Pelaku Usaha di Jabar Diminta Lirik Ceruk Domestik
Pasar dalam negeri sangat berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini diharapkan ikut menjadi benteng menghadapi resesi global.
Oleh
CORNELIUS HELMY HERLAMBANG
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pelaku usaha di Jawa Barat yang terbiasa mengekspor komoditasnya diharapkan mulai melirik ceruk pasar domestik. Hal ini diharapkan bisa ikut menekan potensi pelambatan laju ekonomi hingga anjloknya nilai ekspor akibat berbagai masalah yang membelit dunia.
Hal itu dikatakan Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jawa Barat Taufik Saleh dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Jabar, Rabu (30/11/2022).
Saat ini dunia tengah dibelit berbagai masalah global. Selain geopolitik antara Rusia-Ukraina dan pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat, China juga mengalami potensi penurunan laju ekonomi akibat kebijakan nol Covid-19.
Akibat kejadian itu, berbagai sendi ekonomi terganggu. Di Eropa, misalnya, inflasi menembus 10,7 persen pada Oktober 2022 dan masih berpeluang naik. Lonjakan harga energi dan pangan menjadi penyebabnya. Imbasnya akan membuat ekspor dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia, ke Eropa bakal tertekan (Kompas.id, 29/22/2022).
Taufik mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jabar tahun 2022 diperkirakan 5,1-5,9 persen. Penopangnya ialah konsumsi dan ekspor, serta sektor industri pengolahan, perdagangan, dan transportasi.
Jabar juga menjadi provinsi dengan realisasi investasi terbesar hingga triwulan III-2022 dengan Rp 148 triliun. Pendorongnya adalah penanaman modal asing dan dalam negeri pada transportasi dan pergudangan, perumahan dan industri, serta sektor industri kendaraan bermotor.
Akan tetapi, ia mengingatkan kinerja ekspor yang berpotensi melambat. Salah satunya terlihat dari penurunan pertumbuhan ekspor garmen.
Untuk itu, dia berharap agar pelaku usaha bisa melirik ceruk usaha lain di luar ekspor. Salah satu yang potensial adalah pasar dalam negeri. Dia yakin, masa depannya masih akan cerah di tengah pelambatan ekonomi dunia.
Taufik berkaca pada tingginya minat masyarakat untuk beraktivitas dan melakukan konsumsi menjadi lebih tinggi. Pada kuartal III-2022, poinnya mencapai 102 dan diperkirakan meningkat menjadi 103,1 pada kuartal keempat.
Indikator lainnya terlihat dari tingginya aktivitas transaksi nontunai melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Jabar berhasil meraup 4,65 juta pemilik usaha (merchant)QRIS atau setara 20,80 persen dari target nasional 15 juta merchant.
Jumlah itu menjadi yang tertinggi di Indonesia. Selain unggul dalam implementasi QRIS, Jabar juga merupakan provinsi di Indonesia dengan transaksi melalui platform e-commerce terbesar pada tahun 2022 dengan 21,9 persen.
Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta berbagai pihak untuk mengurangi penggunaan produk impor. Sebagai gantinya, masyarakat diharapkan memakai produk serupa buatan dalam negeri. Dia yakin, hal itu bisa menjadi jalan yang baik melepaskan ketergantungan dari bangsa lain. Dengan demikian, bangsa Indonesia akan lebih siap menghadapi potensi resesi.