Rampung 2022, Nilai Manfaat Sosial KA Makassar-Parepare Rp 2,51 Triliun
Di tengah pandemi, proyek KA Trans-Sulawesi ruas Makassar-Parepare terus dilanjutkan. Sempat terkendala soal lahan, pihak Kemenhub menargetkan proyek ini rampung Mei 2022.
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Setelah awalnya ditarget beroperasi pertengahan 2020, penyelesaian proyek kereta api Trans-Sulawesi ruas Makassar-Parepare mesti mundur menjadi Mei 2022. Pembebasan lahan menjadi salah satu kendala. Proyek strategis ini diperkirakan memberi nilai manfaat sosial hingga Rp 2,51 triliun.
Hal ini mengemuka dalam Seminar Kesiapan Pengoperasian Jalur Kereta Api Makassar-Parepare yang digelar Masyarakat Perkeretaapian Indonesia, Senin (16/8/2021). Tampil sebagai pembicara, antara lain, Zulmafendi, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan; Wahyu Utomo, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian; Danto Restyawan, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kemenhub; dan Kodrat Wibowo, Ketua Komisi pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
”Sampai saat ini pembebasan lahan di beberapa lokasi sudah rampung 100 persen. Di Barru, misalnya, sudah 100 persen. Di Maros 80 persen dan kabupaten lain 95 persen. Kami optimistis secepatnya semua rampung hingga kereta api Trans-Sulawesi ruas Makassar-Parepare bisa dioperasikan tahun depan,” kata Zulmafendi.
Saat ini, progres pembebasan lahan diklaim sudah hampir rampung. Kendala pembebasan lahan tak membuat progres pembangunan terhenti karena di lokasi yang tak ada masalah pembangunan tetap berjalan.
Baca juga: Kelanjutan Proyek KA Trans-Sulawesi Masih Terkendala Lahan
Proyek KA Trans-Sulawesi ruas Makassar-Parepare digagas sejak 2001 dan mulai dibangun pada 2014. Tahap awal adalah pembangunan jalur rel Makassar-Parepare sepanjang 142 kilometer. Jalur ini memiliki cabang ke PT Semen Tonasa di Pangkep dan Pelabuhan Garongkong di Barru.
Pembangunan dilakukan dalam beberapa segmen, di antaranya Barru-Palanro, Barru-Parepare, Pangkep Barru, Pangkep-Maros, dan Maros menuju Pelabuhan Baru Makassar.
Proyek KA Trans-Sulawesi masuk dalam salah satu proyek strategis nasional yang oleh Presiden Joko Widodo diminta untuk dijadikan sebagai salah satu program prioritas.
Sejauh ini segmen Barru-Palanro sudah rampung 100 persen, sedangkan segmen Barru-Pangkep 80 persen. Adapun segmen Pangkep-Maros baru rampung 58 persen. Sementara segmen menuju Pelabuhan Garingkong sudah rampung 80 persen dan ke PT Semen Tonasa 15 persen. Dengan capaian ini pihak Kemenhub optimistis proyek KA Makassar-Parepare bisa beroperasi Mei 2022.
Sementara itu, Wahyu Utomo mengatakan, proyek KA Trans-Sulawesi masuk dalam salah satu proyek strategis nasional yang oleh Presiden Joko Widodo diminta untuk dijadikan salah satu program prioritas.
”Proyek KA Makassar-Parepare adalah salah satu KPBU (kerja sama pemerintah dengan badan usaha) pertama di sektor perkeretaapian. Proyek ini menelan investasi sebesar Rp 8,5 triliun. Sumber pendanaan adalah APBN Rp 6 triliun dan APBD Rp 84 miliar yang peruntukannya hanya untuk pengadaan tanah. Adapun Rp 2,1 triliun adalah kerja sama pemerintah dan badan usaha,” kata Wahyu.
Wahyu mengatakan, pembangunan jalur KA Trans-Sulawesi yang merupakan penggabungan angkutan barang dan manusia diharapkan memberi dampak pertumbuhan ekonomi dan kawasan. Jika beroperasi, jalur KA Makassar-Parepare diharapkan memberi nilai manfaat sosial hingga Rp 2,51 triliun dengan tingkat pengembalian investasi atau economic internal rate of return 22,98 persen bagi perekonomian Sulsel.
”Selama masa konstruksi, KA Makassar-Parepare diestimasi akan memberdayakan 6.164 tenaga kerja secara langsung sampai 2024. Di sisi lain, kereta api ini akan menghemat waktu tempuh Makassar-Parepare hingga separuh, yakni 1,5 jam, dari normalnya sekitar tiga jam via jalan raya,” kata Wahyu.
Terkait pemanfaatan jalur KA ini nantinya, Danto Restyawan mengatakan, dua pabrik semen besar adalah potensi pengguna utama. Kedua perusahaan ini adalah PT Semen Tonasa dengan produksi 5,3 juta ton per tahun dan PT Semen Bosowa dengan produksi 4,3 juta ton per tahun. PT Bosowa Energy setiap bulan menyuplai batubara dari Kalimantan dengan jumlah hingga 100.000 ton per bulan.
”Selama ini PT Semen Tonasa menggunakan jalur darat ke Pelabuhan Biringkassi. Namun, jika jalur KA ini rampung, pengiriman bisa menggunakan jalur pabrik ke Pelabuhan Garongkong di Barru. Tentu dari segi waktu dan biaya lebih efisien. Bukan hanya semen, potensi ekspor pertanian juga akan ditopang oleh jalur ini nantinya,” kata Danto.