Gunung Marapi di Sumbar Erupsi, Jalur Pendakian Ditutup
Gunung Marapi di perbatasan Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami erupsi pada Sabtu (7/1/2023) pagi. Setelah erupsi itu, jalur pendakian Gunung Marapi kembali ditutup.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PVMBG
Gunung Marapi di perbatasan Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami erupsi, Sabtu (7/1/2023) pukul 06.11. Ketinggian kolom abu sekitar 300 meter. Sumber: PVMBG
PADANG, KOMPAS — Gunung Marapi yang berada di perbatasan Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalami erupsi, Sabtu (7/1/2023) pagi. Setelah erupsi itu, jalur pendakian Gunung Marapi kembali ditutup.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melaporkan, Gunung Marapi erupsi pada pukul 06.11. Dalam erupsi tersebut teramati kolom abu dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas puncak gunung setinggi 3.191 meter di atas permukaan laut itu.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 13,4 milimeter dan durasi sekitar 45 detik.
”Pengunjung atau wisatawan diharapkan tidak mendekati radius 3 km dari kawah,” kata Teguh Purnomo, Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi, Sabtu pagi.
KOMPAS/YOLA SASTRA
Pemandangan Kota Bukittinggi berlatar Gunung Marapi difoto dari kawasan Jam Gadang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Senin (19/10/2020).
Teguh menambahkan, sejauh ini belum ada erupsi susulan. Petugas masih memantau perkembangan kondisi gunung api tersebut. Adapun status Gunung Marapi pascaerupsi ini tetap pada Level II atau Waspada. Dampak erupsi tersebut belum diketahui secara pasti. Namun, pada Jumat (6/1/2023) kemarin masih ada pendaki di Gunung Marapi. Kondisi hari ini belum diketahui karena pengelola Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Marapi belum bisa dikontak.
Menurut Teguh, sesuai informasi yang dirilis PVMBG, ada peningkatan aktivitas kegempaan di Gunung Marapi sejak 25 Desember 2022. Aktivitas kegempaan masih terus meningkat sampai Sabtu pagi hingga terjadi erupsi tersebut.
Dijelaskan Teguh, erupsi Sabtu pagi ini termasuk kecil. Walakin, hal itu tetap perlu diwaspadai. ”Tetap ada potensi ancaman. Warga perlu meningkatkan kewaspadaan,” ujarnya.
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA
Yandri (15) terbaring lemah di tempat tidur di kamar Kelas Utama Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof DR M Ali Hanafiah, Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Rabu (7/6/2017) siang. Yandri adalah korban selamat dari erupsi Gunung Marapi pada Minggu (4/6/2017) lalu. Yandri sempat dinyatakan hilang, tetapi akhirnya berhasil ditemukan.
Pendaki
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Ardi Andono mengatakan, setelah terjadinya erupsi tersebut, jalur pendakian TWA Gunung Marapi kembali ditutup per hari ini. Sebelumnya, jalur pendakian sempat ditutup pada momen Tahun Baru pada 30 Desember 2022-2 Januari 2023 karena aktivitas kegempaan meningkat.
”Jalur pendakian kami tutup kembali sampai batas waktu yang belum ditentukan. Tergantung rekomendasi dari PVMBG,” kata Ardi.
Pengunjung atau wisatawan diharapkan tidak mendekati radius 3 km dari kawah. (Teguh Purnomo)
Ardi belum dapat memastikan apakah ada pendaki yang terjebak akibat erupsi ini. Pada Kamis (5/1/2023) dan Jumat (6/1/2023) lalu memang ada pendaki yang masuk kawasan TWA masing-masing 20 orang. Ia masih menunggu informasi petugas di lapangan terkait kondisi 40 pendaki tersebut.
”Letusan ini hanya di puncak, di kawah. Pendaki rata-rata berkemah di tebing batu bawah. Kami sejak pembukaan sudah mengimbau agar (pendaki) jangan ke kawah,” katanya.
RONY ARIYANTO NUGROHO
Pemandangan Bukit Tui dengan latar Gunung Marapi di Sumatera Barat, 28 Juni 2013.
Secara terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, Bambang Warsito, mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pos PGA Marapi. Sejauh ini tidak ada pengaruh signifikan dari erupsi pada Sabtu pagi.
”Kami mengimbau warga mewaspadai kondisi gunung api dan mematuhi imbauan yang disampaikan oleh PVMBG,” katanya.
Erupsi terakhir
Teguh menambahkan, Gunung Marapi terakhir kali mengalami erupsi pada 2018 lalu. ”Sekarang terulang kembali pada siklus pendek empat tahun,” ujarnya.
Catatan Kompas (3/5/2018), Gunung Marapi mengalami erupsi pada 2 Mei 2018 sekitar pukul 07.03. Ketinggian kolom abu waktu itu mencapai 4.000 meter di atas puncak. Dampaknya, saat itu Kota Padang Panjang mengalami hujan abu.
Adrian (55), perajin kerupuk kulit, menjemur potongan kulit sapi di halaman rumahnya dengar latar belakang Gunung Marapi, di Nagari Pandai Sikek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, Jumat (27/5/2022).
Erupsi pada 2 Mei itu merupakan yang kedua sepanjang 2018. Erupsi pertama terjadi pada 27 April dengan ketinggian kolom abu di atas puncak kawah sekitar 300 meter. Status Marapi saat itu juga Level II atau Waspada. Status tersebut tidak berubah sejak ditetapkan pada 3 Agustus 2011.
Sebelumnya, pada Juni 2017, sebanyak 16 pendaki terjebak di puncak Marapi menyusul erupsi pada Minggu (4/6/2017). Sejak Minggu hingga Selasa (6/6/2017), Marapi erupsi lebih dari 50 kali. Semua pendaki akhirnya dapat dievakuasi.