Lomba lari Semarang 10K disambut antusias oleh para pelari. Sejumlah komunitas lari pun menggelar acara untuk memeriahkan ajang tersebut. Lomba itu juga diharapkan bisa mendongkrak kunjungan wisata ke Semarang.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·5 menit baca
Puluhan pelari berdiri dengan jarak masing-masing 1,5 meter di kawasan Kota Lama, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/12/2022) pagi. Para pelari yang tergabung dalam komunitas Semarang Runners itu sedang melakukan beberapa gerakan pemanasan sebelum mulai berlari. Usai pemanasan, mereka berlari meninggalkan kawasan Kota Lama menuju Jalan Pemuda.
Rombongan itu berlari dengan kecepatan sedang di bagian kiri jalan raya. Pelari paling depan dan paling belakang bertugas menjaga rombongan agar tidak berlari terlalu ke tengah. Meski lalu lintas kendaraan di Semarang pagi itu sepi, mereka tetap konsisten berlari di pinggir jalan supaya tidak menganggu pengguna jalan lain.
Para pelari tersebut sedang berlatih bersama sebagai persiapan menghadapi lomba lari Semarang 10K Powered by Isoplus yang bakal digelar pada Minggu (18/12/2022). Lomba lari dengan jarak 10 kilometer (km) itu digelar atas kerja sama Pemerintah Kota Semarang, Harian Kompas, dan Isoplus.
Salah seorang yang ikut dalam latihan bersama itu adalah Muhammad Ihsan Fathoni (23). Menjelang Semarang 10K, Fathoni memang rutin berlatih lari bersama teman-temannya di Semarang Runners.
"Lari bareng komunitas biasanya 3-4 kali dalam sepekan. Selain itu, saya juga menjalani latihan lari mandiri. Latihan bersama teman-teman komunitas lebih menyenangkan karena bisa bareng-bareng, jadi lelahnya tidak terlalu terasa. Kalau latihan sendiri sepi dan lebih mudah bosan," kata mahasiswa Universitas Negeri Semarang itu.
Peserta lain Semarang 10K, Dwi Puji Lestari (30), juga melakukan sejumlah persiapan jelang lomba. Selain berlari, Dwi juga latihan penguatan otot bersama teman-temannya di komunitas Freeletics Semarang. Kebetulan, beberapa anggota komunitas itu juga hendak berlomba di Semarang 10K.
"Untuk menghadapi Semarang 10K, saya rutin berlatih lari sekitar 3-4 kali dalam sepekan dan latihan penguatan otot sebanyak 2-3 kali dalam sepekan. Latihan sangat penting agar tubuh dalam kondisi siap saat lomba," ucap Dwi yang menargetkan bisa meraih catatan waktu terbaik di Semarang 10K.
Selain latihan, Dwi juga memperhatikan pola istirahat menjelang lomba. Bahkan, pada waktu-waktu tertentu, dia melakukan passive recovery atau mengistirahatkan diri dari olahraga selama satu hari penuh. Sebab, agar bisa tampil maksimal dalam lomba, istirahat sama pentingnya dengan latihan. Asupan nutrisi dan hidrasi atau kebutuhan air minum juga diperhatikan.
Menyemarakkan
Lomba lari Semarang 10K diselenggarakan sejak tahun 2018. Namun, pada tahun 2020 dan 2021, ajang itu tidak digelar karena pandemi Covid-19. Tahun ini, dengan situasi pandemi melandai, Semarang 10K kembali dilaksanakan dan disambut antusias oleh berbagai komunitas lari. Sejumlah acara untuk menyemarakkan Semarang 10K pun digelar oleh beberapa komunitas lari.
Pada Sabtu (10/12/20222) pagi, sekitar 70 pelari dari 12 komunitas lari di Semarang dan sekitarnya menjajal rute Semarang 10K. Kegiatan itu digelar agar para pelari bisa mengenal rute yang dilalui sehingga mereka bisa menentukan strategi untuk meraih personal best (PB) atau catatan waktu terbaiknya.
"Setelah tahu rutenya, teman-teman bisa berlatih sendiri, terutama yang ingin mencatatkan PB. Mereka juga bisa memetakan di titik-titik mana mereka perlu minum. Memang ada beberapa water station (pos minum) yang disediakan, tapi ada baiknya tetap membawa minum sendiri untuk mengantisipasi," ujar Raden Wahyudi, pengurus komunitas Fakerunners Semarang.
Sehari jelang Semarang 10K, Semarang Runners yang merupakan komunitas lari tertua di Semarang juga akan menggelar shake out run atau lari dalam rangka pemanasan menghadapi lomba. Acara yang direncanakan diikuti 250 pelari dari 47 komunitas lari di Jawa itu diberi nama “Run for Gilo-gilo”.
Dalam kegiatan itu, para pelari diajak lari sejauh 3 km di sekitar kawasan Kota Lama. "Dengan acara itu, teman-teman dari luar kota bisa kenalan sekaligus menikmati Semarang," ujar Rio, salah satu pengurus Semarang Runners.
Rio mengatakan, dalam kegiatan itu, akan dihadirkan gilo-gilo atau gerobak dorong berisi aneka makanan, misalnya gorengan, beragam sate, hingga buah potong. Gilo-gilo merupakan usaha kuliner yang hanya dikenal di Semarang dan sekitarnya.
"Para pelari dari luar kota banyak yang tanya apa itu gilo-gilo, kami sengaja tidak menjelaskan. Nanti dalam acara itu baru kami kenalkan apa itu gilo-gilo. Kegiatan ini juga sekaligus untuk memberdayakan pelaku ekonomi mikro seperti pedagang gilo-gilo," tuturnya.
Acara yang direncanakan diikuti 250 pelari dari 47 komunitas lari di Jawa itu diberi nama “Run for Gilo-gilo”.
Sementara itu, komunitas Freeletics Semarang berencana menggelar acara carbo loading sehari jelang Semarang 10K. Carbo loading merupakan aktivitas mengonsumsi makanan dengan karbohidrat tinggi sebelum lomba lari. Acara itu bakal diikuti oleh ratusan orang yang tergabung dalam enam komunitas Freeletics dari berbagai daerah di Indonesia atau disebut Freeletics Nusantara.
"Carbo loading ini rutin kami gelar sehari jelang Semarang 10K. Acaranya nanti kumpul-kumpul, reuni, dan makan malam. Ada acara hiburan dan permainannya juga supaya pelari-pelari yang keesokan harinya mau lomba tidak tegang atau stres menghadapi lomba," kata pendiri sekaligus pelatih di Freeletics Semarang, Aby Abror.
Tak hanya berpartisipasi sebagai peserta, sejumlah anggota Freeletics Semarang juga akan diterjunkan di sepanjang lintasan Semarang 10K sebagai tim cheering (pemberi semangat). Mereka adalah anggota Freeletics yang tidak kebagian slot untuk ikut lomba atau sedang tidak bisa berlari karena fisiknya tidak prima.
"Kami sudah menyiapkan papan cheering, balon, dan perlengkapan lainnya untuk memberikan semangat kepada teman-teman pelari yang ikut Semarang 10K. Sebagai salah satu komunitas pelari asal Semarang, kami ingin ikut menyemarakkan Semarang 10K," imbuh Aby.
Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berharap, Semarang 10K bisa ikut mendongkrak kunjungan wisata di wilayahnya. Apalagi, rute lomba yang start dan finisnya di Balai Kota Semarang itu melintasi sejumlah destinasi wisata, misalnya Lawang Sewu, Simpang Lima, Gereja Gedangan, dan kawasan Kota Lama.
"Dengan melewati tempat- tempat wisata unggulan tersebut, kami berharap pelari bisa mempertimbangkan untuk tinggal lebih lama di Kota Semarang untuk berwisata. Kalau waktu tinggal lebih lama, dampak bagi perekonomiannya juga bisa jauh lebih banyak," kata Hevearita.