Longsor di Jalan Poros Maros-Bone, 1 Orang Tewas dan 5 Korban Masih Dicari
Bencana tanah longsor terjadi di jalan poros yang menghubungkan Kabupaten Maros dan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (27/12/2022) petang. Akibat bencana itu, enam orang tertimbun material longsor.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Bencana tanah longsor terjadi di jalan poros yang menghubungkan Kabupaten Maros dan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (27/12/2022) petang. Akibat bencana itu, enam orang tertimbun material longsor. Satu orang telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sedangkan lima orang lainnya masih dalam pencarian.
Lokasi longsor tersebut berada di wilayah Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. Hingga Rabu (28/12/2022), petugas gabungan dari sejumlah instansi masih terus melakukan pencarian terhadap korban yang tertimbun material longsor.
”Informasi sementara, ada enam orang yang tertimbun. Satu orang sudah dievakuasi dalam kondisi meninggal dan ada lima orang yang masih dicari,” kata Kepala Operasi dan Siaga Basarnas Sulsel Muhammad Rizal, Rabu (28/12/2022).
Rizal memaparkan, selain Basarnas Sulsel, operasi pencarian tersebut dibantu sejumlah instansi, misalnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maros, Polri, dan TNI. ”Kami menggunakan alat berat dan alat pendukung lainnya. Untuk mempercepat pencarian, kami dibantu BPBD Maros, Polri dan TNI, serta warga setempat,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas, bencana longsor itu terjadi saat banyak kendaraan sedang melintasi jalur Maros-Bone. Jalan di lokasi itu tergolong sempit serta diapit tebing dan jurang. Akibat hujan deras yang turun sepekan terakhir, salah satu dinding tebing di sisi jalan, tepatnya di Desa Rompegading, Kecamatan Cenrana, Maros, runtuh.
Material longsoran kemudian menyeret tiga rumah dan tiga kendaraan roda empat yang melintas. Rumah dan kendaraan itu terseret material hingga masuk ke sungai.
Informasi sementara, ada enam orang yang tertimbun. Satu orang sudah dievakuasi dalam kondisi meninggal dan ada lima orang yang masih dicari. (Muhammad Rizal)
Sesudah kejadian itu, warga setempat dan petugas langsung mencari warga yang tertimbun. Sebanyak 15 orang berhasil diselamatkan. Para korban selamat itu umumnya menderita luka. Meski begitu, masih ada lima orang yang tertimbun dan belum ditemukan.
Lima korban yang masih dalam pencarian itu terdiri dari empat perempuan, yakni Dilla (16), Emi (47), Rimang (80), dan Adel (12), serta satu laki-laki bernama Cellung (2). Adapun korban yang ditemukan dalam kondisi meninggal adalah Ilham (48).
Jalan lumpuh
Selain menimbulkan korban jiwa dan luka, longsor juga membuat jalan poros Maros-Bone via Camba menjadi lumpuh. Padahal, jalan tersebut menjadi akses utama untuk mobilitas orang dan barang dari Makassar dan Maros menuju ke Bone dan sebaliknya.
Jalan tersebut juga menjadi akses warga dari Makassar yang ingin menuju ke Kolaka, Sulawesi Tenggara, melalui penyeberangan feri di Pelabuhan Bajoe, Kabupaten Bone.
Terkait kondisi itu, Gubernur Sulsel A Sudirman Sulaiman menyatakan, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel telah berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sulsel untuk melakukan penanganan darurat.
”Longsor menutup jalan nasional Maros-Bone. Setelah peristiwa itu, Dinas PUTR Sulsel sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Kementerian PUPR,” kata Sudirman.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sulsel Reiza Setiawan menjelaskan, pada Selasa malam telah dilakukan pembersihan material longsor di lokasi. Upaya pembersihan longsoran itu kembali dilanjutkan Rabu ini.
”Kemarin telah dilakukan pembersihan longsoran. Namun, karena faktor cuaca dan kondisi medan, kesepakatan aparat dan pemerintah setempat dilanjutkan hari ini. Longsor yang dibersihkan sekitar 40 meter. Pagi ini akan diteruskan dan diharapkan akses segera kembali terbuka,” tutur Reiza.
Peristiwa longsor itu bukan satu-satunya bencana yang terjadi di Sulsel selama beberapa hari terakhir. Sebelumnya, hujan deras juga memicu longsor di dua titik di Kabupaten Gowa pada Sabtu (24/12/2022). Dua titik longsor itu berlokasi di Kecamatan Tinggimoncong dan Kecamatan Parangloe. Dalam peristiwa itu, lima warga meninggal tertimbun material longsoran.