Proyek KA Trans-Sulawesi Dipercepat, Makassar Tetap Usul Rel Melayang
Jalur kereta api ruas Garongkong (Barru) ke Kabupaten Maros sepanjang 80 kilometer sudah digunakan masyarakat di Sulawesi Selatan sejak akhir tahun lalu. Kementerian Perhubungan mendorong sisa proyek ini dipercepat.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Kementerian Perhubungan mendorong percepatan pembangunan proyek Kereta Api Trans-Sulawesi di Sulawesi Selatan. Perampungan ruas Maros-Mandai akan digenjot sebelum dilanjutkan ke ruas Mandai-Makassar. Namun, Pemerintah Kota Makassar tetap dengan usulan rel melayang di wilayah Makassar untuk mencegah banjir.
Terkait percepatan proyek pembangunan KA Trans-Sulawesi ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau progres pembangunan jalur pada Sabtu (21/1/2023). Selain meninjau, Budi juga menjajal perjalanan kereta api di rute yang telah beroperasi, yakni Maros-Garongkong sejauh 80 kilometer.
Saat ini, pengerjaan ruas Maros-Mandai dilakukan sepanjang empat kilometer. Namun, di beberapa titik masih terkendala pembebasan lahan. Budi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Komisi V DPR, dan pimpinan daerah untuk bersama-sama menyelesaikan kendala ini.
”Alhamdulillah semua pihak menyatakan mendukung percepatan penyelesaian agar bisa kami lanjutkan pengerjaan konstruksinya,” kata Budi.
Jika ruas Maros-Mandai terkendala pembebasan lahan, untuk pembangunan ruas Mandai-Makassar kendalanya pada permintaan Pemkot Makassar agar yang dibangun adalah rel melayang. Ruas tersebut saat ini masih dalam pembahasan. Pemkot Makassar mengaku belum mendapat laporan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) terkait rel bawah atau darat.
Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto, Minggu (22/1/2023), mengatakan, pihaknya masih tetap dengan usulan rel elevated (layang) karena rel bawah akan menutup jalur air dan bisa menyebabkan banjir. ”Tanda-tandanya sudah tampak. Wilayah bandara dan jalan tol yang tidak pernah banjir sekarang jadi banjir. Sekali lagi saya paham soal pentingnya proyek ini, tetapi saya juga harus melindungi warga saya dari ancaman banjir,” ujarnya.
Kawasan Bandara Sultan Hasanuddin dan ujung timur Tol Ir Sutami bertemu pada simpul Simpang Lima Mandai, Kabupaten Maros. Kawasan itu juga yang menurut rencana dilewati jalur KA Trans-Sulawesi ruas Mandai-Makassar.
Dimulai sejak 2015, pembangunan tahap awal KA Trans-Sulawesi ini menghubungkan Makassar-Parepare sejauh sekitar 140 kilometer. Pada tahap awal ini, jalur KA dari Makassar melintasi Kabupaten Maros, Pangkep, Barru, dan berakhir di Parepare. Setidaknya ada 14 stasiun pemberhentian.
Namun, saat ini yang sudah benar-benar tersambung adalah Stasiun Garongkong (Barru) ke Maros sejauh 80 kilometer. Adapun yang belum dikerjakan adalah ruas Barru-Palanro di perbatasan Parepare sekitar 30 kilometer, ruas Palanro-Parepare sekitar 20-25 kilometer, dan ruas Mandai-Makassar sekitar 13 kilometer.
Pada November 2022, uji coba kereta api dengan rute Garongkong ke Stasiun Mangilu di Pangkep telah dilakukan. Pada Desember, ruas yang dioperasikan bertambah menjadi total 80 kilometer dengan selesainya ruas Mangilu ke Maros. Selama diuji coba secara gratis, minat masyarakat menggunakan kereta api ini cukup tinggi. Kemenhub mencatat, pada 25 Desember lalu ada 333 penumpang yang naik dalam sehari.
Pelayanan kereta api dari Stasiun Garongkong-Maros telah beroperasi penuh setiap hari dengan melewati sembilan stasiun.
Sejumlah obyek wisata yang ada di sepanjang jalur ini menjadi salah satu daya tarik masyarakat untuk menggunakan kereta api. Ini, di antaranya, wisata alam Anjungan Sumpang Binangae dan wisata alam Pantai Ujung Batu dekat Stasiun Barru serta wisata alam Pantai Laguna dan wisata alam Lappa Laona dekat Stasiun Tanete Rilau.
Selain itu, wisata alam Sorongan dekat Stasiun Mandalle, wisata alam Telaga Biru Segeri dekat Stasiun Ma’rang, dan wisata alam Hutan Mangrove Dewi Biringkassi dekat Stasiun Labakkang. Ada pula Tonasa Park, Danau Hijau Balocci, serta Taman Purbakala Sumpang Bita dekat Stasiun Pangkajene; Kampoeng Karst Rammang-Rammang, Taman Arkeologi Leang Leang, serta Danau Toakala dekat Stasiun Rammang-Rammang; dan Air Terjun Bantimurung yang dekat Stasiun Maros.
Menurut Budi, saat ini, pelayanan kereta api dari Stasiun Garongkong-Maros telah beroperasi penuh setiap hari dengan melewati sembilan stasiun. Setelah penyempurnaan serta pemadatan struktur tanah, kecepatan kereta semakin bertambah dari sebelumnya 60 kilometer per jam menjadi 110 kilometer per jam.
Dengan kecepatan yang lebih tinggi, waktu tempuh perjalanan dari Garongkong-Maros menjadi lebih singkat, yakni dari awalnya 86 menit menjadi 68 menit. Kemenhub juga tengah menyiapkan angkutan bus dengan skema buy the service dari Stasiun Mandai menuju Bandara Sultan Hasanuddin sebagai angkutan pemadu moda.