Kesal Kucingnya Dibunuh, Mantan TKW di Banyumas Habisi Nyawa Tetangga
Gara-gara kucing anggora kesayangannya dibunuh, mantan TKW di Banyumas, Jawa Tengah, tega menghabisi tetangganya. Pelaku berinisial Su (43) itu membunuh korban dengan cara memukul menggunakan bambu.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Gara-gara kucing anggora kesayangannya dibunuh, mantan tenaga kerja wanita (TKW) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tega menghabisi tetangganya. Perempuan berinisial Su (43) itu membunuh Hu (70), lelaki yang merupakan tetangganya, dengan cara memukul menggunakan bambu. Jenazah korban lalu dibuang ke sungai.
”Korban dan pelaku ini saling bertetangga. Motif pelaku melakukan pembunuhan karena korban ini membunuh kucing kesayangan pelaku. Korban juga mengambil satu buah handphone pelaku sehingga pelaku kesal dan membunuh,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Banyumas Komisaris Agus Supriadi, Sabtu (21/1/2023), di Banyumas.
Pembunuhan itu terjadi di sawah sekitar gubuk tempat tinggal Su di Desa Sokaraja Wetan, Kecamatan Sokaraja, Banyumas, Sabtu (14/1/2023) malam. Sehari-hari, Su yang pernah bekerja di Malaysia itu memang tinggal di gubuk tersebut.
Selain bertetangga, berdasar keterangan polisi dan warga setempat, Su dan Hu diduga masih memiliki hubungan kekerabatan. Su biasa memanggil Hu dengan sebutan uak atau pakde.
”Tersangka memukul kepala korban dengan bambu. Setelah itu, tersangka panik, lalu memasukkan mayat korban ke dalam kantong plastik besar, kemudian dibawa menggunakan motor ke jembatan Kali Pelus dan membuang korban di situ,” kata Agus.
Jenazah korban ditemukan pada Selasa (17/1/2023) di Sungai Serayu, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Pada Sabtu ini, jajaran kepolisian dan Inafis melakukan prarekonstruksi kasus pembunuhan itu di empat lokasi.
Empat lokasi itu adalah tempat pembunuhan, tempat pembuangan mayat korban di jembatan Kali Pelus, tempat wisata susur sungai atau di bawah Jembatan Linggamas, serta di tempat ditemukannya korban.
Agus menambahkan, menurut keterangan tersangka, korban juga sempat melakukan pemerkosaan terhadap Su. ”Ada dugaan korban melakukan pemerkosaan terhadap tersangka,” ujarnya.
Kepala Kepolisian Sektor Sokaraja Ajun Komisaris Soetrisno menyampaikan, setelah membuang mayat korban, pelaku sempat singgah di tempat wisata susur sungai di bawah Jembatan Linggamas untuk menenangkan diri.
”Setelah selesai dari pembuangan, dia kemudian ngadem untuk menyesali perbuatannya. Setelah kucingnya mati dan uaknya dibuang, muncul rasa penyesalan,” kata Soetrisno.
Motif pelaku melakukan pembunuhan karena korban ini membunuh kucing kesayangan pelaku.
Peristiwa pembunuhan itu pun menimbulkan kegemparan warga di sekitar lokasi kejadian di Dusun Karanggedang, Desa Sokaraja Wetan. Salah seorang warga setempat, Susminiarti (69), mengaku kaget dengan kehadiran banyak polisi di sekitar tempat kejadian perkara.
Menurut Susminarti, Su memang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Hu. Dia menyebut, Su sebenarnya tinggal bersama ibunya. Namun, Su justru memilih membuat gubuk di tepi sawah.
Menurut para tetangga, Su pernah bekerja sebagai pekerja migran di Malaysia. Su juga disebut pernah menikah dan punya anak di Malaysia, tetapi tidak boleh dibawa pulang ke Banyumas.
Sejumlah tetangga juga menyebut, Su memang memelihara beberapa ekor kucing. Bahkan, dua ekor kucing juga masih tampak berkeliaran di sekitar gubuk Su. Beberapa tetangga menuturkan, kucing anggora peliharaan Su sudah dianggap seperti anaknya sendiri.
”Dia tidak akur dengan ibunya, lalu buat gubuk di sawah. Su ini juga tidak pernah bergaul dengan tetangga. Misalnya lewat atau berpapasan, dia selalu diam saja,” ujar Susminiarti.
Sementara itu, korban dengan inisial Hu dikenal tetangganya sebagai orang yang mengalami depresi. Dia terkadang emosional dan membawa-bawa pisau. Karena sebatang kara di rumahnya, kebutuhan hidup Hu ditopang oleh saudara-saudaranya.
Sumiyati (50), adik kandung Hu, menyebut, antara Hu dan Su tidak ada hubungan kekerabatan apa pun. ”Saya tidak terima sebenarnya. Kakak saya memang agak depresi. Si pelaku ini yang sering main ke rumah kakak saya untuk nonton televisi. Dia (Su) bukan apa-apa, cuma tetangga,” ujarnya.