Lebih dari 1 Juta Liter Minyakita Akan Disalurkan di Jateng
Penyaluran Minyakita akan terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Jateng. Ada lebih dari satu juta liter Minyakita yang disalurkan dengan harga di bawah harga eceran tertinggi.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Lebih dari satu juta liter Minyakita telah dipesan oleh Perum Bulog Kantor Wilayah Jawa Tengah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setidaknya sampai April mendatang. Minyak goreng itu akan disalurkan secara bertahap melalui Rumah Pangan kita, Toko Pangan Kita, dan operasi pasar di seluruh kabupaten/kota di Jateng.
Minyakita merupakan produk yang menjadi bagian dari pemenuhan kewajiban memasok pasar domestik atau DMO. Minyakita yang diluncurkan pertengahan 2022 untuk mengendalikan harga minyak goreng itu dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter.
Namun, selama sebulan terakhir, masyarakat di sejumlah daerah di Jateng mengeluhkan kelangkaan Minyakita. Padahal, Minyakita adalah produk yang banyak diminati masyarakat.
Menurut penuturan pedagang, sejak ada Minyakita, pelanggan minyak goreng curah beralih karena menilai Minyakita memiliki kualitas lebih baik daripada minyak curah. Sementara itu, pelanggan minyak goreng kemasan premium juga ikut beralih ke Minyakita dengan alasan harganya lebih terjangkau.
Hilangnya Minyakita dari pasaran disebut pedagang ikut mengerek harga minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan premium. Di Pasar Bulu, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, misalnya, harga minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan premium naik Rp 1.000-Rp 2.000 per liter.
Atik (46), pedagang barang kebutuhan pokok di Pasar Bulu, Rabu (15/2/2023), mengatakan, harga minyak curah yang awalnya Rp 14.000 per kg sekarang naik menjadi Rp 16.000 per kg. Sementara itu, minyak goreng kemasan premium naik dari Rp 16.000 per liter menjadi Rp 17.000 per liter.
”Harga minyak goreng curah dan kemasan premium jadi ikut naik karena permintaannya juga naik sejak Minyakita tidak ada,” ujar Atik. Dia berharap, para pedagang bisa segera kembali mendapat pasokan Minyakita sehingga harga minyak goreng bisa kembali stabil.
Untuk mengatasi dampak kelangkaan Minyakita, Perum Bulog Kanwil Jateng memesan 1.008.000 liter Minyakita ke PT Best dan PT Kusuma. Minyak goreng yang dipesan itu sedang dalam proses pengiriman. Pada Rabu, jumlah Minyakita yang telah tiba di Jateng sebanyak 18.000 liter.
”Sisanya akan dikirim secara bertahap setiap minggunya. Pasokan sebanyak 1.008.000 liter Minyakita ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat paling tidak sampai Lebaran, April mendatang,” kata Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jateng Akhmad Kholisun.
Akhmad mengatakan, Minyakita akan disalurkan kepada masyarakat melalui Rumah Pangan Kita dan Toko Pangan Kita yang ada di setiap pasar tradisional di Jateng. Selain itu, masyarakat juga bisa membeli Minyakita dalam operasi pasar yang digelar di setiap kabupaten/kota.
Bulog akan menjual Minyakita dengan harga Rp 12.700-Rp 13.100 per liter ke Rumah Pangan Kita dan Toko Pangan Kita sehingga minyak goreng itu bisa sampai di tangan konsumen dengan harga di bawah atau sesuai HET.
Saya juga berharap pasokannya nanti bisa lancar dan berkelanjutan, tidak hanya sekali ini saja.
Pada Rabu, Minyakita sudah mulai disalurkan ke sejumlah pasar di daerah-daerah di Jateng, termasuk ke Pasar Bulu. Di pasar tersebut, para pedagang akan mendapatkan masing-masing lima karton yang berisi 60 liter Minyakita.
Minyakita dijual dengan harga Rp 12.580 per liter kepada para pedagang. Dengan begitu, pedagang diharapkan tetap bisa mendapatkan keuntungan saat menjual Minyakita dengan harga maksimal Rp 14.000 per liter.
”Saya siap menjual dengan harga sesuai HET atau di bawah HET, asalkan harga kulakannya (modal) maksimal Rp 13.000 per liter. Saya juga berharap pasokannya nanti bisa lancar dan berkelanjutan, tidak hanya sekali ini saja. Kalau pasokannya lancar, harga minyak bakal stabil,” ucap Ngatminah (60), pedagang di Pasar Bulu.
Sudah sebulan lebih Ngatminah tidak menjual Minyakita. Sebelum itu, Ngatminah menjual Minyakita dengan harga Rp 15.000 per liter. Hal itu dilakukannya karena modalnya membeli Minyakita Rp 13.750 per liter.
Hingga Rabu, Jateng masih memiliki stok minyak goreng curah 7.000 ton dan minyak goreng kemasan premium 2.224 ton. Jumlah itu diklaim cukup untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng Jateng hingga 16 hari ke depan.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng Mochamad Santoso mengatakan, suplai Minyakita di pasaran akan terus bertambah seiring dengan kebijakan penambahan DMO dari 300.000 ton menjadi 450.000 ton. Banyaknya bahan baku yang tersedia diyakini Santoso bisa menambah jumlah produksi Minyakita.
”Dengan adanya kebijakan ini, mudah-mudahan suplai Minyakita bisa kembali normal. Targetnya, sebelum Ramadhan atau akhir Maret (sudah normal),” tuturnya.
Dalam proses panyaluran Minyakita di Jateng, polisi akan turut mengwasi. Hal itu supaya penyaluran tepat sasaran dan dijual tidak melebihi HET. Masyarakat yang mengetahui penjualan Minyakita melebihi HET diminta melapor. Penjualan di atas HET bisa dikenai sanksi administrasi berupa teguran hingga pencabutan izin usaha.
Kepala Subdirektorat 1 Bidang Industri, Perdagangan, dan Investasi Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng Ajun Komisaris Besar Rosyid Hartanto juga mengingatkan agar para penjual tidak menimbun stok. Jika kedapatan menimbun stok, pedagang bisa dipidana penjara selama lima tahun dan denda maksimal Rp 10 miliar.