Mulai 1 Januari 2023, Pendakian ke Gunung Rinjani Ditutup Tiga Bulan
Mulai 1 Januari 2023, seluruh pintu masuk Taman Nasional Gunung Rinjani ditutup untuk kegiatan pendakian selama tiga bulan. Penutupan bertujuan untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem dan pemulihan ekosistem Rinjani.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Balai Taman Nasional Gunung Rinjani akan menutup seluruh destinasi wisata pendakian Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat, mulai 1 Januari 2023. Penutupan untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem sekaligus pemulihan ekosistem gunung api setinggi 3.726 meter di atas permukaan laut itu.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Dedy Asriady dalam pengumuman resmi yang diterima Kompas di Mataram, Rabu (28/12/2022), mengatakan, penutupan seluruh destinasi wisata pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) berlangsung dari 1 Januari 2023 sampai dengan 31 Maret 2023.
Menurut Dedy, berdasarkan informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Mataram, sedang terjadi curah hujan tinggi. Kondisi itu berpotensi menyebabkan terjadinya angin kencang, hujan lebat, serta banjir di Pulau Lombok.
Oleh karena itu, penutupan akan dilakukan di seluruh atau enam pintu masuk pendakian Gunung Rinjani, yakni jalur Senaru dan Torean di Lombok Utara; jalur Sembalun, Timbanuh, dan Tete Batu di Lombok Timur; serta jalur Air Berik di Lombok Tengah.
”Pengunjung yang mendaki pada tanggal 31 Desember 2022 diwajibkan untuk segera check out maksimal 3 Januari 2023 di masing-masing pintu pendakian,” kata Dedy.
Selain destinasi wisata pendakian, Balai TNGR juga menutup sejumlah destinasi wisata non-pendakian. Penutupan sudah dilakukan sejak 8 Oktober 2022 hingga 31 Maret 2023.
Menurut Dedy, ada tiga destinasi wisata non-pendakian yang ditutup, yakni Air Terjun Jeruk Manis dan Air Terjun Mayung Polak di Lombok Timur, serta Air Terjun Mangku Sakti dari dua pintu masuk, yakni Desa Sajang di Lombok Timur dan Sambik Elen di Lombok Utara.
Pengunjung yang mendaki pada tanggal 31 Desember 2022 diwajibkan untuk segera check out maksimal 3 Januari 2023 di masing-masing pintu pendakian. (Dedy Asriady)
Meski demikian, kata Dedy, masih ada 13 destinasi wisata non-pendakian yang tetap dibuka. Seluruhnya berada di Lombok Timur, yakni Otak Kokoq Joben, Joben Eco Park, Telaga Biru, Treng Wilis, Ulem-Ulem, dan Gunung Kukus.
Selain itu, ada juga Tangkok Adeng, Bukit Malang, Savana Poropok, Sebau, Bukti Gedong, Jalur Sepeda Sembelun Lawang, dan Jalur Sepeda Bomong Bike Park Aikmel.
Terkait penutupan jalur pendakian, pelaku usaha pemandu pendakian (trekking organizer/TO) di Rinjani mengaku akan mematuhinya. Lalu Erwin Mustiadi (32) dari Mantap Adventure mengatakan, penutupan pendakian memang sudah rutin setiap tahun sehingga para pelaku usaha pemandu pendakian bisa memaklumi.
”Selama penutupan, tidak ada TO yang akan nekat untuk membawa wisatawan. Apalagi di atas (Rinjani) ada kamera pemantau. Kalau nekat, bisa masuk daftar hitam,” kata Erwin.
Selama penutupan, kata Erwin, mereka akan tetap beroperasi, tetapi tidak lagi memandu pendakian ke Gunung Rinjani. Mereka akan memandu kunjungan ke obyek wisata non-pendakian di kawasan Rinjani yang masih buka.
”Saya menawarkan paket wisata ke Air Terjun Sendang Gila dan Tiyu Kelep di Senaru, Lombok Utara. Naik ke bukit-bukit juga masih bisa selama tidak ada bencana alam,” kata Erwin.