Cuaca Ekstrem Picu Tanah Longsor dan Pohon Tumbang di Jateng
Cuaca ekstrem diperkirakan masih akan terjadi di Jateng, setidaknya sampai 30 Desember 2022. Masyarakat diminta mewaspadai bencana hidrometeorologi.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah beberapa hari terakhir. Pada Senin (26/12/2022), hujan lebat disertai angin kencang memicu tanah longsor dan pohon tumbang. Di Kota Semarang, tanah longsor menimpa mobil yang sedang melintas dan mengakibatkan satu orang terluka.
Sejak Senin siang hingga malam, hujan deras terjadi di Kota Semarang. Hujan deras yang berlangsung hingga sekitar pukul 20.00 tersebut lantas memicu sebuah talud di Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, longsor. Peristiwa itu terjadi pada pukul 21.55.
Saat longsor terjadi, sebuah mobil yang mengangkut tiga orang sedang melintas di sekitar lokasi. Akibatnya, mobil itu tertimpa material longsoran. Tiga orang yang berada di dalam mobil langsung dievakuasi oleh warga sekitar.
”Dari tiga korban yang tertimpa material longsor, satu orang yang duduk di kursi pengemudi terluka di bagian kepala. Para korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Santa Elisabeth, Kota Semarang,” kata Herbiyanto, Ketua RT 013 Kelurahan Jomblang, saat ditemui, Selasa (27/12/2022).
Selain menimbulkan korban luka, tanah longsor itu juga membuat tiga rumah rusak sedang dan ringan. Jalan yang menghubungkan antarkampung juga terisolasi karena material longsor menutup jalan.
Pada Selasa pagi, warga setempat dibantu petugas dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang membersihkan material longsor. Mobil yang tertimpa material longsor berhasil dievakuasi setelah dua unit backhoe dikerahkan.
Talud yang longsor di Kelurahan Jomblang memiliki panjang sekitar 25 meter. Adapun ketinggian talud sekitar 8 meter. Di bagian talud yang tidak longsor terdapat bagian yang belum lama disemen. Saat dipegang, bekas semen tersebut belum mengeras.
”Menurut warga, sudah ada retakan di sekitar talud. Sebagai antisipasi, warga sudah menambal retakan itu dengan semen. Saat tambalan belum kering, hujan deras turun terus-menerus hingga menggerus tambalan. Kemungkinan, air masuk ke talud itu lalu taludnya tidak kuat menahan air sehingga terjadi longsor,” ujar Lurah Jomblang Henry Nurcahyo.
Ke depan, talud itu akan dibangun kembali. Sembari menunggu pembangunan, bekas longsoran akan ditutup sementara dengan terpal.
Selain tanah longsor, ada sejumlah bencana lain yang melanda berbagai wilayah di Jateng. Banjir, misalnya, terjadi di Jalan Raya Muktiharjo, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Ketinggian air mencapai 40 sentimeter. Banjir terjadi karena drainase tidak mampu menahan debit air hujan.
Berdasarkan pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, cuaca ekstrem juga memicu pohon tumbang di delapan kabupaten/kota. Pohon tumbang itu terjadi di Kabupaten Wonosobo, Kendal, Batang, Pemalang, Demak, Kudus, Kota Pekalongan, dan Kota Semarang.
”Dampak pohon tumbang ini rata-rata menutup akses jalan. Di beberapa daerah, pohon tumbang juga menimpa rumah warga dan kendaraan,” ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Jateng Dikki Rulli Perkasa.
Berdasarkan analisis dinamika atmosfer yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), adanya pertemuan massa udara dingin dari Asia dengan massa udara panas dari Australia meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia, termasuk di Jateng. BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang terjadi sampai Jumat (30/12/2022).
”BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari kedepan. Potensi bencana hidrometeorologi yang terjadi berupa banjir, banjir bandang, hujan es, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi,” tutur Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Sutikno.