Sumsel-Lampung Resmi Terhubung Tol, Peluang Ekonomi Baru Dinantikan Tumbuh
Presiden Joko Widodo meresmikan jalan tol ruas Palembang-Kayu Agung sepanjang 42,5 kilometer. Ruas jalan tol yang menghubungkan Sumatera Selatan dan Lampung ini diharapkan dapat menciptakan peluang ekonomi baru.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·5 menit baca
SEKRETARIAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Presiden Joko Widodo meresmikan ruas Tol Palembang-Kayu Agung di Gerbang Tol Kramasan, Ogan Ilir, Sumsel, Selasa (26/1/2021). Tol ini diharapkan menjadi akses untuk membuka peluang investasi baru bagi Sumsel.
PALEMBANG, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan jalan ruas tol ruas Palembang-Kayu Agung sepanjang 42,5 kilometer. Keberadaan ruas tol yang menghubungkan Sumatera Selatan dan Lampung ini diharapkan dapat menumbuhkan pusat ekonomi baru di sekitarnya dan membangkitkan roda perekonomian di Sumatera.
Jalan tol ruas Palembang-Kayu Agung merupakan bagian dari jaringan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung) sepanjang 111,7 kilometer. Tol yang dibangun PT Waskita Karya ini terhubung dengan ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung yang telah diresmikan Presiden pada 15 November 2019. Sementara, untuk tol ruas Palembang-Betung sepanjang 69,19 km masih dalam pembangunan dan ditargetkan rampung pada Desember 2021.
”Bisanya, waktu tempuh dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung, ke Kota Palembang yang berjarak 373 kilometer bisa mencapai 12 jam, sekarang hanya butuh waktu 3 jam-3,5 jam. Ini akan menjadi lompatan besar karena bisa menghemat waktu tempuh hingga 75 persen,” ucap Presiden saat meresmikan jalan tol ruas Palembang Kayu Agung-Palembang di depan Pintu Tol Kramasan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Selasa (26/1/2021).
Presiden berharap, tol ini dapat menciptakan efisiensi di segala sektor yang mampu menurunkan biaya logistik dan menumbuhkan daya saing antara Sumsel dan Lampung. Tidak hanya bagi kedua provinsi, tol ini juga dapat membangkitkan perekonomian di Pulau Sumatera lewat pusat ekonomi baru dan berkembangnya simpul-simpul ekonomi produktif.
Tol ini, kata Presiden, akan membuka peluang investasi bagi Sumsel yang memiliki sejumlah keunggulan, seperti dekat dengan Pulau Jawa, lahan masih sangat luas dengan harga yang kompetitif, dan jumlah tenaga kerja juga besar. Dengan begitu, potensi bisnis bisa digarap dengan biaya produksi pun lebih bersaing.
”Tujuan dari pembangunan infrastruktur ini tidak lain untuk pemerataan pembangunan dan membuka lapangan kerja sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Presiden.
Dengan keunggulan tersebut, Presiden mengajak pemerintah daerah untuk lebih agresif menawarkan potensi di daerahnya masing-masing. Salah satu yang bisa dijadikan daya tarik adalah ketersediaan infrastruktur yang memadai.
Presiden Joko Widodo (Jaket Merah) memberikan arahan kepada sejumlah pejabat setelah meresmikan Tol Kayu Agung-Palembang, Selasa (26/1/2021). Pembukaan tol ini diharapkan dapat menciptakan peluang investasi baru bagi daerah.
Selain itu, ujar Presiden, pembangunan tol ini juga harus berlanjut pada pembangunan infrastruktur pendukung yang mampu membuka akses ke wilayah yang potensial seperti ke sentra ekonomi, pariwisata, kawasan industri, petanian, dan perkebunan.
”Berikan akses penghubung ke sana, maka manfaat ekonominya akan lebih maksimal. Ini adalah tugas pemerintah daerah,” ucapnya.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Danang Parikesit menuturkan, pembangunan ruas Palembang-Kayu Agung ini memiliki tantangan tersendiri karena sebagian besar berdiri di atas lahan rawa. ”Dari panjang ruas tol 42,5 km, sekitar 22 km merupakan kawasan rawa,” kata Danang.
Karena itu, dalam pembangunannya, pihak kontraktor menggunakan sistem teknologi vakum untuk perbaikan tanah dasarnya. Di dalam tol juga dibangun Jembatan Ogan sepanjang 1,6 km.
Setelah pembangunan Kapal Betung rampung, ujar Danang, pembangunan ruas tol Trans-Sumatera ini akan diteruskan ke arah Jambi. Selain itu, tol ini juga bersilangan dengan ruas Palembang-Indralaya yang akan berlanjut ke Muara Enim hingga ke Bengkulu.
Peresmian tol ini menambah panjang daftar ruas tol bagian dari Trans-Sumatera yang telah beroperasi. Hingga saat ini, 657 km ruas jalan tol di sepanjang Trans-Sumatera telah dapat digunakan, 608 kilometer dalam tahap konstruksi, dan 430 km memasuki persiapan konstruksi. Sementara rencana pembangunan 1.297 km lainnya akan segera disusun dan dibangun kemudian.
Dari panjang ruas tol 42,5 km, sekitar 22 km merupakan kawasan rawa.
SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo (jaket merah) berjalan di atas Jembatan Ogan di jalan tol ruas Palembang-Kayu Agung, Selasa (26/1/2021). Keberadaan tol ini diharapkan dapat berdampak pada terbukanya peluang ekonomi baru di Sumsel.
Memberikan kepastian
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sumsel Sumarjono Saragih berpendapat tol akan memberikan kepastian kepada pengusaha dalam menjalankan bisnisnya. Kepastian yang dimaksud adalah ongkos produksi dan potensi nilai ekonomi yang akan direngkuh.
”Selain dari sisi waktu yang lebih efisien, tol ini juga akan melenyapkan biaya-biaya siluman yang harus ditanggung para pelaku usaha ketika melewati jalur lintas Sumatera,” ujar Sumarjono.
Di sektor pariwisata, lanjut Sumarjono, ini tentu akan menarik minat warga untuk menemukan tempat wisata baru. ”Hal ini tentu akan mendorong geliat pariwisata di kedua daerah,” ungkap Sumarjono.
Dengan keberadaan tol ini, pemerintah daerah dituntut lebih kreatif merangkul investor berinvestasi di daerahnya. ”Beri kemudahan bagi investor dan pengusaha sehingga mereka tertarik untuk berbisnis di sana,” ucapnya.
Kondisi ini juga mengacu pada kecenderung para investor untuk mulai tertarik berinvestasi di luar Jawa karena dianggap masih kompetitif. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di Indonesia pada 2020 sebesar Rp 826,3 triliun. Nilai itu melampaui target, yaitu Rp 817,2 triliun.
Pada 2020, sekitar 59,5 persen realisasi investasi atau sekitar Rp 417,5 triliun ada di luar Jawa. Sementara sisanya, Rp 408,8 triliun atau 49,5 persen dari realisasi investasi, ada di Jawa (Kompas, 26/1/2021).
”Peluang investasi inilah yang mesti digaet oleh pemda. Tanyakan kepada investor apa yang dibutuhkan. Pemda harus lebih aktif,” ujar Sumarjono.
Peluang investasi inilah yang mesti digaet oleh pemda. Tanyakan pada investor apa yang dibutuhkan. Pemda harus lebih aktif.
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI
Sebuah kendaraan melintas di Jalan Tol Palembang-Kayu Agung, Selasa (31/3/2020). Tol sepanjang 33 kilometer ini direncanakan akan dibuka pada Rabu (1/4/2020). Dengan dibukanya tol ini, jarak tempuh antara Palembang dan Lampung sekitar 4 jam. Hanya saja, dalam pembukaannya, tim dari gugus tugas penanggulangan Covid-19 akan melakukan penjagaan dan pengecekan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Waspada
Pengamat ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Palembang, Amidi berujar, keberadaan tol akan menciptakan potensi perekonomian baru di sekitar tol. Dimulai dari daerah di sekitar pintu gerbang tol hingga di sejumlah area istirahat. Hal ini akan berdampak pada melonjaknya harga tanah di sekitar tol.
“Harga tanah di sekitar jalan tol akan naik mulai dari 30 persen-300 persen,” ucapnya.
Dia mencontohkan tanah di Jakabaring yang juga meningkat signifikan. Sebelum ada tol, harga tanah seluas 15 meter x 20 meter di sana sekitar Rp 100 juta. Kini dengan ukuran yang sama sudah mencapai Rp 300 juta.
Akan tetapi, ujar Amidi, sisi negatif dari tol ini juga muncul, yakni mulai meredupnya pergerakan ekonomi di jalur nontol dalam hal ini jalur lintas Sumatera. ”Apalagi, sekarang mereka juga dihajar pandemi,” ucapnya. Alhasil, banyak dari mereka yang mungkin menurun omzetnya yang akhirnya berdampak pada pemecatan tenaga kerja.
Karena itu, ujar Amidi, perlu ada langkah dari pemerintah daerah untuk menyokong kehidupan mereka agar tidak mati, misalnya dengan memberikan ruang di sejumlah rest area di sepanjang tol atau membangun kawasan industri dan perdagangan yang dekat dengan akses tol sehingga akan tercipta kawasan ekonomi baru.