Desa Wisata Unggulan di Malang Bersiap Sambut Libur Akhir Tahun
Pengelola desa wisata di Kabupaten Malang, Jawa Timur, bersiap menyambut kedatangan wisatawan saat libur akhir tahun. Jumlah wisatawan diharapkan meningkat dibandingkan tahun 2020 dan 2021.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Desa-desa wisata unggulan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, bersiap menyambut libur panjang akhir tahun. Setelah dua tahun tertekan oleh pandemi Covid-19, pengelola desa wisata berharap kunjungan wisatawan tahun ini bisa mendekati kondisi normal.
Desa wisata yang bersiap menyongsong masa libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, di antaranya, adalah Desa Pujon Kidul di Kecamatan Pujon dan Desa Sanankerto di Kecamatan Turen. Pujon Kidul terkenal dengan obyek wisata Kafe Sawah dan kampung budaya. Sementara Sanankerto punya obyek wisata konservasi bambu Boon Pring di Dusun Andeman.
Kepala Desa Pujon Kidul Udi Hartoko, Selasa (20/12/2022), mengatakan, pihaknya menyiapkan spot atau lokasi wisata baru di Kafe Sawah. Pada waktu sebelumnya, di pintu masuk, pengunjung harus melewati lorong tiang bambu.
Sementara itu, pada akhir tahun ini, jalur masuk wisatawan dialihkan ke sisi selatan. Di sana terdapat suasana layaknya hutan kecil dan miniatur air terjun. Setelah itu, pengunjung akan melewati pusat oleh-oleh dan lokasi tanam padi di sawah. ”Jadi, konsep kami seperti itu. Ada sesuatu yang berbeda karena di situ ada embung dan lainnya,” ujar Udi.
Pihak desa memprediksi kunjungan wisatawan ke Pujon Kidul mulai ramai pada 29 Desember 2022 dan mencapai puncaknya pada 31 Desember 2022 serta 1 Januari 2023. Adapun saat libur Natal, jumlah wisatawan diperkirakan masih sedikit karena umat Kristiani umumnya beribadah dan menggelar perayaan di rumah masing-masing.
Di Pujon Kidul terdapat sebuah guest house di tengah kafe dan sejumlah homestay yang memanfaatkan rumah warga. Guest house tersebut sudah penuh terpesan untuk 27-31 Desember 2022. Sementara untuk homestay baru ada satu hingga dua unit yang terpesan.
Pengeloa Desa Wisata Pujon Kidul belum bisa memperkirakan jumlah wisatawan yang akan datang saat libur akhir tahun. Namun, mereka berharap jumlah wisatawan bisa tembus 10.000 orang per hari saat puncak kunjungan.
”Libur akhir tahun kemarin hanya tembus 4.000 wisatawan. Harapannya, tahun ini bisa menyamai tahun 2019 yang di atas 10.000 orang,” kata Udi.
Pada tahun 2021, Pujon Kidul memenangi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk kategori Desa Mandiri Inspiratif. Desa itu juga menyabet penghargaan Kampung Iklim Nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2016 serta ASEAN Homestay Standard tahun 2017.
Persiapan juga dilakukan pengelola obyek wisata Boon Pring. Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kerto Raharjo, Desa Sanankerto, Syamsul Arifin mengatakan, pihaknya juga bersiap menyambut momentum akhir tahun. Selain membersihkan lokasi, pihaknya juga membenahi sejumlah infrastruktur.
Selain embung dan sumber air, ada 115 jenis bambu di Boon Pring. Desa Sanankerto menjadi pemenang III ADWI 2021 untuk kategori Desa Daya Tarik Wisata. Pada Mei 2022, Desa Sanankerto meraih penghargaan The 5th ASEAN Rural Development and Property Eradication Leadership Award.
Syamsul Arifin pun berharap angka kunjungan bisa menyamai kondisi normal. Pada Tahun Baru 2019, jumlah pengunjung ke Boon Pring mencapai 10.000 orang lebih.
”Selama pandemi di bawah 3.000 orang. Namun, kali ini semoga bisa 5.000 orang. Syukur-syukur bisa tembus di atas 10.000 orang. Wisatawan biasa ramai pada 25 dan 31 Desember serta 1 Januari,” ucapnya.
Libur akhir tahun kemarin hanya tembus 4.000 wisatawan. Harapannya tahun ini bisa menyamai tahun 2019 yang di atas 10.000 orang.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang Purwoto mengatakan, desa wisata tetap menjadi magnet bagi wisatawan selama libur akhir tahun, selain obyek alam dan budaya yang ada di Kabupaten Malang.
Menurut Purwoto, obyek wisata yang akan diburu wisatawan antara lain sejumlah pantai, kawasan Bromo Tengger Semeru, dan area Pujon-Ngantang di kawasan Malang barat. Selain itu, obyek wisata kecil-kecil yang baru menggeliat juga menarik bagi wisatawan.
”Pemkab Malang tidak menyelenggarakan live music di lokasi wisata. Tetapi, ada obyek yang menggelar hiburan, seperti di Wonosari, Sengkaling, dan Gunung Kawi, yang bersamaan dengan festival budaya. Di Pantai Nganteb juga dilaporkan ke kami ada acara. Begitu pula di Pantai Teluk Asmara, termasuk Pantai Balekambang,” ucapnya.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan Kompas, Selasa siang, jumlah wisatawan ke Kota Batu mulai menunjukkan peningkatan bersamaan dengan dimulainya masa libur sekolah.
Selain lokasi parkir yang mulai penuh kendaraan, peningkatan wisatawan juga bisa dilihat dari laju kendaraan memasuki Kota Batu yang mulai merayap serta pelat kendaraan luar kota yang banyak melintas di kawasan itu.
Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kota Batu Sujud Hariadi optimistis jumlah pelancong akhir tahun ini lebih banyak daripada tahun 2020 dan 2021. Pelaku wisata pun telah bersiap menyambut wisatawan dengan cara membuat atraksi dan paket wisata.