastik (PM) dalam 100 liter air,” kata Prigi, yang juga pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecoton (Ecological Observation and Wetland Conservation).
Mikroplastik adalah serpihan plastik berukuran kurang dari 5 milimeter, yang berasal dari pemecahan sampah plastik, seperti tas keresek, styrofoam, botol plastik, sedotan, alat penangkap ikan, popok, dan sampah plastik lainnya yang dibuang ke sungai. Akibat paparan sinar matahari dan pengaruh pasang surut, sampah plastik itu rapuh dan terpecah menjadi remah-remah.
”Mikroplastik termasuk senyawa pengganggu hormon sehingga apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan memengaruhi sistem hormon reproduksi dan metabolisme. Akibatnya, orang bisa menderita diabetes melitus, penurunan kualitas dan kuantitas sperma, serta menopause lebih awal,” kata Prigi (Kompas.id, 2 September 2022).
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Kondisi Sungai Martapura di depan Balai Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (24/1/2023). Rumah warga yang berada di bantaran sungai tersebut akan menjadi sasaran utama gerakan bersih-bersih kolong rumah dari sampah plastik.
Semua dilibatkan
Alive mengatakan, target utama Germas 100.000 B’babasah adalah rumah-rumah warga yang berada di bantaran sungai. Gerakan ini akan melibatkan semua elemen masyarakat, dari tingkat RT dan RW hingga kelurahan dan kecamatan.
”Dengan gerakan ini, mudah-mudahan sampah plastik dan mikroplastik di Banjarmasin bisa berkurang,” ujarnya.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan, dengan target 100.000 rumah, berarti hampir separuh rumah warga menjadi sasaran kegiatan bersih-bersih kolong rumah. Jumlah rumah warga di Banjarmasin sekitar 220.000 unit.
”Rumah warga di sepanjang sungai yang ada di Banjarmasin harus bersih dari sampah. Mudah-mudahan gerakan masyarakat ini menjadi upaya kita bersama untuk membuat kota bebas dari sampah, khususnya sampah plastik,” katanya.
Untuk mendukung gerakan tersebut, pemkot juga menyerahkan lima mobil pikap angkutan sampah untuk lima kecamatan di Kota Banjarmasin. Bantuan mobil itu diharapkan membuat warga lebih bersemangat melaksanakan kegiatan bersih-bersih, yang diadakan kelurahan ataupun kecamatan pada akhir pekan.
”Kami berharap seluruh lapisan masyarakat dan warga Kota Banjarmasin menumbuhkan kebiasaan hidup bersih dan sehat, serta ramah lingkungan untuk mendukung upaya peningkatan kebersihan di Banjarmasin. Mudah-mudahan gerakan ini bisa diteruskan dari waktu ke waktu,” kata Ibnu.