Gunung Marapi Tujuh Kali Erupsi, Radius Bahaya 3 Km dari Puncak
PVMBG mencatat Gunung Marapi mengalami setidaknya tujuh kali erupsi sejak Sabtu (7/1/2023) pagi. Walaupun erupsi yang terjadi relatif kecil, warga tetap diminta waspada dan tidak mendekat dalam radius 3 kilometer.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PVMBG
Gunung Marapi di Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami erupsi, Sabtu (7/1/2023) pukul 06.11. Ketinggian kolom abu sekitar 300 meter.
PADANG, KOMPAS — Gunung Marapi di perbatasan Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami setidaknya tujuh kali erupsi sejak Sabtu (7/1/2023) pagi. Walaupun erupsi yang terjadi relatif kecil, warga tetap diminta waspada dan tidak mendekati radius bahaya dengan jarak 3 kilometer dari puncak.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi pertama terjadi sekitar pukul 06.11 dengan ketinggian kolom abu sekitar 300 meter di atas puncak gunung atau dengan tinggi sekitar 3.191 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Dalam erupsi itu, teramati kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 13,4 mm dan durasi sekitar 45 detik.
Kemudian, pukul 09.44, kembali terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 200 meter di atas puncak atau sekitar 3.091 MDPL. Kolom abu berwarna putih dengan intensitas tebal ke arah tenggara. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 2,4 mm dan durasi 109 detik.
KOMPAS/YOLA SASTRA
Pemandangan Kota Bukittinggi berlatar Gunung Marapi difoto dari kawasan Jam Gadang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Senin (19/10/2020).
Pukul 10.34, erupsi kembali terjadi dengan tinggi kolom abu sekitar 250 meter di atas puncak atau sekitar 3.141 MDPL. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 11 mm dan durasi 40 detik.
Semenit berselang, kembali terjadi erupsi, tetapi visual letusan tidak teramati. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 4,5 mm dan durasi 30 detik.
Begitu pula pada erupsi yang terjadi pukul 11.44 dan 12.30, visual letusan tidak teramati. Kedua erupsi itu terekam di seismograf masing-masing dengan amplitudo maksimum 2,2 mm dan 23,4 mm serta durasi 31 detik dan 39 detik.
Adapun erupsi terakhir terjadi pukul 14.51 dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 200 meter di atas puncak atau sekitar 3.091 MDPL. Kolom abu berwarna putih dengan intensitas tebal ke arah tenggara. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 7,2 mm dan durasi 46 detik.
RONY ARIYANTO NUGROHO
Pemandangan Bukit Tui dengan latar Gunung Marapi di Sumatera Barat, 28 Juni 2013.
Staf Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad Rifandi, Sabtu sore, mengatakan, erupsi Gunung Marapi kali ini merupakan bagian dari siklus normal lima tahun sekali. Sebelumnya, gunung itu juga pernah erupsi tahun 2014, 2017, 2018, dan 2023.
”Letusan kecil, tapi patut diwaspadai letusan selanjutnya. Rekomendasi kami tetap, warga tidak memasuki kawasan radius 3 kilometer dari puncak,” kata pria yang karib dipanggil Rifan ini.
Rifan melanjutkan, pihaknya belum bisa memastikan potensi erupsi yang lebih besar. Dia menambahkan, aktivitas kegempaan di Gunung Marapi masih relatif tinggi. Namun, waktu gunung mengalami erupsi tidak dapat diprediksi, tergantung suplai magma dari dalam perut bumi.
”Imbauan kami ke warga, tetap tenang, patuhi rekomendasi pemda dan PVMBG,” ujar Rifan. Saat ini Gunung Marapi masih berstatus Level II atau Waspada.
DOKUMENTASI BKSDA SUMBAR
Kondisi Pos Pendakian Proklamator Taman Wisata Alam Gunung Marapi di Nagari Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, saat terjadi sejumlah erupsi kecil, Sabtu (7/1/2023). BKSDA Sumbar menutup jalur pendakian ke Gunung Marapi sampai waktu tidak ditentukan.
Ketua Pos PGA Marapi Teguh Purnomo sebelumnya mengatakan, sesuai informasi yang dirilis PVMBG, ada peningkatan aktivitas kegempaan di Gunung Marapi sejak 25 Desember 2022. Aktivitas kegempaan masih terus meningkat sampai Sabtu pagi hingga terjadi erupsi pada pukul 06.11.
Dijelaskan Teguh, erupsi Sabtu pagi ini termasuk kecil. Walakin, hal itu tetap perlu diwaspadai. ”Tetap ada potensi ancaman. Warga perlu meningkatkan kewaspadaan,” ujarnya.
Evakuasi pendaki
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Ardi Andono mengatakan, setelah terjadinya erupsi, jalur pendakian Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Marapi kembali ditutup per hari ini. Sebelumnya, jalur pendakian ditutup pada momen Tahun Baru pada 30 Desember 2022 sampai 2 Januari 2023 karena aktivitas kegempaan meningkat.
”Jalur pendakian kami tutup kembali sampai batas waktu yang belum ditentukan. Tergantung rekomendasi dari PVMBG,” kata Ardi.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Yandri (15) terbaring lemah di tempat tidur di kamar Kelas Utama Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof DR M Ali Hanafiah, Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Juni 2017. Yandri selamat dari erupsi Gunung Marapi yang terjadi beberapa hari sebelumnya. Ia sempat dinyatakan hilang.
Menurut Ardi, saat erupsi terjadi, ada sekitar 40 pendaki di TWA Gunung Marapi. Mereka masuk pada Kamis (5/1/2023) dan Jumat (6/1/2023), masing-masing 20 orang. Saat ini, para pendaki dalam proses turun. ”Kami menunggu di pos,” ujarnya.
Ditambahkan Ardi, sejauh ini, dari 40 pendaki tersebut, belum ada informasi mengalami luka ataupun cedera. Dia menyebut, ada informasi bahwa satu pendaki mengalami sedikit masalah kesehatan. Namun, menurut informasi dari temannya, kondisi pendaki itu sudah membaik dan dalam perjalanan turun.
Secara terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Agam Bambang Warsito mengatakan, ia sudah berkoordinasi dengan Pos PGA Marapi. Sejauh ini, tidak ada pengaruh signifikan dari erupsi Sabtu pagi. ”Kami mengimbau warga mewaspadai kondisi gunung api dan mematuhi imbauan yang disampaikan oleh PVMBG,” katanya.
Rekomendasi kami tetap, warga tidak memasuki kawasan radius 3 kilometer dari puncak (Ahmad Rifandi)
DOKUMENTASI BKSDA SUMBAR
Sejumlah pengunjung yang hendak mendaki menunggu di Pos Pendakian Proklamator Taman Wisata Alam Gunung Marapi di Nagari Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, saat terjadi sejumlah erupsi kecil, Sabtu (7/1/2023). BKSDA Sumbar menutup jalur pendakian ke Gunung Marapi.
Erupsi terakhir
Teguh menambahkan, Gunung Marapi terakhir kali mengalami erupsi pada 2018. Berdasarkan catatan Kompas (3/5/2018), Gunung Marapi mengalami erupsi pada 2 Mei 2018 sekitar pukul 07.03.
Waktu itu, ketinggian kolom abu di atas puncak mencapai 4.000 meter. Dampaknya, saat itu, Kota Padang Panjang mengalami hujan abu.
Erupsi pada 2 Mei itu merupakan yang kedua sepanjang 2018. Erupsi pertama terjadi pada 27 April dengan ketinggian kolom abu di atas puncak kawah sekitar 300 meter. Status Marapi saat itu juga Level II atau Waspada. Status tersebut tidak berubah sejak ditetapkan pada 3 Agustus 2011.
Sebelumnya, pada Juni 2017, sebanyak 16 pendaki terjebak di puncak Marapi menyusul erupsi pada Minggu (4/6/2017). Sejak Minggu hingga Selasa (6/6/2017), Marapi erupsi lebih dari 50 kali. Semua pendaki dapat dievakuasi.