Bakal Diresmikan Presiden, Ruas Tol Pekanbaru-Bangkinang Ditutup Satu Hari
Ruas tol seksi Pekanbaru-Bangkinang, menurut rencana, ditutup sementara saat diresmikan Presiden Joko Widodo, Rabu (4/1/2023). Daerah mulai menyiapkan langkah agar bisa mengambil kesempatan atas pembangunan tol itu.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sejumlah kendaraan mengantre di pintu keluar Tol Pekanbaru-Bangkinang, Provinsi Riau, sepanjang 31 kilometer, Senin (2/1/2022). Tol yang baru dioperasikan pada Oktober 2022 dan mulai memperlakukan tarif pada 25 Desember 2022 itu memangkas waktu tempuh perjalanan dari Pekanbaru ke Bangkinang, Kabupaten Kampar, hingga 45 menit.
PEKANBARU, KOMPAS — Ruas Tol Seksi Pekanbaru-Bangkinang sepanjang 31 kilometer akan ditutup sementara karena adanya kunjungan Presiden Joko Widodo, Rabu (4/1/2023), di ruas tol tersebut. Pengguna tol untuk sementara akan dialihkan ke jalan arteri Pekanbaru-Bengkinang.
Wakil Direktur Lalu lintas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Donni Eka Syaputra, Selasa (3/1/2023), menyebut, penutupan dilakukan karena Presiden Joko Widodo akan mengunjungi ruas Tol Bangkinang-Pekanbaru, tepatnya di pintu keluar tol di Bangkinang, Kabupaten Kampar. ”Karena itu, tol akan ditutup sementara mulai Rabu (4/1/2023) pukul 00.00 WIB sampai Kamis (5/1/2023) pukul 00.00 WIB,” kata Donni.
Sepanjang penutupan ini, ujar Donni, pengendara akan dialihkan ke ruas jalan arteri Pekanbaru-Bangkinang. Menurut dia, pengalihan tersebut tidak akan membuat kemacetan karena kondisi jalan sudah cukup baik. ”Memang ada beberapa titik yang akan dijaga, terutama di ruas pasar yang tentu akan pada di saat tertentu,” ucapnya.
Namun, ujar Donni, hari Rabu bukanlah hari pasar sehingga kemungkinan kemacetan sangat kecil. ”Hanya saja, kami tetap mengerahkan petugas di titik-titik rawan agar kemacetan dapat diatasi,” ucapnya.
Kondisi Tol Pekanbaru-Bangkinang, Provinsi Riau, sepanjang 31 kilometer, Senin (2/1/2022). Tol yang baru dioperasikan pada Oktober 2022 dan mulai memperlakukan tarif pada 25 Desember 2022 itu memangkas waktu tempuh perjalanan dari Pekanbaru ke Bangkinang, Kabupaten Kampar, hingga 45 menit.
Selain itu, patroli juga dilakukan di pintu keluar tol karena di sana juga ada perbaikan jembatan yang kemungkinan terjadi kepadatan kendaraan. ”Namun kepadatan ini bersifat situasional,” ucapnya.
Keberadaan Tol Bangkinang-Pekanbaru, kata Doni, memang menjadi salah satu jalur alternatif yang sangat strategis menuju Sumatera Barat. ”Apalagi, Sumbar menjadi salah satu lokasi sasaran wisata warga Pekanbaru,” ujarnya.
Keberadaan Tol Bangkinang-Pekanbari, ucap Donni, bisa memangkas waktu perjalanan. Saat melewati jalur arteri, waktu yang dibutuhkan bisa sekitar 1,5 jam sampai 2 Jam. Namun melalui Tol Bangkinang-Pekanbaru sejauh 31 kilometer (km), perjalanan bisa terpangkas menjadi sekitar 30 menit.
Pantauan Kompas di ruas Tol Pekanbaru-Bangkinang, jalan tol terlihat sangat lengang. Pintu gerbang tol dari Pekanbaru tidak ada. Proses pembayaran dilakukan di pintu keluar tol di Bangkinang. Di pintu keluar itu terjadi antrean, terutama antrean kendaraan yang belum memiliki kartu tol atau saldo kartu tolnya kurang.
Sejak dioperasikan pada Oktober 2022, pengendara belum dikenai tarif. Tarif baru diberlakukan pada Minggu (25/12/2022) saat libur Natal dan Tahun Baru berlangsung. Kendaraan golongan I dikenai tarif Rp 33.500 serta golongan II dan III dikenai tarif Rp 50.500, sementara untuk golongan IV dan V dikenai tarif Rp 67.000.
Sebuah kendaraan melewati jalur keluar Tol Pekanbaru-Bangkinang, Provinsi Riau, sepanjang 31 kilometer, Senin (2/1/2022). Tol yang baru dioperasikan pada Oktober 2022 dan mulai memberlakukan tarif pada 25 Desember 2022 itu memangkas waktu tempuh perjalanan dari Pekanbaru ke Bangkinang, Kabupaten Kampar, hingga 45 menit.
Direktur Proyek Tol Pekanbaru-Bangkinang dari PT Hutama Karya Bambang Eko menyampaikan, tol ini merupakan bagian dari ruas Tol Pekanbaru, Riau-Padang, Sumatera Barat. Dalam proses pembangunannya, ujar Bambang, tentu ada beberapa kendala yang dihadapi, terutama soal pembebasan lahan. Namun berkat kerja sama dengan semua pihak, ruas tol seksi Bangkinang- Pekanbaru bisa dituntaskan.
Pihaknya juga masih menunggu arahan dari pusat terkait pembangunan lokasi istirahat (rest area). ”Letak rest area harus disesuaikan dengan panjang total ruas tol karena rest area baru dibuka setelah panjang ruas jalan tol 30 km-50 km,” jelasnya.
Dengan adanya tol ini, peluang kunjungan ke Kampar akan lebih terbuka lebar. (Kamsol)
Terkait konstruksi, pembangunan tol tidak terlalu mengalami banyak masalah lantaran kontur tanah di ruas Bangkinang-Pekanbaru cukup keras dan baik. Hal itu berbeda jika dibandingkan ruas lain di Sumatera, seperti ruas Palembang-Indralaya, Sumatera Selatan, yang sebagian kontur tanahnya adalah rawa.
Bambang berharap proses pembangunan bisa terus berlanjut sehingga jalur tol ruas Pekanbaru, Riau-Padang, Sumatera Barat, bisa diselesaikan. ”Memang saat ini kami masih terkendala pembebasan lahan. Tetapi, yakini saja, proyek ini bisa tuntas,” ujarnya.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Kondisi jalan lintas Pekanbaru-Bangkinang, Provinsi Riau, Senin (2/1/2022). Jalan tersebut menghubungkan Kota Pekanbaru dengan Bangkinang, Kabupaten Kampar. Jalur ini juga menghubungkan Riau dengan Sumatera Barat. Kini pengguna jalan bisa menggunakan jalan alternatif, yakni Tol Pekanbaru-Bangkinang, yang sudah dioperasikan pada Oktober 2022. Dengan menggunakan tol, waktu perjalanan terpangkas hingga 45 menit.
Upaya daerah
Penjabat Bupati Kampar Kamsol menyebut keberadaan tol itu menjadi pendongkrak perekonomian daerah karena akses ke Kampar akan jauh lebih mudah. ”Sebelum ada tol, orang Pekanbaru malas ke Kampar karena macet dan banyak truk besar. Dengan adanya tol ini, peluang kunjungan ke Kampar akan lebih terbuka lebar,” ucap Kamsol.
Agar Kampar tidak dijadikan daerah pelintasan belaka, sejumlah upaya sudah dilakukan, yakni membenahi sejumlah obyek pariwisata potensial, seperti Candi Muara Takus, Sungai Kampar, dan Istana Kerajaan Kampa. ”Bahkan, nanti akan ada Halal Hub yang akan dibangun dekat dengan pintu keluar tol yang diharapkan bisa menarik minat para pendatang,” ujarnya.
Warga Bangkinang, Kabupaten Kampar, Zulhendri, mengapresiasi keberadaan tol ini. Menurut dia, tol ini memang bisa memangkas waktu perjalanan. ”Namun kalau tolnya masih pendek tentu tidak terasa. Tapi kalau sudah sampai Padang, Sumbar, baru akan terasa dampaknya,” ucap Zulhendri yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi truk batu koral.
Dalam proses pembangunannya, pihaknya juga dilibatkan. ”Waktu pembangunan tol ini, batunya dari perusahaan kami, jadi kami dapat rezeki lah,” ucapnya. Hanya saja, dia berharap keberadaan tol ini tidak mematikan rezeki warga lokal yang biasa mencari nafkah di Jalur Lintas Sumatera.