Gugur Gunung Menjaga ”Nama Baik” Pariwisata Karimunjawa
Berbagai pihak berupaya membantu meringankan beban wisatawan yang tertahan di Karimunjawa, Jepara, Jateng. Upaya itu dilakukan untuk menjaga kepuasan wisatawan sehingga tingkat kunjungan wisata tidak menurun.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·6 menit baca
Buntung akibat dihentikannya pelayaran ke Pulau Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah tidak lantas membuat para pelaku usaha wisata di wilayah tersebut berhenti memberikan pelayanan prima kepada wisatawan. Mereka justru memberikan potongan harga hingga menyediakan tempat penginapan dan makanan gratis untuk pelancong yang sudah tidak mampu membayar. Hal itu semata demi menjaga 'nama baik' pariwisata di Karimunjawa.
Cuaca di Pulau Karimunjawa pada Kamis (22/12/2022) memburuk. Hujan turun sangat deras disertai angin dan petir. Tinggi gelombang kala itu berkisar 3,5 meter hingga 4 meter. Kondisi itu dinilai membahayakan. Sebab, rata-rata kapal feri yang melayani penyeberangan memiliki ketinggian lambung sekitar 3 meter. Sehingga, pemerintah setempat memutuskan untuk menghentikan aktivitas pelayaran dari Jepara menuju Karimunjawa dan sebaliknya mulai Jumat (23/12/2022) pukul 00.00.
Kabar penghentian aktivitas pelayaran membuat ratusan wisatawan yang sedang berlibur di Karimunjawa panik. Sebenarnya, pelaku usaha wisata juga tak kalah panik menghadapi kondisi tersebut. Bagaimana tidak, mereka terancam kehilangan potensi pendapatan akibat kejadian itu.
Namun, para pelaku usaha wisata menilai, hal itu sudah menjadi bagian dari risiko yang harus dijalani. Mereka lantas berupaya tetap tenang sambil memikirkan langkah apa yang bisa mereka lakukan untuk membuat keadaan menjadi lebih baik.
"Setelah ada kabar tersebut, para pengurus hotel dan penginapan berembuk dan sepakat akan membantu meringankan beban wisatawan. Hal itu kami lakukan dengan cara memberikan potongan harga penginapan sampai dengan 50 persen," kata Sudarmono, salah satu pemilik hotel di Karimunjawa, Rabu (28/12/2022).
Selain memberikan potongan biaya penginapan, para pelaku usaha wisata di wilayah itu juga sepakat memberikan fasilitas berupa penginapan dan makanan gratis. Fasilitas itu diberikan kepada wisatawan yang tidak mampu membayar biaya penginapan maupun konsumsi.
Sudarmono yang juga sekaligus Ketua Perkumpulan Biro Wisata Karimunjawa menilai, kejadian itu merupakan bagian dari risiko usaha. Meski merugi, mereka merasa tetap harus berupaya memberikan pelayanan prima. Alasannya, untuk menjaga nama baik pariwisata Karimunjawa.
"Sebenarnya kami sama-sama merugi. Mereka (wisatawan) yang harusnya sudah bisa pulang untuk bekerja, sekolah, kuliah atau melakukan aktivitas lainnya jadi terganggu karena kejadian ini. Sehingga, kami berpikir bagaimana bisa membuat mereka nyaman dan tidak kecewa dengan pelayanan kami. Kami ini hidup bergantung pada wisatawan, sehingga bagaimana caranya supaya setelah kejadian ini, minat wisata di Karimunjawa tetap tinggi," ucap Sudarmono.
Di Karimunjawa sedikitnya ada 110 unit penginapan dan 20 unit hotel. Rata-rata kamar sudah dipesan oleh wisatawan sampai 5 Januari 2023. Akibat kejadian tersebut, potensi kerugian yang dialami oleh para pelaku usaha wisata mencapai ratusan juta rupiah.
Selama aktivitas usaha pariwisata dihentikan, masyarakat di Karimunjawa bertahan hidup dengan uang tabungan. Mereka tidak bisa beralih mata pencaharian ke sektor perikanan karena cuaca buruk juga menganggu aktivitas di sektor itu.
"Kalau ada pelaku usaha wisata atau masyarakat Karimunjawa yang kesulitan nanti dibantu. Warga yang mampu iuran untuk membantu warga yang tidak mampu. Sehingga, semuanya bisa bertahan bersama-sama," katanya.
Upaya membantu sebanyak 500 wisatawan yang tertahan di Karimunjawa juga dilakukan oleh pemerintah. Setelah mendengar keluhan sejumlah wisatawan yang berharap segera dievakuasi, Pemerintah Kabupaten Jepara langsung berkirim surat kepada Kementerian Perhubungan. Mereka meminta bantuan agar ada kapal yang dikirim ke Karimunjawa untuk mengevakuasi wisatawan.
Tak lama setelah surat itu dikirim, Kementerian Perhubungan menugaskan Kapal Motor Kelimutu milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) untuk membantu proses evakuasi.
KM Kelimutu merupakan kapal yang biasanya melayani pelayaran dengan rute Surabaya-Sampit-Semarang- Kumai-Semarang-Karimunjawa. Kapal yang memiliki panjang 99 meter, tinggi haluan 9 meter, dan bobot 1.400 ton itu sebenarnya baru akan singgah di Karimunjawa pada Jumat (30/12/2022).
Karena ada penugasan khusus, kedatangan kapal berkapasitas 1.000 orang itu dimajukan menjadi Selasa (27/12/2022). KM Kelimutu diberangkatkan dari Pelabuhan Legon Bajak di Karimunjawa pada Selasa pukul 22.34 dan tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Rabu (28/12/2022) pukul 04.50.
Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta bersama anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Jepara lain turut menjemput para wisatawan di Semarang, Rabu. Rombongan itu datang bersama bus yang akan digunakan untuk memfasilitasi wisatawan yang ingin kembali ke Jepara. Berdasarkan pendataan, ada puluhan wisatawan yang berencana kembali ke Jepara untuk mengambil kendaraan mereka yang masih terparkir di Pelabuhan Kartini Jepara.
"Totalnya ada empat bus yang disiapkan, dua bus dari Pemkab Jepara dan dua bus dari Pemprov Jateng," ujar Edy.
Nomor satu
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi upaya cepat PT Pelni dalam proses evakuasi tersebut. Menurut Erick, dalam industri pariwisata, keselamatan wisatawan adalah nomor satu.
"Kita tak ingin kegembiraan menjadi bencana. Saya memerintahkan semua BUMN terkait untuk selalu cepat tanggap dan memerhatikan aspek keselamatan tanpa kompromi," ujar Erick dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Saya juga mendapatkan tambahan fasilitas yakni makanan gratis. Bersyukur banget karena itu bisa meringankan beban kami
Upaya berbagai pihak dalam mengatasi krisis di Karimunjawa juga dipuji oleh para wisatawan. Mereka bersyukur karena masih bisa mendapatkan berkat dari masyarakat Karimunjawa dan pemerintah di tengah kondisi sulit yang terjadi.
Solihatun (46) misalnya, merasa bersyukur karena mendapatkan potongan harga menginap dari pengelola hotel di Karimunjawa. Wisatawan asal Kecamatan Welahan, Jepara itu datang ke Jepara bersama anak-anak dan cucu-cucunya. Rombongan Solihatun hanya dikenai biaya menginap sebesar Rp 1 juta per hari dari tarif normal Rp 2 juta per hari.
"Saya juga mendapatkan tambahan fasilitas yakni makanan gratis. Bersyukur banget karena itu bisa meringankan beban kami," katanya.
Solihatun dan rombongan tiba di Karimunjawa pada Selasa (20/12/2022) petang. Rencananya, Solihatun dan rombongan akan kembali pada Jumat siang. Rencana itu gagal karena pelayaran sudah dihentikan sejak sehari sebelumnya akibat cuaca buruk.
Joao, wisatawan asal Portugal juga merasa puas dengan pelayanan masyarakat dan pemerintah selama di Karimunjawa. Meski merasa bosan lantaran tidak ada aktivitas wisata yang bisa dilakukan akibat cuaca buruk, pria yang sudah tiga kali ke Karimunjawa itu mengaku tidak kapok untuk kembali berwisata ke Karimunjawa suatu hari nanti.
"Di sana (Karimunjawa) sangat membosakan karena kami tidak bisa kemana-mana, hanya tidur dan makan saja di kegiatannya. Akan tetapi wisata laut di Karimunjawa bagus, orang-orang di sana juga baik," ucap Joao.
Informasi cuaca
Joao mengaku tidak mendapatkan informasi terkait prakiraan cuaca di Karimunjawa. Sehingga, ia tidak menyangka akan ada cuaca buruk yang terjadi. Ia berharap, ke depan terkait perkiraan cuaca bisa disampaikan dengan jelas kepada wisatawan. Dengan begitu, wisatawan bisa memilih waktu yang tepat untuk datang ke Karimunjawa.
Kurangnya informasi mengenai cuaca buruk juga dikeluhkan oleh para pelaku usaha biro wisata. Kondisi itu membuat mereka terlambat menyiapkan langkah antisipasi.
"Kami baru mendapat pemberitahuan terkait potensi cuaca buruk sehari sebelumnya. Ke depan, kami akan berkomunikasi lebih intensif dengan otoritas terkait mengenai informasi prakiraan cuaca. Informasi juga akan kami sampaikan kepada para wisatawan untuk mengurangi risiko wisatawan terjebak akibat cuaca buruk," tutur Sudarmono.
Menurut Sudarmono, peristiwa terjebaknya wisatawan akibat cuaca buruk di Karimunjawa terjadi hampir setiap akhir tahun. Peristiwa paling parah terjadi pada 2017. Kala itu, sekitar 800 wisatawan tertahan selama beberapa hari.
Edy berkomitmen, Pemkab Jepara akan melakukan perbaikan terkait penyampaian informasi prakiraan cuaca.
"Sebenarnya kami sudah menginformasikan kepada penyedia jasa perjalanan dari jauh-jauh hari. Ke depan, akan kami tata lagi, kami berikan informasi yang lebih jelas lagi," tuturnya.
Edy mengimbau masyarakat untuk tidak berwisata ke Karimunjawa, setidaknya hingga 31 Desember. Hal itu karena cuca ekstrem diperkirakan masih akan terjadi hingga di penghujung tahun 2022. Setelah situasi normal, masyarakat diperbolehkan kembali berwisata ke Karimunjawa.
Sinergi antarpihak diperlukan untuk menekan risiko kejadian serupa terulang. Wisatawan juga perlu memantau informasi prakiraan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk memetakan kondisi cuaca di lokasi wisata yang hendak dituju. Seperti kata Erick Thohir, keselamatan wisatawan adalah nomor satu. Wisatawan selamat dan senang berarti keberlanjutan industri pariwisata itu sendiri.