Lukas Enembe Transit di Bandara Manado, Simpatisan Tetap Tertib
Polisi dan TNI Angkatan Udara dikerahkan untuk mengamankan Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, yang menjadi lokasi transit tersangka korupsi, Gubernur Papua Lukas Enembe. Pendukung yang datang tetap tertib.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Personel polisi dan TNI Angkatan Udara dikerahkan menjaga Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, yang menjadi lokasi transit tersangka korupsi, Gubernur Papua Lukas Enembe, Selasa (10/1/2023). Rombongan mahasiswa Papua di Manado turut datang ke bandara dan menyerukan pembebasan Lukas.
Kepolisian Resor Kota (Polresta) Manado menurunkan lebih kurang satu kompi atau 80-100 orang untuk berjaga di beberapa titik, seperti gerbang bandara, pintu kedatangan, dan pintu keberangkatan penumpang. Mereka dibantu personel TNI AU yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara.
Sejak sekitar pukul 16.30 Wita, warga Papua yang tinggal di Manado, utamanya mahasiswa, satu per satu datang ke bandara dengan harapan dapat melihat Lukas Enembe. Sebagian berhasil masuk ke depan pintu kedatangan. Sebagian lainnya yang menyusul dicegat polisi dan diminta untuk tidak masuk. Tidak ada kekerasan dalam proses tersebut.
Dari gedung terminal, Endiron Wea, perwakilan mahasiswa yang datang ke bandara, menyerukan agar aparat keamanan membiarkan rekan-rekannya untuk masuk. Ia menegaskan, mereka bukan datang untuk mengacau.
”Kami justru ingin memberikan support kepada bapak LE (Lukas Enembe). Kami cuma mau melihat orangtua kami yang akan sampai ke sini meskipun tidak lama. Kami yakin Bapak LE tidak korupsi,” kata Endiron yang mengaku mahasiswa pascasarjana Universitas Sam Ratulangi.
Endiron pun menyerukan kepada awak media tuntutan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melepaskan Lukas yang ia sebut sangat berjasa untuk pembangunan bangsa dari Tanah Papua.
”Kami sudah tahu, negara cuma bikin bodok kami orang Papua. Kami yakin KPK tidak akan bisa membuktikan dia korupsi,” serunya tanpa memberikan penjelasan.
Lukas ditangkap di sebuah restoran di Distrik Abepura, Jayapura, sekitar pukul 11.00 WIT. Ia kemudian diterbangkan Jakarta via Manado. Pesawat Trigana Air yang ia tumpangi dari Jayapura mendarat di Bandara Sam Ratulangi sekitar pukul 16.30 Wita, sebelum berganti ke pesawat Batik Air tujuan Jakarta yang lepas landas sekitar pukul 19.02 Wita.
Lukas ditangkap empat bulan setelah ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus gratifikasi sebesar Rp 1 miliar, tepatnya pada 5 September 2022. Di samping itu, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) juga menemukan 12 bentuk penyimpanan dan pengelolaan uang yang tidak wajar.
Salah satu temuan tersebut adalah setoran tunai yang digunakan Lukas di sebuah kasino dengan nilai mencapai Rp 560 miliar atau 55 juta dollar AS. Selama mangkir dari panggilan KPK, beredar gambar Lukas sedang berjudi di Malaysia dan Singapura.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sulut Inspektur Jenderal Setyo Budiyanto mengatakan, proses penjagaan lokasi transit Lukas berlangsung aman. Tidak ada ketegangan antara para pendukung Lukas dan pasukan gabungan Polri-TNI AU.
Menurut dia, pengamanan tersebut dilakukan hanya untuk mengantisipasi hal-hal yang dikhawatirkan, terutama tentang kesehatan Lukas. Selama ini, Lukas disebut rutin menjalani rawat jalan di Singapura dan Filipina.
”Makanya, tadi kami siapkan tim medis, tetapi kondisinya (Lukas) bagus, sehat,” kata Setyo.
Terkait dengan kehadiran para mahasiswa Papua, Setyo menghimbau agar mereka tetap tertib. ”Mereka, kan,hanya ingin berpartisipasi, mungkin karena ingin melihat tokoh dari daerahnya, melihat orangtuanya. Tetapi, tidak ada hal-hal yang kemudian mengganggu di wilayah bandara,” ujarnya.