Bali menjadi provinsi yang memiliki dua kawasan ekonomi khusus pariwisata. Penetapan KEK pariwisata di Bali diharapkan dapat memajukan perekonomian Bali melalui pariwisata berkelanjutan.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Bali menjadi provinsi yang memiliki dua kawasan ekonomi khusus pariwisata. Selain KEK Sanur di Kota Denpasar, yang sudah ditetapkan dengan peraturan pemerintah, terdapat pula kawasan Kura-Kura Bali yang sedang disiapkan sebagai KEK pariwisata.
Kawasan Kura-Kura Bali di area PT Bali Turtle Island Development (BTID), Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, dipersiapkan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata.
”Peraturan pemerintahnya sedang diproses,” kata Airlangga saat berkunjung ke kawasan Kura-Kura Bali, Sabtu (4/2/2023).
Dalam kunjungannya, Airlangga didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. ”Penetapan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Kura-Kura Bali ini diharapkan melengkapi Kawasan Ekonomi Khusus Sanur,” ujar Airlangga lebih lanjut.
Kawasan Kura-Kura Bali dipersiapkan sebagai KEK pariwisata. Kawasan yang dikelola PT BTID ini dirancang sebagai kawasan pengembangan pariwisata dengan dilengkapi kawasan wisata marina, kawasan resor, kawasan wisata kebugaran (wellness), dan kawasan pendidikan.
Presiden Direktur PT BTID Tuti Hadiputranto mengatakan, penetapan kawasan Kura-Kura Bali sebagai KEK pariwisata dapat segera membantu memajukan perekonomian Indonesia, khususnya perekonomian Bali.
Penetapan KEK Pariwisata Kura-Kura Bali itu direncanakan akan menarik investasi hingga Rp 104 triliun dalam 30 tahun ke depan dan menyerap tenaga kerja hingga 99.000 orang sampai 2052.
Airlangga mengatakan, pembangunan KEK Pariwisata Kura-Kura Bali diharapkan mampu menarik investasi hingga Rp 12 triliun dan menyerap tenaga kerja sekitar 5.000 orang dalam lima tahun ke depan.
”Bali menjadi salah satu provinsi yang mendapatkan dua kawasan ekonomi khusus, dan kedua kawasan ekonomi khusus itu menunjang industri pariwisata. Saya berharap, dengan adanya dua kawasan ekonomi khusus ini, ekonomi Bali akan lebih berkelanjutan,” ujar Airlangga yang juga Ketua Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus.
Setelah meninjau pembangunan rumah sakit internasional dan akomodasi di KEK Sanur, Airlangga mengungkapkan, pembangunan KEK kesehatan di KEK Sanur akan mengubah peta industri kesehatan Indonesia. Alasannya, KEK kesehatan di Sanur akan memiliki pusat riset medis dan pusat unggulan pelayanan kesehatan, selain terdapat rumah sakit internasional.
”Kawasan ekonomi khusus kesehatan di Sanur ini merupakan kawasan ekonomi khusus kesehatan pertama yang juga menjadi tempat riset,” ujar Airlangga menerangkan.
Keberadaan KEK Kesehatan Sanur dengan rumah sakit internasional akan mendukung industri pariwisata Indonesia, termasuk pariwisata di Bali, dengan menyediakan pelayanan kesehatan berstandar internasional.
KEK kesehatan akan menambah kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Christine menerangkan, HIN membangun akomodasi berupa hotel di kawasan KEK Sanur. Adapun pembangunan rumah sakit internasional dan fasilitasnya dikerjakan PT Pertamina Bina Medika-Indonesia Healthcare Corporation (IHC). ”Pembangunan hotel dan fasilitasnya ditargetkan selesai pada Agustus 2023, sedangkan rumah sakit ditargetkan selesai November-Desember 2023,” kata Christine.
Adapun dari materi PT Pertamina Bina Media-IHC dalam tayang bincang (talk show) bertajuk ”Challenges and Opportunities of Indonesia’s Medical Tourism” di Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Senin (23/1/2023), disebutkan, IHC bekerja sama dengan Mayo Clinic dalam merancang dan mendesain tata kelola dan pelayanan medis di KEK Kesehatan Sanur.
Harapannya, KEK kesehatan di Bali ini berhasil sehingga modelnya bisa direplikasi di tempat-tempat lain. (Airlangga Hartarto)
Kawasan rumah sakit internasional di KEK Sanur dibangun di atas lahan seluas 5 hektar dengan luas bangunan sekitar 60.000 meter persegi.
Saat acara talk show itu diterangkan bahwa di dalam KEK kesehatan di Sanur terdapat rumah sakit internasional dan fasilitas pendukung, termasuk center of excellence atau pusat unggulan pelayanan medis.
Pelayanan medis yang menjadi unggulan antara lain kardiologi, ortopedi, gastro-hepatologi, dan medical check up (MCU). Kawasan khusus itu juga akan dilengkapi fasilitas resor, hotel, dan taman etnobotani.