Jejaring dan Kolaborasi Global Penting dalam Pemulihan Pariwisata
Dalam mengakselerasi pemulihan pariwisata, jejaring dan kolaborasi menjadi penting. Pemulihan pariwisata menjadi upaya mempercepat pemulihan ekonomi.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — Pemerintah menggenjot pemulihan pariwisata sebagai upaya mengakselerasi pemulihan ekonomi pasca-pandemi Covid-19. Terkait hal itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan, pemulihan pariwisata membutuhkan jejaring dan kolaborasi secara global.
“Saya percaya network menjadi kunci. Network membantu pemulihan pariwisata,” kata Sandiaga ketika memberikan sambutan sebelum pra-peluncuran The World Tourism Network (WTN) Summit 2023 di Kuta, Badung, Bali, Kamis (23/2/2023).
WTN Summit 2023 diagendakan digelar di Bali pada akhir September. Chairwoman of WTN Indonesia Chapter Mudi Astuti menyebutkan, pertemuan WTN 2023 di Bali nanti direncanakan dihadiri delegasi dari 129 negara jejaring WTN global. Serangkaian prapeluncuran WTN Summit 2023 di Kuta, Kamis (23/2/2023), Mudi menyatakan forum pertemuan puncak WTN di Bali nantinya diisi pertemuan bisnis, diskusi, dan agenda kolaborasi antarbadan pariwisata dari masing-masing negara jejaring WTN.
WTN sebagai jejaring pariwisata dunia mendukung pemberdayaan usaha biro perjalanan berskala kecil dan menengah. WTN juga mendorong dibangunnya jembatan kemitraan antara usaha kecil dan menengah (UKM) bidang pariwisata dengan sektor publik dan industri besar dalam industri pariwisata. Dalam sambutannya secara di dalam jaringan (daring), Kamis (23/2), Chairman of WTN Jurgen T Steinmetz mengapresiasi kesiapan Indonesia menyelenggarakan WTN Summit 2023.
Lebih lanjut Sandiaga mengatakan, pariwisata Indonesia sedang bergerak menuju pemulihan. Rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia pada 2022 menjadi awal pemulihan pariwisata Indonesia. Pembangunan pariwisata Indonesia ke depan, ujar Sandiaga, menuju pariwisata berkelanjutan dan berketahanan. Sandiaga menyatakan adaptasi dan kolaborasi merupakan kunci akselerasi pemulihan pariwisata tersebut.
Dari laporan Badan Pusat Statistik perihal perkembangan pariwisata Indonesia, sekitar 5,471 juta wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Indonesia selama 2022. Jumlah kunjungan wisman itu meningkat sekitar 251,28 persen dibandingkan jumlah wisman ke Indonesia selama 2021, yang tercatat sebanyak 1,557 juta kunjungan.
Dari sekitar 5,471 juta kunjungan wisman ke Indonesia selama 2022, sekitar 39,40 persen, atau tidak kurang 2,155 juta wisman tersebut, mengunjungi Indonesia melalui Bali. Berdasarkan laporan BPS Provinsi Bali tentang perkembangan pariwisata Bali periode Desember 2022, yang dirilis awal Februari 2023, sekitar 99,76 persen dari seluruh wisman ke Bali tersebut tiba di Bali melalui pintu Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Badung.
Ekonomi
Dalam diskusi serangkaian acara prapeluncuran WTN Summit 2023 di Kuta, Badung, Kamis (23/2), Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, pemulihan pariwisata di Bali mempengaruhi pemulihan ekonomi daerah.
Ekonomi Bali terkontraksi hingga bertumbuh minus selama 2021 saat pandemi Covid-19. Kontraksi pertumbuhan ekonomi Bali tersebut turut dipengaruhi kondisi pariwisata, yang juga sedang terpuruk selama pandemi Covid-19.
Diskusi, yang dilaksanakan seusai acara pembukaan pra peluncuran WTN Summit 2023, diisi sejumlah pembicara. Selain Trisno Nugroho, juga dihadirkan Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Muhammad Neil El Himam, Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika – Indonesia Healthcare Corporation (IHC) Mira Dyah Wahyuni, dan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali/Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana.
Ketika pariwisata mulai bergerak meskipun masih dalam situasi pandemi Covid-19, menurut Trisno, ekonomi Bali juga mulai bertumbuh positif. Pada triwulan IV 2022, berdasarkan catatan BI Bali yang diolah dari laporan BPS Bali, ekonomi Bali bertumbuh positif sebesar 6,61 persen.
Secara terpisah namun di lokasi sama, Sandiaga mengungkapkan, bergerak pulihnya pariwisata juga kembali mendorong investor untuk berinvestasi di sektor pariwisata. Sandiaga menyebutkan, tidak sedikit investor yang berminat membeli hotel di Bali seiring semakin ramainya wisatawan ke Bali.
“Banyak permintaan dari investor luar negeri yang berkeinginan berinvestasi di hotel-hotel di Bali, terutama hotel yang masih running,” kata Sandiaga seusai membuka acara prapeluncuran WTN Summit 2023 di Kuta, Badung, Kamis (23/2).
Sandiaga menambahkan, pemerintah akan mengawal investasi maupun jual beli hotel demi menjaga komitmen pengembangan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan meskipun kegiatan investasi maupun jual beli hotel merupakan fenomena bisnis.
Adapun Mudi Astuti mengatakan, pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) di Bali, yang sedang berjalan, membuka peluang investasi di Bali. Menurut Mudi, keberadaan KEK di Bali tersebut harus dipromosikan secara tepat sehingga menarik investasi dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
“Bali perlu mengkomunikasikan keberadaan KEK itu kepada investor, apa saja kemudahan berinvestasi, apa saja insentif, sehingga investor tertarik,” kata Mudi di Kuta, Badung, Kamis.