Kelangkaan BBM dikeluhkan oleh masyarakat Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, selama hampir sepekan terakhir. Pengiriman BBM via laut seperti biasanya belum bisa dilakukan lantaran gelombang tinggi. Opsi lain terus dicari.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
JEPARA, KOMPAS — Berhentinya pelayaran akibat gelombang tinggi membuat pengiriman BBM ke Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, terhambat. Kondisi itu membuat masyarakat di Karimunjawa mengeluhkan kelangkaan BBM. Selain membuat mobilitas masyarakat terganggu, kelangkaan BBM juga membuat mereka kehilangan potensi pendapatan.
Kelangkaan BBM mulai dirasakan oleh masyarakat Karimunjawa sejak Jumat (23/12/2022). Hari itu merupakan hari pertama penghentian pelayaran dari dan menuju Jepara lantaran cuaca buruk dan gelombang tinggi.
”Warga Karimunjawa kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari karena kendaraannya tidak ada bensin. Mau ke mana-mana susah, mau kerja juga tidak bisa,” kata Sudarmono, warga sekaligus Ketua Perkumpulan Biro Wisata Karimunjawa, Kamis (29/12/2022).
Tidak cuma menghambat aktivitas warga, kelangkaan BBM juga turut menghilangan potensi pendapatan para pelaku usaha jasa rental kendaraan. Sudarmono, misalnya, kehilangan potensi pendapatan setidaknya Rp 525.000 per hari karena tidak bisa menyewakan tujuh sepeda motornya.
”Kalau seandainya di kendaraan rental masih ada bensinnya, pasti akan dipakai untuk keperluan pemilik rental sendiri. Masalahnya, semua kendaraan rental juga sudah tidak ada bensinya,” kataSudarmono.
Sebelumnya, Joao, wisatawan asal Portugal, kecewa karena para pelaku usaha rental tidak beroperasi akibat kelangkaan bahan bakar. Joao harus mengubur keinginannya untuk berkeliling pulau akibat persoalan itu.
”Selama di Karimunjawa kemarin saya sangat bosan karena tidak bisa ke mana-mana. Bahan bakar kendaraan terbatas, jadi kami hanya tidur dan makan saja,” ucap Joao.
Joao merupakan satu dari 500 wisatawan yang terjebak di Karimunjawa selama beberapa hari akibat dihentikannya pelayaran. Pada Selasa (27/12/2022) mereka dievakuasi dari Pelabuhan Legon Bajak di Karimunjawa menggunakan Kapal Motor Kelimutu milik PT Pelayaran Nasional Indonesia dan tiba di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Rabu (28/12/2022).
Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan perihal kelangkaan BBM di Karimunjawa. Edy sudah berkoordinasi dengan Pertamina untuk mengatasi persoalan tersebut. ”Saya mohon masyarakat bersabar dulu karena kondisinya sedang sulit. Semoga setelah ini bisa segera membaik,” tuturnya.
Kapal milik Pertamina sebenarnya sudah memuat 40 kiloliter BBM jenis pertalite dan sebanyak 95 kiloliter biosolar yang siap dikirimkan dari Semarang ke Karimunjawa. Kendati demikian, cuaca buruk dan gelombang tinggi yang masih terjadi hingga Kamis membuat kapal itu tak bisa berlayar.
”Tentunya kami terus memantau kondisi cuaca dan ketinggian gelombang di Laut Jawa. Kami juga senantiasa berkoordinasi dengan instansi terkait mengenai keselamatan pelayaran. Semoga BBM bisa segera dipasok melalui kapal,” ujar Area Manager Communication, Relation, and Corporate Social Responsibility Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga Brasto Galih Nugroho.
Brasto menambahkan, pihaknya sedang berkoordinasi terkait alternatif lain yang bisa dilakukan untuk mengirimkan BBM ke Karimunjawa. Salah satu alternatif yang dikaji adalah ”menitipkan” BBM ke kapal yang berukuran lebih besar, seperti KM Kelimutu.
Menurut Brasto, pihaknya biasanya mengirimkan sekitar 90 kiloliter BBM jenis pertalite dan biosolar. Jumlah itu bisa mencukupi kebutuhan di Karimunjawa dalam jangka waktu 10-14 hari.
Pangan
Di tengah kelangkaan BBM, warga Karimunjawa disebut tidak kekurangan bahan pangan. Hal itu karena ada lumbung pangan khusus yang disiapkan untuk menghadapi cuaca buruk. Menurut Camat Karimunjawa Muslikin, lumbung pangan tersebut masih menyimpan bahan pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, setidaknya sampai tujuh hari ke depan.
”Di samping lumbung pangan bersama, warga di setiap rumah itu juga punya lumbung pangan keluarga. Semua telah disiapkan karena cuaca buruk di akhir tahun rutin terjadi. Warga sudah hapal sehingga sudah menyiapkan antisipasinya,” kata Muslikin.
Meski bahan pangan di Karimunjawa diklaim masih aman, sejumlah pihak tetap berupaya mengirimkan bantuan. Salah satunya dari Kementerian Perhubungan. Bantuan itu akan dikirim menggunakan KM Kelimutu.
Setelah menurunkan penumpang reguler dan wisatawan yang dievakuasi dari Karimunjawa pada Rabu, KM Kelimutu langsung menuju ke Kumai, Kalimantan Tengah. Dari Kumai, kapal akan kembali ke Semarang untuk kembali menuju ke Karimunjawa pada Sabtu (31/12/2022).
KM Kelimutu akan membawa 500 paket bahan pokok dari total 5.000 paket bahan pokok bantuan dari Kementerian Perhubungan melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Setiap paket bahan pokok ini berisi 1 kg beras, 1 kg gula, dan 1 liter minyak goreng (Kompas, 29/12/2022).