Perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Polisi Periksa 30 Saksi
Sekitar 30 saksi telah dimintai keterangan oleh penyidik terkait perampokan di rumah dinas Wali Kota Blitar.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Penyelidikan terus dilakukan oleh pihak kepolisian terkait perampokan di rumah dinas Wali Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (12/12/2022) dini hari. Sejauh ini sudah ada sekitar 30 saksi yang telah diminta keterangan.
Kepala Kepolisian Resor Blitar Kota Ajun Komisaris Besar Argowiyono, Kamis (15/12/2022), mengatakan, penyidik telah memeriksa saksi dari sejumlah pihak, termasuk pegawai yang bekerja di rumah dinas wali kota, pengemudi, dan pekerja rumah tangga.
”Satuan tugas gabungan dari jajaran Polda Jawa Timur dan Polres Blitar punya tugas berbeda. Ada tim lapangan yang menelusuri. Tim dari Polres Blitar Kota melakukan pemeriksaan tambahan saksi. Sudah ada sektar 30 orang yang dimintai keterangan,” ujarnya.
Semua informasi dari saksi, menurut Argowiyono, akan diolah. Sejauh ini polisi tidak mendapati kesulitan. Hanya saja, pencocokan data yang benar-benar valid membutuhkan butuh waktu, tidak cukup satu-dua hari.
”Sampai hari ini kami juga masih menunggu hasil uji laboratorium forensik atau inafis terkait uji sampel sidik jari atau DNA yang mungkin tertinggal di lokasi. Sidik jari memiliki banyak pola dan tergantung kualitas. Pencocokannya butuh waktu,” katanya.
Dari hasil pantauan kamera pemantau (CCTV), menurut dia, ada banyak dugaan arah kaburnya pelaku.Polisi tengah menelusuri satu per satu arah yang diduga mereka tuju, seperti ke Srengat (barat) dan Malang (timur).
Polisi juga memanfaatkan kamera tilang elektronik (ETLE) untuk mendeteksi arah pelarian pelaku. Koordinasi dengan pemerintah daerah sekitar, seperti Malang, Kediri, dan Tulungagung, dilakukan untuk penelusuran itu.
Kemungkinan pelaku sudah mengetahui kondisi target sebelum melancarkan aksi. Apalagi, target yang mereka sasar bukan rumah orang biasa, melainkan rumah wali kota yang dijaga oleh petugas polisi pamong praja (Priyo Djatmiko).
Adapun soal pelat nomor warna merah yang digunakan pelaku diduga merupakan bentuk penyamaran. Polisi telah mengecek ada dua kendaraan yang berpotensi seperti milik pelaku. Namun, saat dicek, keduanya ternyata bukan kendaraan yang dimaksud. Satu kendaraan milik Pemerintah Kota Kediri yang sedang ada di bengkel dan satu lagi kendaraan ada di Surabaya.
Oleh karena itu, polisi berasumsi pelat nomor yang digunakan pelaku adalah tempelan atau duplikat. Penyidik juga sudah mengecek ke pembuat pelat di pinggir jalan apakah dalam waktu satu minggu ke belakang ada orang yang memesan pelat nomor kendaraan warna merah.
”Kami ingin segera mengungkap. Itulah sebabnya ditangani Polda Jatim dan Mabes Polri juga turun, jajaran Bareskrim (Badan Reserse Kriminal Polri) juga membantu untuk mengungkap,” katanya.
Sementara itu, kriminolog Universitas Brawijaya, Malang, Priyo Djatmiko, mengatakan, kemungkinan pelaku sudah mengetahui kondisi target sebelum melancarkan aksi. Apalagi, target yang mereka sasar bukan rumah orang biasa, melainkan rumah wali kota yang dijaga oleh petugas polisi pamong praja.
”Itu sudah diketahui pelat merah asli atau palsu? Kalau asli, kemungkinan ada keterlibatan orang dalam. Dia tahu medannya, kapan penjagaannya lemah. Kalau orang luar sama sekali tak tahu peta di dalam, tidak mungkin karena yang dimasuki rumah yang penjagaannya ketat,” katanya.
Menurut Priyo, perampokan sebenarnya merupakan tindak kriminal biasa. Yang membedakan dalam kasus ini adalah korbannya wali kota, elite pemerintahan yang memiliki kekuasaan dan dari sisi ekonomi memiliki harta. Kasus seperti ini sangat jarang terjadi di Indonesia.
Dari sisi kriminologi, menjadikan rumah dinas dengan penjagaan ketat sebagai sasaran sangat berisiko dan berani. Hal itu, menurut dia, bisa dilakukan karena pelaku menguasai informasi di dalam.
”Dari sisi sasaran, pelaku tidak gambling karena tahu wali kota punya tabungan, brankas, dan lainnya. Kalau mereka berani menembus ke dalam dan melumpuhkan penjaga, mereka pasti sudah tahu peta suasana di dalam,” ucapnya.