Hujan Berangsur Reda, Sejumlah Wilayah di Makassar Masih Tergenang
Meksi hujan berangsur reda, ribuan warga di Makassar bertahan di pengungsian karena rumah mereka masih terendam banjir. Cuaca buruk masih mengintai Makassar dan daerah sekitarnya. Warga diminta tetap waspada.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Hujan berangsur reda pada Selasa (14/2/2023) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Namun, sebagian wilayah dan permukiman masih tergenang banjir. Ribuan warga pun mengungsi akibat kondisi tersebut. Ancaman hujan lebat hingga ekstrem masih mengintai Makassar dan beberapa kabupaten di Sulsel.
Pantauan Kompas di beberapa kecamatan pada Selasa menunjukkan sejumlah permukiman masih terendam banjir dengan ketinggian hingga satu meter. Sementara, di beberapa lokasi lainnya, warga mulai kembali membersihkan rumah.
”Hujan memang reda, tapi di perumahan kami air masih tinggi. Makanya, saya masih bertahan di pengungsian. Kalau hujan benar-benar sudah tidak turun lagi dan air surut, baru kembali ke rumah,” kata M Munir, warga Perumahan Puri Patte’ne, Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya.
Saat ini sekitar 500 warga Puri Patte’ne dan sekitarnya mengungsi di masjid kompleks yang lokasinya agak tinggi. Untuk masuk-keluar kompleks, warga menggunakan rakit yang terbuat dari gabus. Pasukan Marinir yang dilengkapi perahu karet dan ambulans bersiaga di gerbang kompleks.
Di Kecamatan Manggala, sebagian permukiman di perumahan Antang dan Kelurahan Batua juga masih terendam. Di kawasan ini sebagian warga pun masih mengungsi ke lokasi aman.
Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto mengatakan, saat ini ada beberapa titik pengungsian. Walau hujan berangsur reda, sebagian warga diminta tetap siaga karena prakiraan cuaca yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar menyebut hujan ekstrem masih akan terjadi beberapa hari ke depan.
”Memang sebagian masih di pengungsian dan kami minta tetap waspada untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Saya sudah berkeliling ke lokasi pengungsian warga dan memastikan mereka tertangani dengan baik dan berada di lokasi yang aman hingga cuaca buruk benar-benar sudah berlalu,” katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar Achmad Hendra mengatakan, hujan deras yang mengguyur sejak Senin (13/2/2023) dini hari menyebabkan setidaknya 10 kecamatan yang meliputi 31 kelurahan terendam. Banjir menyebabkan lebih dari 4.000 warga mengungsi.
”Namun, seiring hujan yang berangsur reda, saat ini tinggal empat kecamatan yang terdampak banjir. Keempat kecamatan ini adalah Manggala, Biringkanaya, Tamalate, dan Rappocini. Di empat kecamatan ini terdapat 2.293 warga mengungsi yang meliputi 681 keluarga. Kami mendata ada 28 titik pengungsian,” katanya.
Cuaca di wilayah ini diperkirakan masih didominasi hujan kategori lebat hingga ekstrem.
Sepanjang Selasa dini hari, hujan beberapa kali turun, tapi reda pada pagi hingga siang. Berdasarkan analisis curah hujan yang dirilis BMKG Wilayah IV Makassar, hujan ekstrem masih akan terjadi di sebagian wilayah tengah hingga selatan Sulsel, termasuk Kota Makassar.
”Cuaca di wilayah ini diperkirakan masih didominasi hujan kategori lebat hingga ekstrem. Curah hujan tertinggi terjadi di lokasi Moncongloe, yakni 324 milimeter; Bantimurung 290 milimeter; dan Pattene/Marusu 232 milimeter,” kata Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah IV Makassar Hanafi Hamzah.
Ketiga lokasi yang disebut berada di wilayah Kabupaten Maros dan sebagian di perbatasan Makassar. Maros berada di utara Kota Makassar. Selain itu, BMKG juga memantau potensi pasang laut hingga 1,3 meter di Makassar dan 1,1 meter di Parepare.
Cuaca buruk sejak Senin tak hanya melanda Makassar, tapi juga sejumlah kabupaten di sekitarnya. Selain Maros yang berbatasan langsung dengan Makassar, Kabupaten Pangkep, juga mengalami banjir cukup parah bersamaan dengan banjir di Makassar.