Tekan Tengkes, NTB Produksi Benih Padi dengan Kandungan Zink Tinggi
NTB memproduksi benih padi Inpari IR Nutri Zinc sebagai salah satu upaya menekan tengkes di daerah tersebut.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Tengkes atau stunting masih menjadi persoalan yang dihadapi Nusa Tenggara Barat. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk menekan angka gangguan pertumbuhan pada bayi dan anak usia balita itu. Salah satunya dengan memproduksi benih padi Inpari IR Nutri Zinc yang memiliki kandungan zink tinggi.
Wakil Manajer Unit Produksi Benih Terstandar Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) NTB Hiryana Windiyani saat ditemui dalam acara Penanaman 1.000 Pohon di Narmada, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Rabu (1/2/2023), mengatakan, produksi benih padi Inpari IR Nutri Zinc adalah upaya membantu percepatan penurunan tengkes yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.
Presiden Jokowi telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Target jangka pendek perpres adalah menurunkan prevalensi tengkes 3 persen per tahun agar mencapai 14 persen pada 2024. Sementara target jangka panjang membebaskan anak usia balita dari tengkes pada 2030 (Kompas, 30/1/2023).
Khusus NTB, berdasarkan rekaman data aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), hingga 16 September 2022 dengan input-an mencapai 99,46 persen, angka tengkes di NTB sebesar 16,9 persen.
Hiryana menjelaskan, jika ditanam, IR Nutri Zinc memiliki rata-rata kandungan zink sekitar 34 ppm atau part per million (1 ppm setara dengan 1 miligram/kilogram). ”Varietas yang ada di NTB seperti Inpari 32 Ciliwung dan Ciherang, juga punya zink. Namun, ini (Inpari IR Nutri Zinc) lebih tinggi,” kata Hiryana.
Menurut Hiryana, berdasarkan hasil pengkajian, beras IR Nutri Zinc mampu menurunkan angka tengkes. Beras tersebut sudah diberikan kepada anak balita atau ibu hamil yang menderita gizi buruk. Dalam dua sampai tiga bulan, terjadi penurunan angka tengkes pada bayi ditandai dengan penambahan berat badan dan perubahan tinggi badan. Sementara pada ibu hamil terjadi perubahan pada lingkar lengan.
Hiryana menambahkan, berdasarkan hal itu, bimbingan teknis untuk diseminasi benih Inpari IR Nutri Zinc telah dilakukan di 10 kabupaten kota di NTB. Sejalan dengan itu, mereka juga membuat demplot (demonstration plot) minimal 1-5 hektar. Terakhir, panen dilakukan di Kota Mataram pada demplot seluas 1,5 hektar.
”Dari 2020, kami sudah memproduksi benih sekitar 20 ton. Harapannya, untuk memenuhi kebutuhan di NTB, selain dari kami, para penangkar dan petani lain bisa mengembangkannya secara mandiri,” kata Hiryana.
Selain lewat bimtek secara daring dan luring, mereka juga menggandeng pemangku kepentingan terkait untuk sosialisasi benih tersebut, baik di lingkup Kementerian Pertanian maupun pihak lainnya, seperti Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Komando Resor Militer, dan Komando Distrik Militer di NTB.
Pendampingan kepada petani juga dilakukan. Misalnya, jika membeli benih langsung ke BSIP dengan harga Rp 85.000 per 10 kilogram, kata Hiryana, petani mendapatkan kontak pendamping khusus.
”Mereka bisa berkomunikasi, termasuk dengan tenaga ahli, jika ada serangan hama. Pascapanen pun, meski fokus di produksi benih, kami juga hubungkan ke kader posyandu, juga pihak BKKBN,” kata Hiryana.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB H Fathul Gani mengatakan, pemerintah daerah saat ini gencar menyosialisaskan penggunaan benih Inpari IR Nutri Zinc. Sejalan dengan itu, bersama BSIP NTB, pihaknya juga terus menggenjot produksi benih baik untuk kebutuhan di daerah dan untuk dikirim ke provinsi lain. ”Kami menargetkan ke depan bisa memproduksi hingga 10.000 ton benih,” kata Fathul.
Ketua Tim Penggerak PKK NTB Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah menambahkan, percepatan penurunan tengkes ternyata bisa diintervensi dari sisi beras. Salah satunya dengan Inpari IR Nutri Zinc.
Oleh karena itu, kata Niken, ia akan meminta dinas pertanian dan perkebunan untuk gencar menyosialisasikan penggunaan benih tersebut, terutama di kantong-kantong tengkes di NTB.