Hoaks Penculikan Anak Picu Kerusuhan di Wamena, 9 Warga Tewas
Kerusuhan terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, akibat dipicu isu penculikan anak. Aparat keamanan bentrok dengan sekelompok warga. Sembilan warga tewas dalam peristiwa ini.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Bentrok terjadi antara aparat gabungan Polri dan TNI dengan sekelompok orang akibat terpengaruh isu penculikan anak yang tidak benar di Kampung Sapalek, Jalan Trans Irian, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/2/2023). Sembilan warga tewas dan enam warga lainnya luka-luka dalam peristiwa ini.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo, saat dihubungi dari Jayapura, Papua, membenarkan informasi tersebut. Ia mengatakan, bentrok antara aparat keamanan dan warga dipicu adanya isu penculikan anak di sekitar Kampung Sapalek pukul 12.30 WIT.
Ignatius memaparkan, ada sekelompok warga yang menghentikan seorang pengendara mobil dari Kampung Yomaima yang melintasi daerah tersebut. Warga mencurigai pengendara mobil itu adalah bagian dari komplotan penculikan anak sesuai dengan isu yang beredar di tengah masyarakat.
Kepala Polres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Hesman Napitupulu bersama jajarannya kemudian mendatangi lokasi tersebut untuk menghentikan aksi main hakim warga atas sopir mobil tersebut. Akan tetapi, warga yang jumlahnya terus bertambah banyak tidak menerima imbauan tersebut dan menyerang pihak kepolisian dengan batu serta panah.
Aparat yang diserang pun mendapatkan bantuan personel Brimob dan Kodim 1702/Jayawijaya. Aparat pun melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan aksi massa. Selain menyerang aparat keamanan, massa juga membakar sejumlah kios milik warga di sekitar lokasi kejadian.
”Pascakejadian diketahui terdapat sembilan warga tewas dan enam warga luka-luka. Saat ini seluruh korban telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Wamena,” kata Ignatius.
Ia pun menyatakan, Polda Papua bersama Polres Jayawijaya akan mengusut pihak-pihak yang menyebarkan isu penculikan anak dan provokasi sehingga terjadi bentrok antara aparat keamanan dan warga. Polda Papua juga akan mengusut penyebab adanya korban yang jatuh dalam peristiwa ini.
”Situasi di Wamena saat ini masih rawan, tapi tetap terkendali. Seluruh aparat TNI dan Polri masih bersiaga serta berpatroli di seluruh wilayah Wamena,” tutur Ignatius.
Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi mengimbau warga agar tidak memicu kericuhan meluas di wilayah Jayawijaya. Ia pun meminta warga tidak mudah terpengaruh dengan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
”Pemda Jayawijaya bersinergi dengan TNI-Polri dan seluruh elemen masyarakat akan bergandengan tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Marilah semua masyarakat Jayawijaya menjaga wilayah ini tetap kondusif,” ucap Marthin.
Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua Theo Hesegem menyatakan sungguh prihatin dan menyesalkan peristiwa bentrokan yang menyebabkan sembilan korban tewas. Ia berpendapat, seharusnya masyarakat tidak mudah terprovokasi tanpa mengklarifikasi kebenaran informasi tersebut.
”Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua akan membentuk tim investigasi dalam peristiwa ini. Kami akan mengusut pemicu hingga terjadi bentrokan antara aparat keamanan dan warga,” ucap Theo.