Lomba lari dengan jarak 10 kilometer, yakni Semarang 10K, akan kembali digelar dua pekan mendatang. Para pelari antusias menyambut ajang yang dua tahun terakhir absen akibat pandemi tersebut.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Dua pekan jelang perlombaan, jersi dan medali Semarang 10K Powered by Isoplus diluncurkan. Sebanyak 2.000 pelari dari sejumlah daerah di Indonesia akan turut serta dalam ajang yang diharapkan bisa menjadi momentum mendongkrak kunjungan wisata di Kota Semarang, Jawa Tengah, tersebut.
Semarang 10K merupakan ajang lari dengan jarak 10 kilometer, hasil kerja sama Pemerintah Kota Semarang, harian Kompas dan Isoplus. Peluncuran jersi dan medali Semarang 10K digelar di Kawasan Kota Lama, Kota Semarang, Sabtu (3/12/2022) petang.
Pada jersi dan medali terdapat supergrafis yang diambil dari bagian struktur bangunan Lawang Sewu, yang merupakan salah satu landmark Kota Semarang. Supergrafis itu juga menginsyaratkan keakraban, berdiri bersama, dan maju bersama.
Selain itu, terdapat juga pola yang diambil dari corak batik khas Semarang. Corak batik tersebut melambangkan kreativitas, keharmonisan masyarakat, gotong royong, dan ragam kebudayaan atau arsitektur.
Secara keseluruhan, medali dibuat bundar menyerupai tampah. Tampah juga sarat dengan filosofi Jawa. Manusia diharapkan bisa bersikap layaknya tampah yang dapat menyaring segala hal yang diterima dalam kehidupan, baik dan buruknya.
Pada bagian tampah terdapat visual bangunan Kota Lama sebagai sebagai identitas Kota Semarang. Sementara itu, pada bagian belakang terdapat visual para pelari sebagai identitas event sekaligus memberikan pesan moral.
Setelah absen dua tahun akibat pandemi Covid-19, Semarang 10K akan kembali digelar pada Sabtu (18/12/2022). Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berharap, acara yang akan diikuti oleh ribuan pelari itu memberikan dampak berganda bagi wilayahnya.
”Kami berharap para peserta tidak hanya berlari, tetapi juga menikmati wisata-wisata di Kota Semarang. Tentu, ekonomi akan semakin meningkat, apalagi nanti tutup tahun, disambung dengan masa libur Natal dan Tahun Baru. Sehingga, kami berharap pelari bisa tinggal lebih lama di Kota Semarang. Pasti ini akan menjadi pendongkrak ekonomi,” kata Hevearita, seusai melepas para pelari dalam acara peluncuran jersi dan medali, Sabtu.
Menurut Hevearita, pihaknya bersama panitia masih membahas terkait rute yang akan dilalui oleh para pelari. Namun, ia memastikan, rutenya akan melintasi tempat-tempat wisata unggulan Kota Semarang, salah satunya Kawasan Kota Lama.
Kami berharap para peserta tidak hanya berlari, tetapi juga menikmati wisata-wisata di Kota Semarang.
Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo menyebut, akan ada sekitar 2.000 pelari yang menjadi peserta dalam Semarang 10K tahun ini. Pembatasan jumlah pelari dilakukan dengan mempertimbangkan kenyamanan pelari. Rute yang diisi oleh terlalu banyak pelari dikhawatirkan membuat ruang berlari para peserta terbatas.
”Rute lari di Kota Semarang itu tergolong datar, tidak banyak elevasi. Sehingga para pelari bisa memecahkan catatan waktu terbaiknya di Semarang 10K,” ucap Adi.
Pada penyelenggaraan yang ketiga ini, Semarang 10K yang mengusung konsep family friendly run menghadirkan kategori lomba baru, yakni Kids Dash. Ada dua kategori umur dalam Kids Dash, yakni kategori A untuk umur 7-9 tahun dengan jarak lari 308 meter dan kategori B untuk umur 4-6 tahun dengan jarak 154 meter.
”Biasanya pelari hadir di sebuah kota tidak sendiri, tetapi dengan keluarganya, bisa dengan pasangan dan juga anaknya. Jadi bukan hanya untuk bapak atau ibunya saja, tapi Semarang 10K juga bisa menyediakan event untuk anak-anak,” imbuh Adi.
Konsep family friendly run disebut Senior Brand Manager Isoplus, Devi Chrisnatalia, sejalan dengan visi Isoplus untuk menyediakan excellence hydration bagi semua orang di Indonesia. Menurut Devi, hidrasi sangat penting bagi tubuh.
”Kadang kita lupa atau tidak menganggap penting hidrasi. Padahal, kalau dehidrasi itu kita bisa kurang fokus dan kram, apalagi saat lari. Kondisi itu membuat pelari tidak bisa mendapatkan hasil yang optimal,” ujar Devi.
Gelaran Semarang 10K menjadi ajang yang ditunggu-tunggu oleh para pelari. Dalam peluncuran jersi dan medali, Sabtu misalnya, puluhan pelari dari 15 komunitas lari yang ada di Jateng turut serta. Meski diguyur hujan, para pelari tetap antusias berlari sejauh 3 kilometer dalam kegiatan tersebut.
”Hujan yang turun tidak melunturkan semangat kami para pelari. Ini bukti bahwa kami sangat antusias menyambut Semarang 10K. Lari sore ini juga saya jadikan sebagai bahan latihan sebelum menghadapi lomba, 18 Desember mendatang,” kata Boy Adi Brata, pelari dari komunitas Playon Ambyar.
Dua pekan jelang lomba, Boy berlatih tiga kali dalam sepekan. Latihan yang ia lakukan meliputi lari jarak jauh, ketahanan, dan latihan interval.