Keluarga Menanti Pengungkapan Kematian Tahanan BNN Aceh
David diduga pukuli saat dibawa oleh petugas untuk mencari bandar atau tempat David membeli sabu. Hal itu dibantah petugas, tidak ada pemukulan dan penganiayaan.
Oleh
ZULKARNAINI
·5 menit baca
Penyebab kematian David (39) warga Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh yang sempat ditangkap oleh petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan sangkaan mengonsumsi sabu masih menjadi tanda tanya. Petugas berdalih lelaki itu meninggal karena dampak buruk pemakaian narkoba, sementara keluarga menuding karena kekerasan.
Kematian David masih menyisakan kesedihan mendalam bagi Irfan (43) dan Risa Aulia (26). Kakak beradik itu belum menerima alasan kematian saudara kandungnya karena sakit akibat mengonsumsi narkoba, seperti yang diterangkan oleh petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Aceh.
Irfan masih bersikeras adiknya meninggal karena penganiayaan. Sebab pada jenazah almarhum ditemukan banyak lebam-lebam, seperti bekas hantaman benda keras.
“Kami mengajukan permohonan otopsi agar jelas apa penyebab kematian (David),” ujar Irfan saat ditemui Senin (19/12/2022) di rumahnya di Banda Aceh.
Irfan tidak menampik tuduhan BNN Aceh bahwa adiknya mengonsumsi narkoba jenis sabu. Tetapi dia tidak terima adiknya meninggal usai ditahan beberapa di kantor BNN Aceh.
David menghembus nafas terakhir di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh, pada Sabtu (10/12/2022). BNN merujuk David ke RSJ dengan alasan dia harus direhab. “Jika adik saya makek (mengkonsumsi sabu) proses sesuai hukum. Saat masuk (ditangkap) sehat, mengapa saat keluar sekarat,” ujar Irfan.
Sebelumnya Kepala Bidang Pemberantasan BNN Aceh Ajun Komisaris Besar Mirwazi menjelaskan David dan tiga temannya ditangkap oleh petugas pada Rabu (7/12/2022) pukul 02.00 dini hari di sebuah rumah di Desa Lamteumen, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Saat ditangkap mereka diduga sedang mengkonsumsi sabu.
Di lokasi petugas BNN hanya menemukan kaca pirex dan alat hisap. Petugas menduga sabu telah ditelan oleh salah seorang dari mereka. Saat diperiksa dengan menggunakan rontgen, sabu tidak ditemukan di dalam tubuh mereka. Alhasil mereka tidak dapat diproses hukum, lantaran tidak ada barang bukti.
Namun Irfan menduga adiknya, David dipukuli saat dibawa oleh petugas untuk mencari bandar sabu atau tempat David membeli sabu. Namun hal itu dibantah oleh Mirwazi. Kata Mirwazi petugas memperlakukan mereka dengan baik, tidak ada pemukulan dan penganiayaan.
David beserta teman-temannya ditahan di kantor BNN Aceh di Desa Lamcot, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar. Mereka dimasukkan ke dalam sel tahanan untuk kepentingan pemeriksaan. Meski ditahan, status mereka bukan tersangka, masih sebagai saksi.
Pada Kamis (8/12/2022) petugas melihat kondisi David mulai berubah. Nafasnya tersengal, mual, terlihat gelisah, dan tidak mau makan. Kepada petugas David mengaku punya riwayat mag akut. David dibawa ke RS Bhayangkara Aceh. Usai diperiksa David dibawa kembali ke kantor BNN Aceh, akan tetapi RS Bhayangkara menyarankan agar David dirujuk ke RSJ Aceh untuk rehabilitasi napza.
David kembali dimasukkan dalam sel, sementara petugas menyiapkan berkas rujukan. Namun, pada Jumat (9/12/2022), kondisi David semakin tidak stabil. Mirwazi mengatakan David membenturkan badan ke tembok. David juga buang air kecil dan air besar di celana.
Petugas meminta keluarga agar segera ke BNN untuk menerima penyerahan terduga pada keluarga dan membawa terduga ke RSJ Aceh. “Tim medis berbicara dengan istri terduga (David), didapati gejala orang ketergantungan zat stimulasi. Keluarga setuju terduga dirujuk,” ujar Mirwazi.
Dengan menggunakan ambulans, David didampingi keluarga dirujuk ke RSJ. Saat keluar dari BNN, kondisi David tidak stabil.
Irfan mengatakan adiknya mengeluh sakit di dada, kejang, tidak kenal keluarga, dan memanggil ibu mereka. Saat diperiksa, ditemukan banyak lebam pada tubuh David. Pihak keluarga luput mempertanyakan persoalan itu karena ingin segera ke RS rujukan. Jumat, sekitar pukul 20.00, David diserahkan kepada pihak RSJ.
Irfan, Aulia, dan istri David pulang ke rumah dengan perasaan tidak tenang. Pagi Sabtu (10/12/2022) Irfan dikabari pihak RSJ Aceh, adiknya telah pergi untuk selama-lamanya.
Keluarga membawa pulang jenazah David tanpa otopsi sebelumnya. Almarhum dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gampong (Desa) Baro, Kecamatan Meuraxa. Sekitar 200 meter dari rumahnya.
Pihak RSJ Aceh juga tidak memberitahukan penyebab kematian David kepada keluarganya. “Kami minta rekam medik tetapi tidak diberi, alasannya, ada aturan melarang, kecuali untuk penyidik,” ujar Irfan.
Kami minta rekam medik tetapi tidak diberi, alasannya, ada aturan melarang, kecuali untuk penyidik. (Irfan)
Mirwazi juga kaget mendapat kabar bahwa David meninggal dunia di RSJ. Mirwazi menuturkan sejak keluarga telah menandatangani surat serah terima dan David telah dirujuk ke RSJ Aceh, maka David bukan lagi tanggung jawab BNN Aceh. Dalam kata lain, BNN Aceh tidak bertanggung jawab atas kematian David.
Lapor polisi
Dalam keadaan berduka, keluarga sepakat melaporkan kasus kematian David kepada Kepolisian Daerah Aceh. Bagi Irfan kematian adiknya tidak wajar. “Kami menuntut keadilan, ini menyangkut nyawa orang,” kata Irfan.
Dihubungi terpisah Kepala Bidang Humas Polda Aceh Komisaris Besar Winardy mengatakan kasus ini sedang didalami oleh penyidik sehingga belum bisa disimpulkan ada tidaknya potensi pidana.
“Saat ini sudah delapan orang kami periksa sebagai saksi dari pihak keluarga dan rumah sakit,” kata Winardy.
Irfan juga membuat pengaduan kepada Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh. Dia memerlukan dampingan hukum sebab pihak yang dihadapi adalah aparat penegak hukum.
Direktur LBH Banda Aceh Syahrul menuturkan timnya akan mendampingi keluarga korban. Dia berharap kepolisian mengusut kasus ini dengan profesional meski yang menjadi terlapor juga aparat penegak hukum.
“Jika terbukti korban dianiaya hingga meninggal dunia, kasus ini sudah masuk extra judicialkilling (pembunuhan di luar proses hukum),” kata Syahrul.
Sementara itu Direktur RSJ Aceh Makhrozal belum bersedia memberikan keterangan terkait kematian David dengan dalih kasusnya masih dalam tahap penyidikan kepolisian.
Meski korban telah istirahat dengan tenang, tetapi keluarga butuh kejelasan apa penyebab David meninggal dunia. Hingga kini keluarga masih menunggu.