Gibran: Revitalisasi Keraton Surakarta Dimulai Tahun Ini
Wacana revitalisasi Keraton Surakarta mulai menemukan titik terang. Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyebut, proses revitalisasi tersebut bakal dimulai tahun ini.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Wacana revitalisasi Keraton Surakarta, Jawa Tengah, mulai menemukan titik terang. Menurut rencana, proses revitalisasi tersebut bakal dimulai tahun ini. Dalam waktu dekat, pemerintah akan berkoordinasi dengan keluarga Keraton Surakarta sebagai pemilik aset.
Rencana itu mengemuka setelah pertemuan antara Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan sejumlah perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Selasa (7/2/2023), di Pracima Tuin, Pura Mangkunegaran, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Pertemuan kedua belah pihak itu berlangsung secara tertutup.
”Sudah ada cantolannya (anggaran). Tahun ini akan dimulai dan tahun ini harus selesai. Sebagian dulu, ya. Tetapi, sudah ada cantolannya,” kata Gibran seusai pertemuan tersebut.
Gibran menjelaskan, proses revitalisasi Keraton Surakarta bakal dilaksanakan secara bertahap. Dia belum bersedia menyebut besaran anggaran yang dikucurkan untuk proyek itu. Namun, Gibran meyakini, dana yang dialokasikan mampu mencukupi kebutuhan pemugaran.
Putra sulung Presiden Joko Widodo itu juga berharap pada tahun-tahun selanjutnya masih ada alokasi anggaran untuk revitalisasi Keraton Surakarta. Hal ini karena cukup banyak area di kompleks keraton tersebut yang membutuhkan perbaikan.
Tahun ini akan dimulai dan tahun ini harus selesai. Sebagian dulu, ya.
Gibran juga mengaku telah memasukkan revitalisasi Keraton Surakarta sebagai salah satu program prioritasnya. Oleh karena itu, sesegera mungkin ia akan menemui keluarga keraton untuk membahas secara lebih serius rencana tersebut.
”Ini saya sudah berkomunikasi dengan Gusti Purboyo (putra mahkota Keraton Surakarta). Kami akan bertemu dulu, terus nanti dirapatkan lagi. Soal yayasan dan segala macam yang diperbaiki strukturnya. Ini tinggal mengerjakan saja,” kata Gibran.
Pihak keluarga keraton, sebut Gibran, juga sudah menyatukan prinsip untuk bersama-sama membangun kembali kerajaan itu. Beberapa tahun lalu, rencana revitalisasi sebenarnya sempat mengemuka. Namun, terjadi konflik internal di Keraton Surakarta yang mengakibatkan rencana itu urung terlaksana.
”Pesannya tadi dari Pak Menteri (PUPR) adalah satu pintu saja, ke saya atau Sinuhun (Raja Keraton Surakarta Pakubuwono XIII). Di sana (yang dipugar) nanti intinya adalah mengembalikan ke bentuk awal. Tinggal dipercantik saja,” kata Gibran.
Salah seorang kerabat Keraton Surakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari, mengatakan, semua kerabat keraton telah bertekad untuk bersatu kembali demi membesarkan nama kerajaan itu. Para kerabat keraton juga mengucapkan terima kasih atas perhatian Gibran yang mau mendorong upaya revitalisasi.
”Saya sudah menyerahkan grand design terakhir sewaktu makan siang (perdamaian dua kubu Keraton Surakarta) beberapa waktu lalu. Dari situ, pastinya kita akan berembuk prioritas mana-mana saja yang akan diperbaiki,” kata Wandansari yang akrab disapa Gusti Moeng.
Menurut Wandansari, bangunan yang paling mendesak untuk direvitalisasi ialah Panggung Songgobuwono. Ia menilai, kondisi bangunan itu sudah memprihatinkan. Seingat dia, pemugaran terakhir bangunan tersebut telah berlangsung cukup lama, yakni pada tahun 1980-an.
Panggung Songgobuwono merupakan bangunan semacam menara yang menjulang di area dalam Keraton Surakarta. Tingginya sekitar 30 meter. Dengan demikian, bangunan itu sekaligus menjadi yang tertinggi di antara bangunan lain di kompleks keraton.
Berdasarkan catatan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, Panggung Songgobuwono berdiri sejak 1782. Pada saat itu, keraton dipimpin oleh Paku Buwono III. Konon, bangunan tersebut digunakan sebagai tempat meditasi raja. Lokasinya yang tinggi membuat suasana bangunan itu cukup hening. Namun, bangunan itu juga menjadi tempat bagi penjaga keraton mengawasi sekeliling area kerajaan.