Pemprov Sulsel Segera Tuntaskan Sisa Lahan Jalur KA Makassar-Parepare
Berpacu dengan waktu dan target pengoperasian rute Makassar-Barru pada Oktober nanti, Pemprov Sulsel segera menuntaskan sisa persoalan lahan di wilayah Makassar.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
DOKUMENTASI BIRO HUMAS KEMENHUB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau proyek KA Trans-Sulawesi di Barru, Sulsel, Sabtu (28/5/2022).
MAKASSAR, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan segera menuntaskan persoalan kebutuhan lahan untuk pembangunan jalur rel kereta api Trans-Sulawesi. Saat ini tersisa masalah pembebasan lahan di segmen E yang meliputi pembangunan rel yang menghubungkan Maros-Makassar, terutama yang masuk wilayah Makassar.
Hal tersebut ditegaskan Kepala Bidang Pertanahan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Sulsel Fakhruddin, Jumat (15/7/2022). Menurut dia, akhir Juli ini Pemprov Sulsel akan mengeluarkan surat keputusan (SK) penetapan lokasi pembangunan rel kereta api.
”Segmen E ini, kan, sebenarnya Maros-Makassar. Namun, yang bermasalah adalah Makassar. Tim kajian sudah melakukan rapat publik, konsultasi, dan meminta fatwa ke pusat. Jika semua lancar, Juli ini kita lakukan penetapan lokasinya,” kata Fakhruddin.
Dia menegaskan, persoalan sisa lahan ini terjadi karena masih ada penolakan empat pihak atas lokasi pembangunan rel di Makassar. Namun, tim kajian sudah memutuskan bahwa akan menolak apa yang menjadi permohonan pihak terkait atas lahan tersebut.
DOKUMENTASI BIRO HUMAS KEMENHUB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengendarai kereta inspeksi saat meninjau proyek KA Trans-Sulawesi di Barru, Sulsel, Sabtu (28/5/2022).
”Saya pastikan semua akan berjalan sesuai rencana. Tim kajian telah bekerja. Begitu SK penetapan lokasi selesai, maka tanggung jawab selanjutnya ada pada Balai Perkeretaapian Pusat yang melakukan pembangunan,” katanya.
Fakhruddin mengatakan, total panjang segmen E yang dilalui rel kereta api di wilayah Makassar adalah 9,3 kilometer. Adapun di wilayah Maros sepanjang 4,9 kilometer. Total luas segmen E adalah 83,94 hektar.
Pada akhir Juni lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau proyek KA Makassar-Parepare. Selain meninjau progres pembangunan, Budi juga meminta kepastian soal lahan yang masuk dalam proyek. Tahap awal pembangunan jalur KA Trans-Sulawesi itu melintasi Makassar, Maros, Pangkep, Barru, dan Parepare sepanjang 144 kilometer.
Dalam pertemuan Menhub dengan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan sejumlah bupati, dipastikan bahwa masalah lahan, mulai Maros sampai Barru, sudah tuntas. Selama ini pembangunan memang sempat tersendat akibat persoalan lahan.
Menhub menegaskan proyek ini akan terus jalan dan ditargetkan pada Oktober tahun ini KA rute Makassar-Barru sudah bisa dioperasikan. ”Setelah dua tahun pandemi, ternyata perkembangan dari pembangunan proyek ini sangat signifikan. Direncanakan pada Oktober keretanya akan mulai beroperasi,” ujar Budi di Pelabuhan Garongkong, Juni lalu.
Dia mengatakan, dari tiga target utama penyelesaian proyek KA Makassar-Parepare, target pertama yang akan diselesaikan adalah jalur Maros–Barru sepanjang sekitar 71 kilometer. Jalur ini akan melalui delapan stasiun. Oktober nanti jalur itu akan melayani angkutan penumpang perintis dari Stasiun Maros ke Stasiun Barru.
Dengan kolaborasi KA penumpang dan barang ini, diharapkan jalur akan produktif dan mampu menumbuhkan titik-titik ekonomi baru di Sulsel.
Budi mengatakan, selain sebagai angkutan penumpang perintis, kereta ini juga akan difungsikan sebagai kereta wisata menuju sejumlah destinasi potensial di Kabupaten Barru dan desa wisata Rammang-Rammang di Maros. ”Saya mendorong pemda bersama stakeholder pariwisata mengembangkan wisata di sini, mulai dari kulinernya, juga pemandangan gunung, sawah, dan laut yang indah,” ucapnya.
Sebagai angkutan logistik dan barang, Budi melanjutkan, kereta ini dibutuhkan untuk mengangkut komoditas seperti batubara dan semen menuju Pelabuhan Garongkong di Barru. ”Dengan kolaborasi KA penumpang dan barang ini, diharapkan jalur akan produktif dan mampu menumbuhkan titik-titik ekonomi baru di Sulsel,” katanya.
KOMPAS/MOHAMAD FINAL DAENG
Jalur kereta api Trans-Sulawesi yang telah terbangun di Desa Pekkae, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Sulsel, Sabtu (17/9/2016).
Budi menambahkan, setelah jalur Maros-Barru tuntas, target kedua adalah menyelesaikan jalur yang menghubungkan Pelabuhan Garongkong dan pabrik Semen Tonasa (Maros-Pangkep-Barru) untuk melayani angkutan KA logistik. Selain itu, ada pula perpanjangan jalur KA dari Stasiun Maros ke Stasiun Mandai, Makassar, yang ditargetkan selesai pada Maret 2023.
Adapun target ketiga melanjutkan pembangunan jalur KA dari Stasiun Garongkong ke Stasiun Pallanro, masih di Barru. Penambahan ini akan membuat panjang lintasan menjadi lebih kurang 110 kilometer yang membentang dari Stasiun Mandai (Makassar) sampai ke Stasiun Pallanro.
Ditargetkan, jalur ini akan beroperasi pada triwulan II-2024. Dengan demikian, pembangunan jalur KA ini tinggal menyisakan sekitar 34 kilometer, yakni rute dari Palanro ke Parepare.