Saksi Kunci Kasus Penculikan Diamankan di Rumah Perlindungan
Alif (12) menjadi satu-satunya saksi saat M Fadil Sadewa diculik. Bahkan, dia pun nyaris jadi korban. Saat ini dia diamankan oleh tim PPA Makassar dan didampingi selama pemeriksaan hingga sidang nantinya.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Alif (12), saksi kunci dalam kasus penculikan dan pembunuhan M Fadil Sadewa (11), di Makassar, Sulawesi Selatan, saat ini diamankan di rumah perlindungan anak. Selain untuk pemulihan trauma, Alif juga didampingi selama pemeriksaan di Markas Polrestabes Makassar. Adapun terhadap kedua pelaku, pemeriksaan oleh psikolog dilakukan untuk memastikan kesehatan mental dan psikis mereka.
Sejak Rabu (11/1/2023), Alif dimintai keterangan di Markas Polrestabes Makassar. Mengingat usianya dan kemungkinan trauma, pemeriksaan Alif dilakukan dengan pendampingan oleh tim Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Makassar. Alif menjalani pemeriksaan hingga sore.
”Memang Alif kami amankan sejak setelah pemakaman Dewa. Kami bawa ke rumah perlindungan anak. Kami dampingi untuk pemulihan trauma. Pendampingan juga dilakukan selama pemeriksaan di Mapolrestabes hingga nanti di persidangan,” kata Muslimin Hasbullah, Kepala UPTD PPA Kota Makassar.
Alif adalah sepupu Dewa sekaligus satu-satunya saksi langsung penculikan itu pada Minggu (8/1/2023) petang di depan minimarket di Jalan Batua Raya, Makassar. Dia bahkan nyaris pula jadi korban. Saat itu, dia sudah curiga kepada orang yang mengajaknya dan Dewa dengan dalih ada pekerjaan membersihkan rumah dengan upah Rp 50.000.
”Saya sudah peringatkan Dewa, jangan mau ikut karena takutnya penculik anak-anak. Apalagi, dia sudah melihat-lihat kami sejak jam 4 (pukul 16.00), tapi Dewa tetap ikut karena katanya pekerjaan itu ada uangnya,” kata Alif.
Saat mengetahui Dewa ternyata diculik lalu dibunuh, Alif tak henti menangis. Sebelumnya, saat keluarga berkeliling mencari Dewa, dia ikut ke mana pun hingga tengah malam. Hanya dia yang melihat persis seperti apa rupa penculik sehingga keluarga membawanya ikut mencari.
Hasil pemeriksaannya masih kami tunggu.
Di rumah duka, sembari menunggu kedatangan jenazah Dewa dari RS Bhayangkara Makassar pada Selasa (10/1/2023), Alif tak henti menangis. Seluruh tubuhnya tampak bergetar karena sedih sekaligus masih ketakutan. Kondisi ini yang membuat pihak UPTD PPA Kota Makassar membawanya ke rumah perlindungan anak.
Sementara itu, terkait pemeriksaan kondisi psikologis kedua pelaku, penyidik mendatangkan seorang psikolog. ”Kami periksa kesehatannya, termasuk kesehatan secara psikis. Hasil pemeriksaannya masih kami tunggu. Yang pasti pemeriksaan terhadap saksi dan pelaku tetap dilakukan,” kata Kepala Seksi Humas Polrestabes Makassar Ajun Komisaris Lando KS.
Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto mengatakan, kasus ini menjadi pembelajaran penting untuk meningkatkan penjagaan dan pengawasan kepada anak-anak dan lingkungan sekitar. ”Persoalan seperti ini bukan tanggung jawab pemerintah semata, melainkan semua orang,” ujarnya.
Dia menambahkan akan meminta kembali peningkatan pengawasan pada anak-anak, terutama dalam pengantaran dan penjemputan sekolah. ”Saya juga akan meningkatkan keamanan dengan mengaktifkan sistem pengamanan lingkungan. Tentu berbagai program lain akan mengikuti juga, terutama terkait sosial kemasyarakatan,” katanya.
Kasus penculikan dan pembunuhan M Fadil Sadewa oleh dua pelaku yang juga di bawah umur, yakni Al (17) dan Fa (14), menghentak publik. Pelaku awalnya menculik karena tergiur penjualan organ tubuh.
Namun, saat usaha ini gagal, pelaku membunuh korban lalu membuang jenazahnya di kolong jembatan Jalan Inspeksi PAM Timur di Waduk Nipa-Nipa, Makassar. Diculik pada Minggu (8/1/2023) petang, Dewa ditemukan pada Selasa (10/1/2023) dini hari setelah polisi membekuk para pelaku.
Buntut penculikan ini membuat keluarga korban dan massa marah. Pada Selasa petang, ratusan orang mendatangi rumah keluarga pelaku di Jalan Batua Raya dan Jalan Ujung Bori. Mereka merusak bangunan rumah yang terbuat dari kayu.
Bahkan, sebuah toko kelontong milik keluarga pelaku juga dirusak. Hingga Selasa tengah malam, polisi terus melakukan penjagaan. Keluarga korban pun mengungsi ke rumah kerabat.