Kawasan wisata Sanur di Kota Denpasar, Bali, dilengkapi Kawasan Ekonomi Khusus Sanur, yang memiliki KEK Kesehatan dan KEK Pariwisata. Pembangunan KEK Sanur diharapkan menambah jangkauan pariwisata Indonesia.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
Ā·5 menit baca
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Sanur di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, merupakan ikon wisata di Bali. Wisatawan menyusuri jalur pejalan kaki dan jalur sepeda di luar area eks Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Kota Denpasar, Rabu (25/1/2023).
Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2022 tentang Penetapan Sanur sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan dan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata memastikan keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus Sanur di Kota Denpasar, Bali. Kawasan Ekonomi Khusus Sanur disiapkan untuk memperluas jangkauan pariwisata Indonesia dan mengakselerasi sektor pariwisata melalui wisata pelayanan medis.
KEK Sanur menjadi topik utama dalamm acara bincang-bincang (talk show) bertajuk āChallenges and Opportunities of Indonesiaās Medical Tourismā di Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Senin (23/1/2023).
Gelar wicara yang difasilitasi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali/Bali Tourism Board (BTB) dan PT Pertamina Bina MedikaāIndonesia Healthcare Corporation (IHC), menghadirkan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Ketua Yayasan Pembangunan Sanur Ida Bagus Gede Sidharta Putra, dan Direktur Utama PT Pertamina Bina MedikaāIHC Mira Dyah Wahyuni.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur berada di Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, dengan panorama pesisir Pantai Sanur. Area KEK Sanur meliputi eks Hotel Grand Inna Bali Beach, yang dikelola Hotel Indonesia Natour (HIN), dengan luas lebih dari 40 hektar. Titik awal pembangunan KEK Sanur ditandai pelaksanaan peletakan batu pertama pembangunan proyek rumah sakit internasional oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (27/12/2021).
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika-IHC Mira Dyah Wahyuni (tengah) berbicara dalam acara gelar wicara bertajuk Challenges and Opportunities of Indonesia's Medical Tourism di Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Senin (23/1/2023).
āKawasan ditetapkan sebagai KEK Sanur sejak 1 November 2022 dengan peraturan pemerintah, kemudian disusul 4 Januari 2023 dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 Tahun 2023 tentang penyelenggaraan kegiatan usaha rumah sakit di kawasan ekonomi khusus yang mendukung Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan,ā kata Mira.
Pembangunan rumah sakit internasional di KEK Kesehatan dan KEK Pariwisata di Sanur, Kota Denpasar, seperti dinyatakan Presiden Joko Widodo dalam acara peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan rumah sakit internasional, 27 Desember 2021, akan menjadikan Bali sebagai destinasi wisata kesehatan sehingga mendorong warga negara Indonesia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di dalam negeri. Maka, warga tak perlu berobat ke luar negeri.
Indonesia diperkirakan kehilangan pendapatan sekitar Rp 97,6 triliun setahun karena sekitar 2 juta orang Indonesia bepergian ke luar negeri untuk tujuan pemeriksaan kesehatan ataupun pengobatan berkelanjutan pada 2019. Sementara itu, perolehan devisa dari pariwisata Indonesia pascapandemi Covid-19 ditargetkan sekitar Rp 6,7 triliun sampai Rp 24,31 triliun.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Sejumlah tamu sedang menikmati fasilitas hotel di kawasan Sanur, Kota Denpasar, Senin (23/1/2023). Sanur di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, merupakan ikon wisata di Bali.
Mira menyebut sejumlah negara yang menjadi tujuan warga Indonesia untuk memeriksakan kesehatan maupun berobat, misalnya, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan juga kawasan Amerika.
Adapun dalam siaran pers di laman Kementerian Badan Usaha Milik Negara saat peletakan batu pertama pembangunan proyek rumah sakit internasional oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (27/12/2021), Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, keberadaan rumah sakit internasional di kawasan Sanur, Kota Denpasar, mempunyai dua fungsi.
Kedua fungsi itu mendukung pelayanan kesehatan bagi investor, yang pekerja atau profesionalnya berada di Indonesia dan membantu Bali untuk mempunyai pariwisata baru dan pariwisata kesehatan.
Kelas internasional
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Tangkapan dari materi, yang dipaparkan pihak PT Pertamina Bina Medika-IHC, dalam acara gelar wicara bertajuk "Challenges and Opportunities of Indonesia's Medical Tourism" di Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Senin (23/1/2023).
Mira memaparkan, rumah sakit internasional di KEK Sanur dibangun di atas lahan seluas lima hektar dengan luas bangunan sekitar 60.000 meter persegi. RS itu menempati gedung empat lantai dengan rencana kapasitas sebanyak 250 tempat tidur rawat inap. PT Pertamina Bina MedikaāIHC bekerja sama dengan Mayo Clinic merancang dan mendesain tata kelola dan pelayanan medis di KEK Kesehatan di Sanur itu.
Di dalam KEK Kesehatan di Sanur terdapat rumah sakit internasional dan fasilitas pendukung, termasuk kawasan center of excellence, atau pusat unggulan, pelayanan medis di antaranya, kardiologi, orthopedi, gastro-hepatologi, dan medical check up (MCU).
Kawasan khusus itu juga akan dilengkapi fasilitas resor, hotel, dan taman etnobotani. Fasilitas kesehatan itu juga diisi para tenaga profesional, termasuk dokter asing dan dokter diaspora, selain dokter nasional.
Mira menyebutkan, dengan terbitnya Permenkes No 1/2023 tentang penyelenggaraan kegiatan usaha rumah sakit di kawasan ekonomi khusus, dimungkinkan tenaga kesehatan warga negara Indonesia lulusan luar negeri atau dokter diaspora dapat berpraktik di rumah sakit di kawasan ekonomi khusus. āDokter asing juga terbuka (peluang bekerja) karena kesehatan merupakan hal, yang sudah global,ā kata Mira.
Permenkes tersebut memberikan relaksasi atau kemudahan, baik bagi dokter asing maupun dokter diaspora, untuk bekerja di rumah sakit di kawasan ekonomi khusus dengan evaluasi dari subkomite evaluasi kompetensi di Kementerian Kesehatan dan pertimbangan dari Konsil Kedokteran Indonesia. Penerapan ketentuan itu didukung dan dipandu guru besar dan para pakar kedokteran yang duduk di dalam Medical Advisory Board.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (tengah) berbicara dalam acara gelar wicara bertajuk "Challenges and Opportunities of Indonesia's Medical Tourism" di Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Senin (23/1/2023). Wakil Gubernur Bali didampingi Ketua Yayasan Pembangunan Sanur Ida Bagus Gede Sidharta Putra (kiri) dan Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika-IHC Mira Dyah Wahyuni (kanan).
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Bali Ida Ayu Indah Yustikarini menerangkan, pariwisata kesehatan menjadi pilihan dalam pengembangan pasar pariwisata karena pariwisata kesehatan membuka peluang lebih luas.
Pariwisata kesehatan, menurut Yustikarini, tidak hanya membuka peluang berkembangnya wisata medis, wisata kebugaran, wisata olahraga, ataupun wisata pengetahuan kedokteran, juga berkaitan dengan bergeraknya wisata pertemuan, insentif, konvensi, dan ekshibisi (MICE).
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menyatakan, pariwisata kesehatan juga akan menggerakkan sektor akomodasi, termasuk hotel dan penginapan.
Tjok Ace mengungkapkan, orang-orang yang bepergian ke luar negeri untuk pemeriksaan kesehatan ataupun pengobatan berkelanjutan juga mengeluarkan biaya untuk akomodasi selama mereka menjalani pemeriksaan kesehatan maupun pengobatan berkelanjutan.
āBiasanya cukup lama waktu tinggalnya kalau untuk urusan berobat,ā kata Tjok Ace.
Tjok Ace menambahkan, pemilihan Sanur sebagai lokasi KEK Kesehatan dan KEK Pariwisata juga pas karena Sanur merupakan ikon pariwisata Bali. Sanur juga dikenal sebagai kawasan wisata, yang juga memberikan suasana penyembuhan (healing).
Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Denpasar, Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan, pembangunan Hotel Bali Beach di Sanur mulai 1963 dan pengoperasian hotel tersebut mulai 1966 memberikan kemajuan bagi Sanur.
Hotel modern pertama di Bali itu dinilai mendorong modernisasi pariwisata Bali. āTermasuk bagi Denpasar dan Sanur,ā kata Sidharta.
Pembangunan KEK Sanur di area eks Hotel Bali Beach Sanur, menurut Sidharta, diharapkan membawa cahaya baru bagi pariwisata Denpasar, Bali, dan Indonesia.
āKEK Sanur ini diharapkan memberi pangsa pasar baru sejalan dengan berkembangnya gelombang baru pariwisata global, termasuk wisata kesehatan dan MICE serta wisata budaya,ā kata Sidharta.
Dia sangat mendukung revitalisasi aset di Sanur agar kawasan itu bangkit dan lebih maju lagi.