Magelang Dorong Inovasi Masyarakat agar Bisa Dijual ke Industri
Masyarakat Kota Magelang diorong untuk terus berinovasi. Selain dibantu untuk mendapatkan Haki, setiap inovasi akan dibantu agar lebih bernilai jual dan dipasarkan ke kalangan industri.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, berkomitmen membantu dan mendorong pengembangan inovasi masyarakat dalam penerapan dan pemasarannya ke industri. Hasil inovasi warga bakal dipamerkan dalam Galeri Inovasi yang kini tengah dirintis oleh Badan Perencanaan Pembangunan atau Bappeda Kota Magelang.
”Kami akan berupaya agar setiap inovasi yang muncul nantinya juga mampu dikomersialisasi (sehingga) bernilai ekonomi bagi inovatornya,” ujar Kepala Bappeda Kota Magelang Handini Rahayu saat ditemui dalam acara Magelang Innovations Award di Hotel Atria Magelang, Senin (5/12/2022). Hasil inovasi itu nantinya akan dipamerkan dalam ajang Galeri Inovasi yang saat ini dirintis oleh Bappeda Kota Magelang.
Sebelum dipasarkan, inovasi tersebut akan terlebih dahulu dibenahi dan dikembangkan agar lebih bernilai jual. Upaya pengembangannya akan melibatkan kalangan akademisi.
Selama ini, inovasi-inovasi marak bermunculan dari masyarakat Kota Magelang. Selain dari tim atau kelompok tertentu, inovasi juga muncul dari perorangan. Selama tahun 2004 hingga tahun 2022, jumlah inovasi yang muncul dari masyarakat terdata mencapai 438 inovasi. Tahun lalu, inovasi yang muncul antara lain alat panggang kopi, alat seduh kopi, dan automatic wastafel portabel.
Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kota Magelang Didin Saefudin mengatakan, kebanyakan inovasi yang ada di masyarakat baru sebatas embrio yang belum sempurna dalam aplikasinya. ”Rata-rata masyarakat baru sebatas melakukan uji coba di kalangan sendiri, dan belum berpikir tentang teknologi, dan penerapan di lapangan untuk jangka waktu panjang di masa mendatang,” ujarnya.
Selama tahun 2004 hingga tahun 2022, jumlah inovasi yang muncul dari masyarakat terdata mencapai 438 inovasi.
Oleh karena itu, masyarakat pun masih perlu didampingi oleh akademisi agar ide-ide awal yang tumbuh itu benar-benar bisa secara matang diterapkan dan berdaya guna di masyarakat.
Inovasi instansi
Handini mengatakan, pihaknya juga terus mendorong agar inovasi juga terus tumbuh di semua dinas dan instansi di jajaran Pemerintah Kota Magelang. Terkait dengan hal tersebut, sebanyak 130 pamong inovasi tahun ini mulai diterjunkan untuk membantu mendampingi dan membangkitkan inovasi di 28 dinas dan lima dana usaha milik daerah.
”Dengan pendampingan dari para pamong inovasi tersebut, setiap dinas dan instansi ditargetkan mampu memunculkan sedikitnya tiga inovasi per tahun,” ujarnya. Sama seperti inovasi yang muncul dari masyarakat, setiap inovasi yang muncul dari dinas dan instansi akan dibantu agar bisa mendapatkan hak atas kekayaan intelektual (Haki). Dari setiap dinas dan instansi, diharapkan muncul inovasi terkait layanan untuk masyarakat.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Magelang Candra Wijatmiko mengatakan, pihaknya telah memiliki satu inovasi, di mana saat ada ambulans ataupun mobil pemadam kebakaran melintas ketika lampu lalu lintas memberikan sinyal warna merah, sinyal tersebut akan langsung berwarna hijau. Inovasi tersebut dilakukan dengan memanfaatkan pemantauan menggunakan kamera digital yang mendeteksi keberadaan ambulans dan mobil pemadam kebakaran dari nyala lampu strobo di bagian atas mobil.
Kini, inovasi tersebut terus diperbaiki dan dilengkapi dengan alat deteksi sirine. ”Melengkapi inovasi alat dengan pendeteksi sirine perlu kami lakukan karena lampu strobo pada sebagian ambulans ataupun mobil pemadam kebakaran diketahui ada pula yang mati,” ujarnya.