Hujan ekstrem masih membayangi Makassar dan beberapa wilayah di sekitarnya. Evakuasi terus dilakukan di permukiman yang menjadi lokasi terdampak parah banjir di Kota Makassar.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulawesi Selatan menempatkan 10 perahu di sejumlah lokasi di Kota Makassar. Perahu ini digunakan untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir di sejumlah permukiman. Selain tim BPBD, evakuasi juga dilakukan Pemerintah Kota Makassar. Pemkot Makassar meminta warga menghubungi layanan 112 untuk melaporkan bencana ataupun meminta pertolongan/evakuasi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Amson Padolo mengatakan, 10 perahu karet dari BPBD Sulsel telah disebar di lokasi yang terdampak parah sejak Senin (13/2/2023) siang. ”Perahu kami sebar di kantong banjir, di antaranya ada 3 di Kecamatan Manggala, 2 di Kecamatan Tamalate, dan 2 lagi di Biringkanaya. Semuanya adalah kecamatan yang menjadi kantong banjir. Tiga lainnya kami tempatkan masing-masing 1 di Jalan Nuri dan 1 di Tamala’lang,” Kata Amson.
Dia menambahkan, BPBD Sulsel sudah melakukan koordinasi dengan Basarnas, pemerintah kabupaten/kota, termasuk kecamatan, untuk melakukan tindakan tanggap darurat jika terjadi bencana.
Seperti diketahui, hujan deras yang mengguyur Kota Makassar sejak Senin dini hari merendam sebagian besar kawasan itu. Sejumlah kecamatan, seperti Tamalanrea, Biringkanaya, dan Tamalate, termasuk daerah yang tingkat banjirnya cukup parah. Sebagian besar kelurahan dan permukiman di wilayah ini terendam hingga ketinggian lebih dari 1 meter.
Sepanjang Senin pagi hingga sore, evakuasi dilakukan di berbagai tempat. Saat ini warga yang dievakuasi menempati posko-posko yang telah didirikan. Sebagian mengungsi ke rumah kerabat. ”Kami mendahulukan evakuasi pada anak-anak, warga lansia, ibu hamil, ataupun yang baru melahirkan. Tim kami sebar ke berbagai lokasi yang terdampak parah,” kata Kepala Basarnas Sulsel Djunaidi.
Selain posko dan nomor Basarnas, Pemkot Makassar juga meminta warga menghubungi layanan telepon 112 untuk melaporkan kondisi di wilayahnya atau membutuhkan evakuasi dan pertolongan lain.
Banjir yang terjadi di Kota Makassar kali ini terbilang cukup parah. Sejumlah wilayah yang sebelumnya tak pernah terdampak banjir kini tergenang. ”Lebih dari 30 tahun saya tinggal di sini dan baru kali ini rumah saya kemasukan air. Ini benar-benar parah,” kata Antonius (60), warga Kelurahan Mappala, Makassar.
Banjir tak hanya merendam permukiman dan jalan, tapi juga menyebabkan kemacetan di berbagai ruas jalan. Banyak pengendara yang terjebak banjir dan bingung memilih jalan mana yang harus dilalui agar aman dari banjir. Banyak kendaraan yang terparkir di pinggir jalan akhirnya harus menunggu air surut. Sebagian mogok akibat mesin kemasukan air.
Lebih dari 30 tahun saya tinggal di sini dan baru kali ini rumah saya kemasukan air. Ini benar-benar parah. (Antonius)
Pantauan sepanjang Senin menunjukkan, jalan-jalan utama, seperti kawasan Pantai Losari, Jalan Pettarani, Boulevard, Gunung Lompobattang, Gunung Bawakareng, Sungai Saddang, dan Cendrawasih, tergenang. Begitu pula Jalan Trans-Sulawesi di Perintis Kemerdekaan dan Urip Sumoharjo. Wilayah pinggiran, terutama di bantaran sungai atau kanal, genangan airnya cukup tinggi.
Kondisi ini membuat Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto mengimbau warga untuk membatasi aktivitas di luar ruang. Bahkan, pihak sekolah diimbau untuk melakukan pembelajaran daring sementara waktu.
Sementara itu, BMKG mengingatkan potensi hujan ekstrem di Makassar dan sekitarnya yang diperkirakan masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan. Warga diimbau untuk mewaspadai puncak air pasang yang mencapai 1,2 meter di pesisir barat Sulawesi Selatan, yakni di Selat Makassar.
”Hingga tanggal 16 (Februari) nanti, peluang terjadi hujan kategori lebat hingga sangat lebat masih terjadi. Hujan yang turun sepanjang Senin pagi di Makassar dalam kategori lebat dan sebagian ekstrem terutama wilayah Paotere,” kata Hanafi Hamzah, Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah IV Makassar.