Menjaring Talenta Pelari Muda di Semarang 10K
Para pelari muda akan turut serta dalam lomba Semarang 10K, Minggu (18/12/2022), di Kota Semarang, Jawa Tengah. Selain untuk menjaring pelari muda berbakat, kegiatan itu juga menjadi sarana pengenalan lari pada anak.
Para pelari muda akan turut serta dalam gelaran Semarang 10K yang diselenggarakan pada Minggu (18/12/2022) di Kota Semarang, Jawa Tengah. Selain untuk menjaring pelari muda berbakat, kegiatan itu juga dijadikan sarana mengenalkan anak-anak pada olahraga lari.
Nameeya Azkya Widyahapsari (8) berlari dengan semangat tinggi di sepanjang Jalan Pandanaran, Kota Semarang, Kamis (8/12/2022) malam. Meeya, sapaan akrabnya, berlari bersama puluhan anggota komunitas Semarang Runners. Meski menjadi pelari paling muda, Meeya seperti tidak kewalahan mengikuti tempo para pelari lainnya. Dia mampu berlari sejauh 1 kilometer (km) dalam waktu 6,5 menit.
Sempat berada di paling depan selama 4 km pertama, Meeya melambat pada 1 km jelang finis. Siswi kelas II di SD Negeri Kalibanteng Kidul 01, Semarang, itu pun menyelesaikan rute 5 km dengan catatan waktu sekitar 34 menit.
Meeya mengaku tak ada kendala berarti yang dihadapinya saat menjalani lari bersama itu. "Tadi jelang finis terasa capai, jadi saya sengaja melambat. Saya sudah beberapa kali lari dengan rute ini," katanya.
Untuk ukuran anak-anak, Meeya dinilai oleh teman-temannya di komunitas Semarang Runners bisa berlari dengan cepat. Dalam beberapa latihan, Meeya disebut selalu berada di barisan paling depan. Lantaran khawatir, sebelum mulai berlari, pengurus Semarang Runners sudah mewanti-wanti anggotanya untuk menjaga Meeya karena anak tersebut memiliki kecepatan lari yang cukup tinggi.
Meeya adalah salah satu peserta lomba lari Semarang 10K Powered by Isoplus kategori Kids Dash. Tahun ini, lomba yang terselenggara atas kerja sama antara Pemerintah Kota Semarang, Harian Kompas, dan Isoplus itu menghadirkan empat kategori lomba, yakni 10K Nasional, 10K Master, 10K Pelajar, serta Kids Dash.
Baca juga: Puluhan Pelari Cilik Ramaikan Semarang 10K
Kids Dash, yang merupakan ketegori baru pada Semarang 10K, dibagi ke dalam dua subkategori. Kids Dash A diperuntukkan bagi anak-anak berusia 7-9 tahun. Mereka akan berlari sejauh 308 meter. Sementara itu, Kids Dash B dengan jarak lari 154 meter diperuntukkan bagi anak usia 4-6 tahun.
Bagi Meeya, keikutsertaannya dalam lomba itu merupakan yang pertama. Dia pun berharap bisa meraih juara dalam perlombaan tersebut. Oleh karena itu, ia tekun berlatih sebanyak tiga hingga empat kali dalam sepekan.
"Selain latihan sama komunitas, saya juga sering latihan mandiri di rumah sebelum berangkat sekolah. Kalau latihan mandiri biasanya lari di sekitar rumah bersama bapak. Latihannya lebih banyak lari interval," imbuhnya.
Arfa Adeola Azzahra Anahori (9) juga berlatih sama keras dalam menghadapi perlombaan Semarang 10K kategori Kid Dash. Selain berlatih lari di klub lari sebanyak tiga kali dalam sepekan, Arfa juga berlatih bersama komunitas Freeletics dua kali dalam sepekan. Tak hanya latihan lari, Arfa juga melatih kekuatan ototnya.
Salah satu latihan yang dijalani Arfa adalah pada Rabu (7/12/2022) malam. Bersama dengan puluhan anggota Freeletics lainnya, Arfa berlari sejauh 6 km di Kota Semarang. Jarak tempuh itu terbilang biasa bagi Arfa. Sebab, warga Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, itu pernah berlari sejauh 8 km.
Baca juga: Kembali Digelar Setelah Vakum 2 Tahun, Semarang 10K Utamakan Kenyamanan Pelari
Arfa optimistis bisa mendapatkan hasil yang memuaskan dalam Semarang 10K. Apalagi, lomba itu bukan yang pertama kali diikuti siswi kelas III di SD Islam Al Madina Semarang tersebut. "Sebelum-sebelumnya pernah ikut lomba sprint (lari cepat) di Kota Semarang dan Kendal, Jateng," ucapnya.
Sejak berumur 8 tahun, Arfa memang sudah menunjukkan ketertarikannya pada olahraga lari. Ia bahkan punya cita-cita menjadi atlet lari sprint dan maraton di masa yang akan datang.
Ratna (46), ibunda Arfa, mendukung cita-cita anaknya tersebut. Selain mengikutkan anaknya dalam klub lari, Ratna juga kerap mengajak anaknya mengikuti acara lari. Di samping untuk mengasah kemampuan bertanding, kegiatan itu juga diharapkan Ratna mampu melatih mental berkompetisi Arfa.
"Saya juga membantu mempersiapkan asupan nutrisi untuk Arfa. Setiap habis latihan, Arfa selalu saya minta untuk minum susu protein," ujar Ratna.
Selain latihan sama komunitas, saya juga sering latihan mandiri di rumah sebelum berangkat sekolah (Nameeya Azkya Widyahapsari)
Sisihkan waktu
Di tengah kesibukannya, Muhammad Hafidz Akbar Nugroho (21) juga berupaya menyisihkan waktu untuk persiapan mengikuti lomba Semarang 10K kategori 10K Pelajar. Meskipun berstatus mahasiswa, Hafidz masih bisa mengikuti kategori 10K Pelajar karena kategori tersebut terbuka untuk usia 16-25 tahun.
Selama beberapa waktu terakhir, Hafidz yang merupakan mahasiswa Universitas Negeri Semarang itu sedang disibukkan dengan kegiatan kuliah kerja nyata di Kabupaten Magelang, Jateng. Di tengah kesibukannya itu, Hafidz menyisihkan waktu sekitar 30 menit dalam sepekan untuk latihan lari.
"Karena latihan terbilang minim, saya tidak menargetkan bisa podium. Yang terpenting, saya bisa finis dengan sehat. Harapannya bisa finis dengan waktu di bawah satu jam karena terakhir lari 10 kilometer saya finis dengan catatan waktu 1 jam 30 menit," katanya.
Baca juga: Jersi dan Medali Semarang 10K Diluncurkan
Sejumlah komunitas lari juga turut membantu mempersiapkan latihan untuk para anggotanya yang mengikuti Semarang 10K, termasuk anggota yang masih pelajar. Materi latihan yang dijalankan biasanya tidak hanya latihan lari, tetapi juga latihan-latihan pendukung. Khusus untuk anggota yang masih pelajar, materi latihannya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
"Kami juga memberikan tambahan pengetahuan kepada anggota terkait hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan untuk menghadapi lomba. Kiat-kiat untuk lari yang aman dan nyaman juga kita bagikan kepada para anggota," ujar Adit, salah satu pengurus komunitas Semarang Runners.
Wakil General Manager Event Harian Kompas, Budhi Sarwiadi, mengatakan, penyelenggaraan Semarang 10K tahun ini memang berupaya menghadirkan inovasi. Salah satu inovasi itu adalah adanya kategori Kids Dash yang bertujuan untuk mengenalkan olahraga lari kepada anak-anak.
"Untuk kategori Kids Dash ini konsepnya lebih kepada untuk mengisi waktu luang. Tetapi, kami juga ingin tetap ada kompetisinya. Jadi, orangtuanya bisa ikut berkompetisi, anaknya juga," tutur Budhi. Sementara itu, kategori 10K Pelajar dibuat untuk menjaring bakat-bakat baru di bidang lari.
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Semarang Fravarta Sadman menilai, sejumlah kompetisi lari yang diselenggarakan di Semarang, termasuk Semarang 10K, bisa membantu upaya pembibitan atlet lari. Selama ini, Pemerintah Kota Semarang juga rutin menggelar Pekan Olahraga Pelajar Daerah untuk pembibitan sekaligus regenerasi atlet.
"Pembinaan atlet juga kami lakukan melalui klub-klub olahraga sampai pusat pendidikan olahraga. Di Kota Semarang juga banyak bermunculan komunitas lari. Komunitas ini juga membantu mengasah bakat pelari," ucap Fravarta,
Selain membantu mengasah bakat pelari, komunitas-komunitas lari itu juga turut menggencarkan promosi olahraga kepada masyarakat. Makin banyak paparan terkait manfaat olahraga, potensi warga yang tertarik untuk berolahraga juga makin besar. Dengan begitu, kebugaran masyarakat menjadi lebih terjaga.
Di sisi lain, olahraga juga bisa menjadi saluran energi anak-anak muda. Energi anak muda yang biasanya berlebih bisa disalurkan dengan positif melalui olahraga.