Gempa Dangkal di Jayapura Capai 914 Kali, Warga Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan
Gempa dengan kedalaman dangkal terus terjadi di Jayapura hingga Senin ini. Total terjadi 914 gempa bumi hingga kini karena pergerakan sesar lokal yang aktif.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Fenomena gempa bumi tektonik dengan kedalaman dangkal terus terjadi di wilayah Jayapura, Papua, hingga Senin (6/2/2023). Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura mencatat terjadi 914 kejadian gempa dalam rentang waktu 33 hari terakhir.
Koordinator Bidang Observasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura Danang Pamuji mengatakan, terjadi dua kali gempa bumi dengan kedalaman dangkal pada Senin hari ini. Gempa yang pertama dengan kekuatan Magnitudo 4,2 dengan kedalaman 10 kilometer dan gempa kedua Magnitudo 3,1 pada kedalaman 8 kilometer.
Danang memaparkan, gempa dengan Magnitudo 4,2 terjadi di darat pukul 08.19 WIT. Sementara gempa dengan Magnitudo 3,1 juga terjadi di darat pukul 08.31 WIT. Titik pusat kedua gempa itu sama, yakni berjarak 3 kilometer dari arah barat laut Kota Jayapura.
”(Sudah) terjadi 914 kali gempa bumi dengan kedalaman dangkal di Kota Jayapura hingga daerah Sentani di Kabupaten Jayapura selama sebulan terakhir. Gempa yang perdana terjadi di Kota Jayapura pada 2 Januari 2023 lalu dengan Magnitudo 5,4,” papar Danang.
Danang memaparkan, penyebab gempa karena pergerakan sesar atau patahan lokal sangat aktif dan kondisi bebatuan yang rapuh sehingga memicu terus terjadi gempa susulan di wilayah Kota Jayapura hingga Kabupaten Jayapura. Namun, BBMKG Wilayah V Jayapura belum dapat mengidentifikasi sesar lokal tersebut.
Ia mengungkapkan fenomena gempa bumi hingga ratusan kali dalam sebulan terakhir baru pertama kali terjadi di Papua. Adapun fenomena ini pernah terjadi di Ambon, Provinsi Maluku, pada 2019 dengan total sekitar 3.000 kali gempa.
”Kami telah berkoodinasi dengan BMKG pusat untuk melaksanakan survei sesar lokal yang memicu terjadinya gempa bumi dangkal di Jayapura selama sebulan terakhir. Sebab, kami belum memiliki alat untuk mengidentifikasi sesar atau patahan yang menjadi pemicu gempa,” tutur Danang.
Ia mengimbau warga Jayapura dan sekitarnya agar meningkatkan kewaspadaan dan mitigasi di tengah gempa susulan yang masih terjadi hingga kini. ”Salah satu upaya mitigasi ialah masyarakat selalu memeriksa kondisi bangunan tempat tinggalnya atau bangunan lainnya yang diduga terdampak gempa seperti terjadi keretakan,” tambah Danang.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Bencana Daerah Papua Paminto Widodo mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Jayapura untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi bagi masyarakat. Selain itu, lanjut Paminto, pihaknya telah meminta Pemkot Jayapura memetakan kondisi bangunan perkantoran, pusat perbelanjaan, dan permukiman warga.
Kami berharap BMKG pusat segera melakukan survei untuk mengetahui patahan yang menjadi sumber pemicu gempa di Kota Jayapura.
Paminto pun menyatakan antusiasme warga untuk menyiapkan upaya mitigasi menghadapi gempa sangat tinggi. Hal ini terbukti adanya permintaan agar petugas Satpol Pamong Praja dan Penanggulangan Bencana Daerah Papua memberi pelatihan mitigasi gempa untuk pihak sekolah dan lembaga BUMN.
”Kami berharap BMKG pusat segera melakukan survei untuk mengetahui patahan yang menjadi sumber pemicu gempa di Kota Jayapura. Kami akan menyampaikan hal ini ke pemerintah pusat,” ujar Paminto.
Roger Liem, salah satu warga Jayapura, merasa sangat cemas dengan aktivitas gempa bumi dangkal yang terus terjadi selama sebulan terakhir. Ia berharap dan terus berdoa agar tidak terjadi gempa dengan kekuatan besar yang berakibat fatal bagi masyarakat Jayapura.