Pemerintah Kota Surabaya terus menambah armada untuk mendukung transportasi massal, termasuk mendapat bantuan bus listrik Trans Semanggi Surabaya untuk mendukung Buy The Service.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya bersama Kementerian Perhubungan meluncurkan bus listrik Trans Semanggi Surabaya. Penambahan armada bus itu untuk mendukung angkutan Buy The Service (BTS) di Kota Surabaya.
Peresmian bus listrik ditandai dengan pemotongan pita yang dilanjutkan dengan pemecahan kendi oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Suharto.
Dalam kesempatan itu, beberapa pejabat maupun hadirin sempat mencoba langsung bus listrik itu dari Alun-alun Surabaya dan kembali lagi ke tempat tersebut.
Setelah mencoba bus listrik itu, Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Suharto mengatakan, dari sisi suara, bus listrik itu tidak memunculkan kebisingan. Keunggulan lain, bus listrik tidak memiliki emisi gas buang.
Ke depan beberapa angkutan umum di Trans Semanggi secara bertahap akan diganti dengan menggunakan bus listrik. Tujuannya supaya target emisi di Surabaya Raya, yakni Surabaya, Sidoarjo dan Gresik, semakin lama kian turun.
”Prinsipnya bagaimana Kemenhub punya kontribusi positif untuk Kota Surabaya dalam rangka berperan menyehatkan masyarakat melalui penurunan emisi itu,” kata Suharto.
Ia menegaskan bahwa peresmian bus listrik program BTS ini pertama kali dilakukan di Kota Surabaya. Dari 10 kota BTS di Indonesia, pertama dilakukan di kota dengan penduduk 3,1 juta jiwa ini dan bertahap akan dilakukan penambahan sejalan dengan peningkatan selesainya produksi dari karoseri.
Suharto menjelaskan alasan memilih Surabaya sebagai yang pertama di Indonesia. ”Surabaya memang memiliki komitmen yang kuat dan didukung seluruh pemangku kebijkan, termasuk warganya mulai memanfaatkan angkutan massal,” ujarnya.
Dikatakan, jika Pemkot Surabaya tidak berperan dalam mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, lambat laun kota dengan luas 326 kilometer persegi ini bisa seperti Jakarta, yang tingkat kemacetan relatif tinggi.
Surabaya memang memiliki komitmen yang kuat dan didukung seluruh pemangku kebijkan, termasuk warganya mulai memanfaatkan angkutan massal. (Suharto)
Menurut Suharto, total yang dioperasikan saat ini di Kota Surabaya sebanyak 17 bus listrik dan secara bertahap akan ditambah. Ia juga menjelaskan bahwa saat ini produksi dari karoseri memang terbatas karena permintaannya banyak.
”Tapi kami berkomitmen bahwa Surabaya yang pertama. Kemenhub akan evaluasi secara terus-menerus dan saat ini kami memproduksi 53 bus listrik, dan itu akan dioperasikan di dua kota, yaitu Surabaya dan Bandung, tapi paling banyak dan prioritas di Surabaya,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Eri Cahyadi menyampaikan terima kasih banyak kepada Kementerian Perhubungan karena Surabaya menjadi yang pertama memakai bus listrik.
Menurunkan polusi
Ia juga menyadari bahwa salah satu cara Surabaya untuk menghilangkan kemacetan adalah kembali ke angkutan umum. ”Ternyata bus ini juga sangat aman dan nyaman tadi sudah dicoba,” katanya.
Selain itu, polusi udara Surabaya akan jauh lebih turun ketika Surabaya sudah menggunakan bus listrik. Makanya, untuk menjaga komitmen, Pemkot Surabaya akan membeli dan menggunakan feeder sehingga setiap wilayah yang akan menggunakan bus Surabaya akan disiapkan feeder.
”Feeder dipenuhi semuanya di 2024, dan sebagian menggunakan kendaraan listrik. Itu komitmen bersama,” katanya.
Oleh karena itu, ia juga memastikan Pemkot Surabaya siap menerima pilot project lainnya dan siap berkomitmen dan bersinergi serta berkolaborasi dengan Kemenhub untuk proyek lain. ”Insya Allah Surabaya bisa merasakan bagaimana tidak ada kemacetan dan polusi bisa semakin berkurang,” imbuhnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tunjung Iswandaru menjelaskan, operasional bus listrik ini akan dilakukan langsung oleh Damri yang ditunjuk oleh Kemenhub.
Bus listrik ini akan melayani rute koridor 3, yaitu dari Terminal Purabaya-Jalan Ahmad Yani-Dolog-Jemur Andayani-SIER- Rungkut Madya Jl Ir Soekarno-Jalan Kenjeran-Kenjeran Park dan sebaliknya.
Kapasitas bus tersebut sebanyak 28 penumpang, dan berhenti di 62 lokasi. Sementara pembayarannya cashless atau nontunai yang menggunakan uang elektronik dan QRIS. Tarifnya Rp 6.200 dan gratis bagi veteran, lansia, dan pelajar. Kemudian untuk aplikasi layanannya menggunakan Teman Bus.