Hamka Hendra Noer: Ekspor dan Hilirisasi Industri untuk Atasi Kemiskinan Gorontalo
5 Desember 2000 secara resmi Gorontalo lepas dari Provinsi Sulawesi Utara dan memperoleh otonomi sebagai provinsi ke-32 Indonesia. Pada usianya yang ke-22, berbagai tantangan menghadang. Bagaimana strategi pemprov?
5 Desember 2000 adalah hari bersejarah untuk rakyat Gorontalo. Secara resmi, mereka lepas dari Provinsi Sulawesi Utara dan memperoleh otonomi sebagai provinsi ke-32 Indonesia.
Pada Senin (5/12/2022), ”Serambi Madinah” menginjak usianya yang ke-22. Namun, setelah lebih dari dua dasawarsa, Gorontalo masih menghadapi bermacam pekerjaan besar untuk membangun daerah dan menyejahterakan rakyatnya.
Pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan ketiga 2022 baru mencapai 4,09 persen, di bawah rata-rata nasional 5,72 persen. Gorontalo juga masih tertinggal dari provinsi ”induknya”, Sulut, yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi 6,62 persen.
Pendorong utama pertumbuhan ekonomi Gorontalo adalah sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 38,02 persen bagi produk domestik regional bruto (PDRB). Kendati begitu, industri pengolahan belum berkembang sehingga kontribusinya hanya 4,64 persen.
Untuk mengetahui strategi pemerintah dalam mengatasi berbagai tantangan pembangunan tersebut, Kompas berbincang dengan Penjabat Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer, Sabtu (3/12/2022), di rumah dinasnya di Kota Gorontalo.
Sesuai visi, apa yang Anda harapkan bagi Gorontalo pada usianya yang ke-22?
Tentunya selaras dengan Rencana Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) 2007-2025 yang telah dibuat, yaitu Gorontalo yang maju dan mandiri. Sebagai penjabat gubernur yang diusulkan oleh Kementerian Dalam Negeri dan ditunjuk presiden, saya tentu juga bertekad menjaga stabilitas politik hingga Pilkada 2024.
Sejak dilantik pada 12 Mei 2022, kebijakan apa saja yang telah Anda ambil dan Anda anggap sebagai terobosan untuk menggairahkan perekonomian masyarakat?
Sampai saat ini, ada setidaknya 33 terobosan inovatif yang saya ambil untuk menopang kegiatan ekonomi kerakyatan, salah satunya pengembangan Kampung Sayuran dan Kampung Buah Gorontalo melalui pemberdayaan petani milenial. Saya juga menginisiasi pembangunan Desa Lestari berbasis agroforestry (wanatani).
Selain itu, saya menginisiasi kegiatan-kegiatan tingkat nasional di Gorontalo, seperti Pekan Kreativitas Pemuda pada 5-10 Oktober lalu. Pesertanya pemuda dari 34 provinsi di Indonesia. Hasilnya sangat signifikan untuk memulihkan ekonomi, hotel-hotel kita terisi oleh para peserta, dan produk-produk UMKM kita laku.
Selain itu, Provinsi Gorontalo saat ini tengah berbenah untuk kegiatan yang bertaraf internasional. Kami akan menjadi tuan rumah Asian Mini Football Championship 2023 yang akan diikuti sekitar 16 negara di Asia.
Baca juga: Marten A Taha: Fokus Kembangkan Gorontalo sebagai Kota Jasa di Tengah Ancaman Banjir
Hingga 2024, sektor perekonomian apa yang akan menjadi fokus pemprov?
Sektor pertanian adalah lokomotif penggerak utama perekonomian Gorontalo sehingga tetap akan menjadi fokus pemerintah. Kami akan terus coba mengintensifkan dan memperluas cakupan ekspor. Antara Januari dan Oktober tahun ini, nilai ekspor kita sudah mencapai 26,42 juta dollar AS.
Ekspor kita didominasi buah dan biji-bijian (12,45 juta dollar AS) lalu diikuti jagung (5,91 juta dollar AS). Namun, peluang ekspor sangat bergantung pada kebijakan pemerintah pusat. Untuk jagung, misalnya, tahun lalu kami tidak ekspor sama sekali. Kabar baiknya, pemerintah sudah membuka kuota ekspor 100.000 ton untuk Gorontalo.
Pada saat yang sama, kami juga akan sedikit menggeser fokus pada hilirisasi industri. Banyak calon investor yang sudah datang ke sini, tetapi belum terealisasi. Karena itu, kita akan memacu produksi dan memperbaiki mutu hasil pertanian seperti kelapa, kakao, dan jagung.
Mengapa hilirisasi industri produk pertanian utama Gorontalo, seperti kelapa dan jagung, belum terealisasi?
Untuk kelapa, saat ini proses hilirisasi sudah berjalan. Ada tiga pabrik yang memproses produk turunan kelapa, seperti tepung kelapa, santan beku, kelapa parut, kopra putih, briket tempurung kelapa, cocofiber (sabut kelapa), cocopeat (media tanam dari sabut kelapa), dan air kelapa. Produknya sudah diekspor ke beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Mesir, Kenya, Nigeria, Rusia, dan negara-negara Uni Eropa.
Kalau jagung, baru mulai berkembang di tingkat UMKM. Peruntukan terbesar jagung adalah untuk industri pakan ternak dan ini belum ada di Gorontalo karena perusahaan-perusahaan pakan ternak lebih memilih membangun pabrik di daerah sentra unggas, seperti Jawa dan Sumatera. Maka, sementara ini Gorontalo hanya menjadi supplier.
Namun, pemerintah sedang membangun komunikasi dengan investor di dalam dan luar negeri. Yang sudah menunjukkan minat serius membangun pabrik di sini adalah investor dari Malaysia.
Kesejahteraan petani menurun sejak pertengahan 2022. Nilai tukar petani (NTP) anjlok dari 105,98 pada Juni ke 100,56 pada November. Mengapa?
Penurunan NTP pada bulan November disebabkan penurunan harga produk pertanian, terutama jagung, sebagai komoditas utama Gorontalo. Pada bulan Agustus hingga November produksi jagung berlimpah, tetapi harga jagung (di Jawa dan Sumatera) justru anjlok.
Seperti sudah saya katakan, solusi memperbaiki harga adalah ekspor, tetapi selama Agustus-Oktober, ekspor terkendala perizinan dari Kementerian Pertanian, alasannya untuk menjaga tingkat inflasi nasional. Akibatnya, jagung menumpuk di gudang-gudang pengumpul di Gorontalo dan harga merosot.
Baca juga: Hendrar Prihadi: Wisata dan Anak Muda Jadi Kekuatan Kota Semarang
Apakah hilirisasi bisa menjadi solusi bagi masalah ini sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah?
Hilirisasi industri pertanian diharapkan meningkatkan nilai tambah dan daya saing sektor pertanian demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan begitu, peluang usaha dan lapangan pekerjaan baru akan terbuka. Pendapatan asli daerah (PAD) juga akan meningkat.
Untuk itu, kami menyusun strategi. Pertama, memperbaiki dan melengkapi database potensi daerah yang dapat ditawarkan ke investor lalu memublikasikannya. Kedua, memperbaiki pelayanan birokrasi dan regulasi yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan.
Ketiga, memperbaiki infrastruktur pendukung,seperti jalan dan utilitas, misal listrik dan air. Keempat, melakukan promosi dan fasilitasi bisnis melalui business meeting dan pameran.
Hingga kini, Gorontalo masih termasuk lima provinsi termiskin dengan persentase penduduk miskin sebesar 15,42 persen. Bagaimana tanggapan Anda?
Ini kami akui, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mengatasinya. Strategi kami, pertama, mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin. Selama menjabat, saya terus mengintensifkan penyaluran bantuan dan subsidi pangan melalui pasar murah di seluruh wilayah Provinsi Gorontalo.
Kedua, meningkatkan pendapatan masyarakat di sektor-sektor produktif melalui bantuan benih dan pupuk untuk petani. Kami sudah menyalurkan bantuan perahu dan cool box bagi nelayan, bahkan sepeda motor ber-cool box untuk pedagang ikan.
Apa tantangan terbesar pembangunan saat ini dan bagaimana mengatasinya?
Selain kemiskinan, kami menghadapi ancaman bencana alam sebagai dampak dari perubahan iklim. Untuk itu, pemprov coba mengintegrasikan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim ke dalam rencana pembangunan sosial. Bentuknya antara lain pengamanan mata air lewat konservasi sumber air yang ada, pengamanan daerah aliran sungai, dan penguatan ketanggapbencanaan masyarakat.
Selain itu, pemprov telah mengambil langkah strategis untuk mengatasi erosi dan banjir. Kami tidak memberikan bibit tanaman pangan, seperti jagung, kepada pemilik lahan berkemiringan 15 derajat.
Terakhir, salah satu titipan gubernur sebelumnya, Rusli Habibie, adalah penuntasan pembangunan Jalan Lingkar Luar Gorontalo (GORR) sepanjang 45,3 kilometer. Bagaimana perkembangannya?
Segmen I dan II (total 30 kilometer) ditargetkan tuntas dan tersambung pada 2024. Untuk Segmen III (15,2 kilometer), desain teknis detail sudah tuntas, tinggal menunggu pembebasan lahan.