Terkendala Cuaca Buruk, Pencarian Nelayan Hilang di Perairan Cilacap Belum Berhasil
Pencarian terhadap seorang anak buah kapal yang tenggelam di Perairan Cilacap sudah memasuki hari ketiga. Cuaca menjadi kendala dalam pencarian ini.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
CILACAP, KOMPAS – Proses pencarian terhadap seorang anak buah kapal yang diduga tenggelam dan hilang di perairan Cilacap belum membuahkan hasil hingga Kamis (9/2/2023). Tim pencari dari Basarnas Cilacap terkendala angin kencang dan ombak tinggi.
Sebelumnya, kapal nelayan Gilang Putra Ramadhan Jaya yang ditumpangi lima orang hilang kontak pada Senin (6/2/2023) pukul 23.00. Tiga nelayan bisa diselamatkan, yaitu Daryono (45), Misnadi (42), dan Lung (52).
Akan tetapi, Miun (50), salah seorang nelayan, meninggal dunia. Sementara seorang nelayan lainnya yang belum ditemukan bernama Mandra.
Humas Basarnas Cilacap Saeful Anwar pada Kamis mengatakan, nelayan hilang belum ditemukan. Proses pencarian terus dilakukan.
Tim 1 menggunakan perahu karet mencari di area seluas 3 nautical mile. Sementara tim 2 menggunakan kapal jukung dan tim 3 menyisir Pantai Jetis sejauh 5 kilometer arah barat memakai motor trail.
”Kendala utama pencarian adalah dampak cuaca buruk. Angin kencang dan ombak tinggi 3-4 meter selalu terjadi di atas pukul 11.00,” katanya.
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Sutikno menyampaikan, BMKG memprakirakan terjadi potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang untuk 10-12 Februari 2023.
Sejumlah faktor yang memengaruhi kondisi itu antara lain siklon tropis Freddy yang terdapat di Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga belokan angin di wilayah Jawa Tengah.
BMKG Cilacap juga menerbitkan peringatan dini gelombang dini yang berlaku 9 Februari 2023 pukul 07.00-10 Februari 2023 pukul 07.00. Gelombang tinggi 2,5 meter hingga 4 meter berpeluang terjadi antara lain di perairan selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta.