Gempa M 5,2 Guncang Jayapura, Empat Warga Meninggal
Gempa berkekuatan M 5,2 dengan kedalaman dangkal mengguncang Kota Jayapura, Papua. Empat warga meninggal akibat tertimbun bangunan yang runtuh. Sejumlah bangunan juga mengalami kerusakan.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Gempa tektonik berkekuatan M 5,2 (sebelumnya disebutkan M 5,4, kemudian diperbarui menjadi M 5,2 oleh BMKG) mengguncang Kota Jayapura, Papua, Kamis (9/2/2023). Gempa dengan kedalaman dangkal itu mengakibatkan empat warga meninggal dunia dan sejumlah bangunan mengalami kerusakan.
Dari pantauan Kompas, gempa tersebut terjadi pukul 15.28 WIT dengan durasi sekitar 5-6 detik. Pusat gempa dengan kedalaman 10 kilometer tersebut berlokasi di darat dan berjarak 1 kilometer arah barat daya Kota Jayapura.
Setelah gempa bumi, banyak warga berhamburan ke jalan raya meninggalkan kompleks perkantoran, rumah, dan pusat perbelanjaan. Semua pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura pun dievakuasi ke area parkiran rumah sakit.
Sebanyak empat warga dilaporkan meninggal dunia dan tiga korban lainnya luka-luka karena tertimbun bangunan Rumah Makan Carita di pinggir laut di daerah Dok II, Jayapura Utara. Semua korban tewas dan luka telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.
Sementara itu, bangunan yang mengalami kerusakan, antara lain, ialah Kantor Wali Kota Jayapura, Mal Jayapura, Masjid Nurul Iman Dok V Jayapura, Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua, dan gedung pascasarjana Universitas Cenderawasih Jayapura.
Kepala Kepolisian Resor Kota Jayapura Komisaris Besar Victor Mackbon ketika dikonfirmasi membenarkan adanya empat korban tewas dan tiga korban luka akibat tertimbun bangunan Rumah Makan Carita. Gempa juga mengakibatkan lima rumah warga di daerah Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, terbakar.
”Seluruh korban telah dievakuasi ke rumah sakit dan api yang membakar lima unit rumah warga telah dipadamkan. Kami memohon warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari bangunan yang terdampak gempa,” kata Victor.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono memaparkan, berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi dengan kekuatan M 5,2 itu merupakan gempa bumi dangkal. Gempa tersebut dipicu adanya aktivitas sesar lokal yang aktif.
”Gempa tidak berpotensi tsunami. Dari tanggal 2 Januari 2023 hingga Kamis ini pukul 16.00 WIT telah terjadi gempa bumi di wilayah sekitar Kota Jayapura sebanyak 1.072 kali dengan 128 kejadian di antaranya dirasakan oleh masyarakat,” ujar Daryono.
Koordinator Bidang Observasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura Danang Pamuji menuturkan, penyebab gempa adalah pergerakan sesar atau patahan lokal yang aktif dan kondisi bebatuan yang rapuh sehingga memicu terus terjadi gempa susulan di wilayah Kota Jayapura hingga Kabupaten Jayapura. Namun, BBMKG Wilayah V Jayapura belum dapat mengidentifikasi sesar lokal tersebut.
Ia mengungkapkan, fenomena gempa bumi hingga 1.072 kali dalam sebulan terakhir baru pertama kali terjadi di Papua. Adapun fenomena ini pernah terjadi di Ambon, Provinsi Maluku, pada 2019 dengan total sekitar 3.000 kali gempa.
”Kami meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi bencana gempa bumi. Sebab, diperkirakan terus terjadi gempa bumi susulan karena kondisi lempeng atau patahan belum stabil,” ujar Danang.
Dari tanggal 2 Januari 2023 hingga Kamis ini pukul 16.00 WIT telah terjadi gempa bumi di wilayah sekitar Kota Jayapura sebanyak 1.072 kali.
Hingga Kamis ini pukul 17.23 WIT masih terjadi gempa susulan di Kota Jayapura. Tercatat sebanyak 12 kali gempa susulan pascagempa dengan kekuatan M 5,2.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Bencana Daerah Papua Welliam Manderi mengatakan, pihaknya bersama BPBD Kota Jayapura masih mendata jumlah korban dan bangunan yang mengalami kerusakan pascagempa.
”Kami meminta para pengurus RT dan RW bersama warga di seluruh komplek permukiman untuk menyiapkan upaya mitigasi. Caranya adalah menyiapkan tempat titik kumpul atau evakuasi yang aman dari guncangan gempa,” ucap Welliam.